PANGGILAN UNTUK BERKARYA

Renungan Harian Youth, Rabu 01 Februari 2023
1 Samuel 3:8, Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa TUHANlah yang memanggil anak itu.
Panggilan Tuhan tidak dibatasi pada hamba Tuhan semata. Setiap orang Kristen mendapatkan panggilannya masing-masing dari Tuhan. Panggilan seseorang bisa menjadi wirausaha, guru, pemusik, pilot, dan lain-lain. Memahami di mana seseorang dipanggil akan menolongnya menjadi efektif dalam berkarya.
Tuhan bisa bekerja dengan berbagai cara untuk memperkenalkan panggilan seseorang.
Perikop hari ini menceritakan bagaimana Tuhan memanggil Samuel. Ia dipanggil saat bangsa Israel sedang mengalami kelaparan rohani akibat firman Tuhan jarang disampaikan dan penglihatan-penglihatan pun jarang terjadi. Ini terjadi karena Allah sedang menghukum bangsa Israel atas dosa yang mereka telah perbuat.Samuel saat itu masih bertumbuh dan belum memiliki relasi intim dengan Tuhan. Ia masih belum mengenal dan mengerti Tuhan secara utuh. Allah harus memanggilnya sampai tiga kali baru ia menyadarinya. Itu pun berkat arahan dari Imam Eli. Imam Eli seorang hamba Tuhan yang gagal sebagai ayah. Ia tidak mendidik anaknya dengan baik sehingga mereka lepas kendali. Kedua anaknya, Hofni dan Pinehas, berbuat jahat di bait suci: meremehkan korban bagi Tuhan dan meniduri perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Kebejatan mereka akhirnya mendatangkan penghukuman yang setimpal. Akan tetapi, ganjilnya, Tuhan membiarkan Samuel muda berada dalam pengawasan Eli.
Pada hari ketika Tuhan berbicara untuk pertama kalinya kepada Samuel, Tuhan memakai Eli untuk memberikan penjelasan kepada Samuel yang belum berpengalaman. Samuel menurutinya, dan ia pun merespons panggilan Tuhan.
Alkitab hanya mencatat satu kejadian itu, tetapi tampaknya bisa diperkirakan bahwa Eli terus membimbing Samuel sampai Samuel dewasa. Tampaknya, Tuhan memberi kesempatan kedua bagi Eli. Meskipun ia gagal membimbing anaknya sendiri, ia dipercaya untuk membimbing Samuel menjadi nabi bagi Israel. Dan pada titik itulah Tuhan bertindak. Dia menyiapkan Samuel menjadi pemimpin bangsa.
Dalam memanggil seseorang Tuhan bisa memakai orang lain yang dekat dengannya untuk meyakinkan panggilannya.
Dan malam itu nama itu berkumandang di telinga Samuel—”Samuel, Samuel!” Tidak cuma sekali. Hingga tiga kali. Samuel mengira itu adalah suara gurunya, sehingga dia bolak-balik menghadap Eli. Dan akhirnya Eli pun menyadari bahwa itu adalah suara Tuhan. Apa makna dari semua ini?
Pertama, Allah, Sang Pencipta, adalah Pribadi yang mengenal ciptaan-Nya. Dia memahami karakter dan keunikan setiap manusia. Sekali lagi, karena Dialah yang telah menciptakan manusia. Dia jugalah yang telah menciptakan Samuel. Tuhan merancangkan hidup Samuel, bahkan sebelum dia lahir.
Kedua, Allah adalah Pribadi yang menyapa. Allah ingin berkomunikasi dengan manusia. Kisah Samuel Muda memperlihatkan bagaimana dalam setiap zaman, Allah ingin ngobrol dengan manusia. Dia ingin berkomunikasi dengan manusia. Dan Allah ingin manusia menanggapi panggilan itu sebaik mungkin. Imam Eli meninggalkan pesan yang baik, tidak hanya untuk Samuel, tetapi juga manusia pada segala abad, ”Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Nasihat Imam Eli sungguh logis. Jika Allah ingin berkomunikasi dengan kita, maka hal terwajar yang perlu kita lakukan ialah mendengar suara-Nya.
”Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Kalimat ini mensyaratkan adanya kesiapan manusia untuk mendengar suara Tuhan. Kalimat ini juga menyiratkan bahwa manusia menyadari apa yang hendak dikatakan merupakan sesuatu yang penting. Karena itulah, kita menyediakan diri untuk mendengarkan suara-Nya.
Di dalam panggilannya, Samuel menerima sebuah berita yang tak mengenakkan mengenai apa yang akan terjadi pada keluarga Imam Eli. Tak bisa dipungkiri, Samuel mengasihi Imam Eli dan mungkin sudah menganggapnya seperti ayah sendiri karena sejak kecil diasuh olehnya. Tentu bukanlah hal mudah menyampaikan penglihatannya kepada Eli. Namun, inilah tugas seorang nabi. Seorang nabi bertugas menyampaikan pesan Allah kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang dikasihinya. Dalam melakukan panggilannya, seseorang harus punya prinsip lebih taat kepada Allah daripada menuruti manusia.
Panggilan Tuhan adalah sebuah anugerah.
Rekan-rekan youth, saat kita dipanggil, kita tidak lebih hebat dari orang lain yang sudah lebih dulu dipanggil dan dipakai Tuhan. Panggilan adalah kemurahan Tuhan semata, kita hanya perlu mengerjakan panggilan dengan penuh tanggung jawab. Panggilan diberikan Tuhan bukan hanya kepada Samuel saja, melainkan juga kepada Anda. Anda tentu juga dipanggil dengan panggilan dan tugas khusus.
Panggilan Anda tidak selalu menjadi hamba Tuhan full time, tetapi bisa juga panggilan di dunia marketplace. Mari berkaryalah bagi kemuliaan Tuhan sesuai tugas panggilan yang telah Tuhan titipkan bagi Anda.
Temukan kehendak Tuhan bagimu di masa mudamu, pastikan bahwa passionmu juga adalah satu cara Tuhan membentuk seorang yang hebat seperti kalian yang berdampak bagi kerajaan Allah.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
RM – YDK