Renungan Harian Jumat, 05 September 2025
MELAYANI bukan sebagai BEBAN yang menekan,
NAMUN menjadi KEGAIRAHAN dalam melakukannya.
Dunia mendefinisikan pelayanan sekadar membantu orang lain, tetapi Alkitab memaknainya jauh lebih dalam: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23).
“For me faith is personal but the implications are social — as personal and social responsibility are at the heart of Christian message.” – Scott Morrison.
Yesus sendiri datang ke dunia “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28). Dalam bahasa Yunani, kata melayani (diakoneo) berarti “to be a servant”—memberikan diri untuk menolong orang lain. Dengan demikian, melayani adalah panggilan hidup setiap orang percaya.
Apa itu Melayani?
1. Melayani adalah Memberi Diri Menjadi Berkat bagi Orang Lain.
Pelayanan bukan hanya di gereja, tetapi di mana saja ketika kita memberi diri bagi sesama: menolong, mengunjungi yang sakit, peduli pada yang kekurangan. Yesus berkata: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Berarti dari ayat ini kita memahami bahwa melayani adalah memberikan diri untuk menjadi berkat bagi orang lain.
2. Melayani adalah Anugerah Allah.
Kita yang tidak layak justru dipercayakan untuk menjadi alat-Nya. “Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan” (1 Petrus 4:11). Maka melayani adalah hak istimewa, bukan kewajiban berat.
Bagaimana kita meresponi anugerah Allah? Lakukan yang terbaik dalam melayani Tuhan, sebab melayani adalah anugerah Allah. Selama masih hidup, berarti itu anugerah untuk kita melayani.
3. Melayani adalah Ungkapan Cinta kepada Tuhan.
Yesus berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Salah satu perintah itu adalah melayani (Yohanes 15:16). Artinya, kasih kepada Kristus harus nyata dalam tindakan pelayanan, apapun situasi hidup kita.
Melayani adalah perintah Tuhan, dan jika kita mengasihi Tuhan berarti harus melakukan perintah Tuhan, dan salah satunya adalah melayani. Kita jadikan pelayanan menjadi keharusan dalam hidup kita. Apapun masalah kita dan kondisi kita, jangan pernah berhenti melayani.
Mengapa Orang Percaya Harus Melayani?
Pertama, karena kita diciptakan untuk kemuliaan Allah (Yesaya 43:6-7). Tujuan hidup orang percaya adalah mencerminkan kemuliaan Tuhan, salah satunya lewat pelayanan.
Kedua, karena Kristus memberi teladan sebagai Hamba. Ia berkata: “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan” (Lukas 22:27). Semakin kita melayani, semakin kita serupa dengan Kristus.
Ketiga, karena pelayanan bernilai kekal. Segala sesuatu di dunia ini fana, tetapi pelayanan bagi Kristus memiliki nilai yang kekal . 2 Petrus 3:10 berkata: “Hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”
Dalam segala hal kita harus ingat akan perkara yang bersifat kekal. C.S. Lewis pernah menyatakan: “Semua yang tidak kekal selamanya, itu usang.”
Howard Hendricks pernah mengatakan: “Jika seorang tidak mempunyai pandangan mengenai kekekalan, ia akan lebih memperhatikan apa yang diperbuat orang lain untuk dirinya, daripada apa yang diperbuatnya sendiri untuk Kristus.”
Pelayanan Akan Diuji
Paulus menggunakan kata “phaneros” yang berarti dikenali dengan jelas, untuk menggambarkan bagaimana segala sesuatu akan terlihat nyata — bukan hanya apa yang kita lakukan, tetapi juga motivasi dan sikap hati kita dalam melayani.
Motivasi dan hati yang tulus adalah hal yang sangat penting. Melayani yang dilakukan dengan niat yang murni untuk kemuliaan Tuhan akan bertahan dalam pengujian. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, atau dengan bahan-bahan yang tidak layak, akan hancur dan hilang.
Upah Bagi Pekerja yang Setia
Paulus menegaskan: “Jika pekerjaan seseorang yang dibangunnya bertahan, ia akan menerima upahnya” (1 Korintus 3:14). Setiap pengorbanan, tenaga, dan pelayanan kita tidak pernah sia-sia jika dilakukan dengan tulus bagi Kristus.
Saudara yang terkasih, kemerdekaan sejati dalam Kristus bukan hanya bebas dari dosa, tetapi juga bebas untuk melayani. Melayani berarti memberi diri menjadi berkat, meresponi anugerah Allah, dan mengungkapkan kasih kita kepada Kristus. Kita dipanggil bukan sekadar melakukan pekerjaan rohani, tetapi menjadikan pelayanan sebagai gaya hidup. Maka, marilah kita melayani dengan hati yang merdeka—penuh kasih, sukacita, dan kesetiaan—sebab pelayanan yang sejati akan bertahan sampai kekekalan dan mendatangkan kemuliaan bagi Allah.
🙏 Doa Penutup
Bapa di surga, terima kasih untuk anugerah-Mu yang besar sehingga kami boleh mengalami kemerdekaan di dalam Kristus. Ajar kami untuk menggunakan kemerdekaan ini bukan bagi kepentingan diri sendiri, tetapi untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Jadikan hati kami tulus, tangan kami rela bekerja, dan hidup kami dipenuhi kasih yang memuliakan nama-Mu. Tolonglah kami agar tetap setia melayani, baik dalam hal kecil maupun besar, dengan sukacita dan kegairahan, sebab kami tahu pelayanan kami tidak akan sia-sia di dalam Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
💡 Hikmat Hari Ini
Kemerdekaan sejati di dalam Kristus bukanlah kebebasan untuk hidup bagi diri sendiri, melainkan kebebasan untuk melayani dengan kasih.
Tuhan Yesus memberkati
Budi Wahono
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

 
				 
    
					    