Renungan harian, Sabtu 26 Agustus 2023
Bacaan: Ibrani 6: 13-20
Nats: Ibrani 6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Sejak lahir William Cutts tumbuh menjadi seorang anak mirip monster, diusia sebelas tahun telah belajar berjalan. Ia baru belajar merangkak seperti anjing. Kepala bagian kanan agak besar, matanya yang kanan rusak berat, tidak mungkin bisa melihat. Bahunya miring. Menjelang remaja, jalannya miring seperti tiang hampir roboh. Dan kata dokter, otaknya tak akan sanggup berkembang alias tidak mungkin bisa belajar seperti manusia normal.
Sudut pandang dokter rupanya beda dengan kedua orang tuanya, mereka melihat harapan. Orangtuanya terus membesarkannya dengan penuh kasih sayang. “Kelak anakku akan dipakai Tuhan secara luar biasa, sebab aku yakin harapan itu ada”, demikian doa kedua orangtuanya, setiap kali melihat William Cutts yang selalu kesulitan dengan menyelaraskan jalannya dengan bahunya. Tuhanpun mewujudkan harapan anak-anakNya.
Tepat pada waktuNya, William Cutts bersimpuh di kaki- Nya, satu ayat yang dipegangnya yang menjadi dasar panggilannya, “Justru di dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna“, II Korintus 12: 9. Inilah sumber pengharapan baginya. Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan orang yang berharap kepada-Nya. Tuhan pun membuktikan janjiNya.
Setelah menyelesaikan sarjananya di sekolah theologia, ia menjadi utusan misi ke Irian Jaya, Indonesia (sekarang Papua). Tuhan meneguhkan janjiNya, dalam kelemahan kuasa-Nyata nyata. Tiap langkah pelayanan William Cutts, Tuhan meneguhkan dengan mujizat-Nya. Semua ini diawali dengan orang yang melihat harapan dan mempercayai harapan di dalam Yesus itu pasti ada dan tidak pernah sia-sia.
William Cutts telah menyaksikan apa makna hidup di dalam pengharapan yang pasti di dalam Kristus!
PENGHARAPAN ADALAH DAYA KEKUATAN YANG MEMAMPUKAN KITA UNTUK TERUS BERGERAK MAJU, UNTUK TERUS HIDUP, UNTUK TERUS MELIHAT MASA DEPAN, DAN BERTAHAN DALAM SEGALA SITUASI.
TANPA PENGHARAPAN TIDAK ADA KEHIDUPAN, SEBAB ITU SELAMA ADA PENGHARAPAN, SELAMA ITULAH ADA KEHIDUPAN.
PENULIS SURAT IBRANI MENGAMBIL CONTOH ABRAHAM ADALAH PRIBADI YANG SUDAH MENERIMA JANJI-JANJI ALLAH. BELAJAR DARI ABRAHAM YANG HARUS MENUNGGU WAKTU YANG SANGAT LAMA UNTUK MENDAPATKAN KETURUNAN DAN AHLI WARIS YAITU ISHAK.
YANG PATUT KITA TELADANI DARI ABRAHAM ADALAH KESABARANNYA MENANTI DAN MENTAATI JANJI ALLAH DENGAN SEPENUH HATI. IA PERCAYA KEPASTIAN DAN JAMINAN JANJI ALLAH PASTI DIGENAPI.
ALLAH YANG DIKENALNYA SECARA PRIBADI PASTI AKAN MENEPATINYA DAN KALAU ALLAH YANG BERJANJI IA TIDAK AKAN PERNAH MENGINGKARINYA.
WALAU SEBAGIAN JANJI ALLAH KEPADA ABRAHAM SEBAGIAN BELUM DIALAMI LANGSUNG, NAMUN ABRAHAM MEMILIH TETAP PERCAYA BAHWA SUATU KETIKA JANJI ITU AKAN TERWUJUD TERGENAPI PADA WAKTU YANG DITENTUKAN ALLAH.
KESETIAAN, KETEKUNAN, KESERIUSAN DAN KESABARAN SANGAT DIPERLUKAN DALAM MENANTI JANJI ALLAH.
KARENA ITU HANYA MEREKA YANG TETAP MEMILIKI PENGHARAPAN AKAN DIMAMPUKAN MELIHAT DAN MENGALAMI HAL-HAL TERSEBUT MELAMPAU KENYATAAN YANG ADA.
PENGHARAPAN ITU ADALAH SAUH YG KUAT DAN AMAN BAGI JIWA KITA. JANGKAR YANG KUKUH YANG MEMBUAT KAPAL TIDAK TERHANYUT OLEH ARUS LAUT.
KITA PERCAYA BAHWA IMAN DAN PENGHARAPAN BEKERJA BERSAMAAN, DAN KASIH MELENGKAPINYA KARENA IMAN KEPADA KRISTUS MENIMBULKAN PENGHARAPAN HADIRNYA ANUGERAH ALLAH.
KARENA ITU SANDARKANLAH DIRI KITA KEPADA ALLAH, MAKA DIA TIDAK AKAN MENGECEWAKAN KITA
ROMA 5 : 5 …. DAN PENGHARAPAN TIDAK MENGECEWAKAN KARENA KASIH ALLAH TELAH DICURAHKAN DI DALAM HATI KITA OLEH ROH KUDUS YG TELAH DIKARUNIAKAN KEPADA KITA.
TUHAN MEMBERKATI..
EW