MENJADI VERSI TERBAIK DIRIMU SENDIRI

Renungan Harian Youth, Senin 20 Januari 2024
Tentu dalam kehidupan ini kita sebagai setiap individu memiliki keinginan dan tujuan untuk menjadi lebih baik bukan setiap harinya? Hal ini sangat manusiawi karena pada dasarnya kita sebagai manusia adalah makhluk yang terus berkembang dan ingin menempatkan diri kita menjadi versi terbaik kita. Menjadi versi terbaik dari diri sendiri ini berarti kita harus mempersiapkan lebih baik dalam segala aspek yaitu baik dari segi mental, fisik dan spiritual.
Ndak perlu lihat kelebihan kekurangan orang lain; tetapi perhatikan saja dirimu sendiri; focus dan kemudian temukan hal-hal yang perlu kamu perbaiki dan yang perlu dikkembangkan; karena menjadi versi terbaik untuk diri kita butuhlah usaha dan kerja keras untuk mencapai hal tersebut. dibutuhkan niat dan konsisten terus-menerus dan pantang menyerah. Dengan memiliki prinsip tersebut maka kita tercapai hal yang dapat kita wujudkan.
Alkitab adalah dasar dari segala sesuatu yang kita kerjakan didalam dunia ini; yang didalamnya juga mencatat tentang pandangan Allah terhadap kita; tentu Allah memiliki spek atau penilaian tersendiri pada manusia
Efesus 1:4, Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Bagaimana Allah memilih kita? Efesus 1:5-6 menuliskan, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia yang dikaruniakan-Nya kepa-da kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya.” Sangat jelas, Allah memilih kita berdasarkan kasih karunia. Dalam kebebasan-Nya, Allah bisa membiarkan kita tetap berdosa. Allah bisa bebas untuk membuang dan membiarkan hidup kita tetap dalam kondisi kotor dan tercemar. Namun, Allah justru melakukan yang sebaliknya. Dia memilih kita yang berdosa melalui kekayaan kasih karunia-Nya. Itulah bukti kasih Allah bagi kita.
Dia memilih kita bukan karena kita berada dalam kualitas terbaik, justru Allah memilih kita dalam keadaan terburuk, yaitu ketika masih berdosa (Rm. 5:8).
Tuhan itu gak pernah salah pilih; kitalah yang sering salah ambil Keputusan
Namun, Dia tidak membiarkan kita hidup dengan seadanya kita. Tujuan Allah memilih kita
adalah agar kita kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Artinya, Allah memilih kita secara personal agar kita dipisahkan dari dosa dan dikhususkan bagi-Nya. Inilah yang disebut bahwa kasih karunia Allah berlaku atas kita dan kepada setiap kita ada kabar baik untuk kita, bahwa:
- Allah memang memilih kita apa adanya (dalam kondisi yang berdosa).
Dia memilih kita bukan karena kita berada dalam kualitas terbaik, justru Allah memilih kita dalam keadaan terburuk, yaitu ketika masih berdosa (Rm. 5:8). pilihan atas hidup kita merupakan kedaulatan Allah, bukan berdasarkan kriteria (gagah, kuat, terampil, pandai, kaya dll.) yang kita miliki yang dapat menguntungkan pemilihnya namun pilihan Allah justru menguntungkan kita yang dipilih-Nya. - Allah memilih seseorang yang Ia sukai
Alkitab juga memberi contoh tentang pemilihan yaitu: ketika Saul ditolak sebagai raja oleh TUHAN karena ketidaktaatan, Samuel diperintahkan untuk pergi mengurapi calon raja Israel pengganti Saul. Dengan alasan mempersembahkan kurban kepada TUHAN, Samuel datang ke kota Betlehem dan mengundang Isai beserta anak-anaknya ikut upacara pengurbanan itu. Ketika mereka datang, Samuel melihat Eliab yang berperawakan tinggi dan berpikir Eliab merupakan orang yang dipilih TUHAN tetapi firman-Nya, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata tetapi Tuhan melihat hati.” Abinadab dan Syama juga tidak dipilih TUHAN hingga ketujuh anak Isai lewat di depan Samuel, semuanya tidak dipilih oleh-Nya. Akhirnya Isai memanggil anak bungsunya, Daud yang sedang menggembalakan kambing domba. Daud kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman kepada Samuel, “Bangkitlah, urapilah dia sebab inilah dia.” (1 Sam. 16:6-12)
Pandangan orang lain bisa saja keliru tentang kita, tetapi beda dengan pandangan Allah kepada dirimu… dia punya cara sendiri dalam memanang hidup kita.
Secara definitif (status) kita adalah orang yang kudus karena telah dikuduskan melalui karya Kristus.
Rekan-rekan youth, Bagian kita adalah menjalani proses pengudusan secara progresif selama kita hidup. Allah terus membersihkan diri kita dari berbagai dosa dan membentuk kita semakin sempurna dan tidak bercacat di hadapan-Nya.
Allah telah membuktikan kasih-Nya dengan tidak membuang kita dan tetap memilih kita. Sekarang waktunya membuktikan kasih kita kepada Allah dengan menjadi versi terbaik
diri kita di hadapan-Nya.
Jagalah kekudusan hidup dan hiduplah menjadi anak-anak Tuhan yang mencerminkan karakter Kristus di dalam diri kita.
Menjadi versi terbaik dari diri sendiri bukanlah tentang menjadi sempurna atau membandingkan diri dengan orang lain. Ini adalah proses terus-menerus untuk tumbuh, belajar, dan meningkatkan diri secara konsisten.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
EYC18012025-YDK