Renungan harian Kamis, 30 Januari 2025
Bacaan: 2 Korintus 4:8-9, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Pendahuluan
Hidup ini tidak selalu berjalan mulus. Ada masa-masa sulit yang datang tanpa diduga: tantangan dalam pekerjaan, pergumulan dalam keluarga, bahkan ujian dalam iman kita kepada Tuhan. Saat menghadapi keadaan berat, sering kali kita tergoda untuk menyerah, merasa ditinggalkan, atau berpikir bahwa Tuhan tidak peduli. Namun, Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menunjukkan sikap yang luar biasa. Meskipun mengalami banyak penderitaan, ia tetap teguh dan bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Apa rahasia Paulus? Bagaimana kita bisa tetap menjadi berkat meskipun berada dalam keadaan yang berat?
1. Tekanan Hidup Tidak Membuat Kita Hancur
“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit.” (2 Korintus 4:8a)
Hidup di dunia ini penuh dengan tekanan: masalah ekonomi, tanggung jawab pekerjaan, dan berbagai tuntutan lainnya. Namun, Firman Tuhan mengatakan bahwa sekalipun kita ditindas, kita tidak akan terjepit. Ini berarti Tuhan selalu menyediakan jalan keluar bagi kita.
Contoh: Yusuf adalah contoh nyata seseorang yang mengalami tekanan besar dalam hidupnya. Ia dijual oleh saudara-saudaranya, difitnah, dan dipenjara tanpa kesalahan. Namun, ia tidak menyerah. Tuhan memakainya untuk menjadi berkat bagi keluarganya dan seluruh bangsa Mesir (Kejadian 50:20). Yusuf tetap percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar di balik semua penderitaannya.
2. Kebingungan Tidak Membuat Kita Putus Asa
“Kami habis akal, namun tidak putus asa.” (2 Korintus 4:8b)
Ada banyak situasi dalam hidup yang membuat kita bingung dan bertanya-tanya, “Tuhan, mengapa ini terjadi?” Namun, Firman Tuhan mengajarkan bahwa meskipun kita tidak selalu mengerti rencana-Nya, kita tidak boleh kehilangan pengharapan.
Contoh: Ayub adalah seorang yang saleh, tetapi ia kehilangan semua harta miliknya, anak-anaknya, dan kesehatannya. Dalam ketidakmengertiannya, ia tetap memuliakan Tuhan dan berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.” (Ayub 1:21). Pada akhirnya, Tuhan memulihkan Ayub dan memberkatinya lebih dari sebelumnya.
3. Aniaya Tidak Membuat Kita Merasa Ditelantarkan
“Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian.” (2 Korintus 4:9a)
Ketika kita mengalami penolakan, fitnah, atau bahkan penganiayaan karena iman kita, kita harus ingat bahwa Tuhan selalu menyertai kita. Kita tidak pernah berjalan sendirian.
Contoh: Paulus dan Silas dipenjarakan karena memberitakan Injil, tetapi mereka tidak mengeluh atau putus asa. Sebaliknya, mereka memuji Tuhan dengan nyanyian. Karena iman mereka, kepala penjara dan seisi rumahnya akhirnya percaya kepada Yesus (Kisah Para Rasul 16:25-34). Ini menunjukkan bahwa meskipun kita mengalami penderitaan, kita tetap bisa menjadi berkat bagi orang lain.
4. Kejatuhan Tidak Membuat Kita Binasa
“Kami dihempaskan, namun tidak binasa.” (2 Korintus 4:9b)
Kegagalan dan kejatuhan adalah bagian dari kehidupan. Namun, kejatuhan bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bangkit kembali.
Contoh: Petrus pernah jatuh dalam dosa besar—ia menyangkal Yesus tiga kali. Namun, setelah kebangkitannya, Yesus memulihkan Petrus dan menjadikannya pemimpin gereja mula-mula. Tuhan tidak melihat masa lalu kita, tetapi melihat bagaimana kita bangkit dan berjalan bersama-Nya kembali.
Bagaimana Kita Bisa Tetap Menjadi Berkat di Tengah Keadaan Berat?
1. Tetaplah Fokus pada Tuhan. Ketika hidup terasa berat, jangan fokus pada masalah, tetapi arahkan pandangan kepada Tuhan. Ia berjanji tidak akan meninggalkan kita (Ibrani 13:5).
2. Berbuat Baik dalam Kesulitan. Jangan biarkan kesulitan membuat kita menjadi pribadi yang pahit. Sebaliknya, tetaplah melakukan kebaikan. Seperti Paulus dan Silas yang tetap bersaksi meskipun dalam penjara.
3. Berharap pada Janji Tuhan. Roma 8:28 mengingatkan kita bahwa Tuhan bisa memakai segala sesuatu, termasuk penderitaan, untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya.
Kesulitan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, melalui kesulitan, Tuhan membentuk kita dan memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Mari kita belajar dari Rasul Paulus yang tetap berpegang teguh pada iman, meskipun menghadapi banyak penderitaan.
Hikmat Hari Ini:
“Ketika kita percaya bahwa Tuhan selalu menyertai kita, maka tidak ada keadaan yang terlalu berat untuk dihadapi.”
Tuhan Yesus Memberkati
CM
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami. Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkanKirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan