REAL FAITH, REAL ACTION

Renungan Harian Youth, Senin 08 September 2025
📖 Yakobus 1:22 – “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
Surat Yakobus sering disebut sebagai kitab yang praktis dalam Perjanjian Baru. Penulisnya, Yakobus, saudara Yesus, menuliskannya kepada 12 suku di perantauan. Pesannya sederhana namun sangat dalam: iman yang sejati harus disertai perbuatan yang nyata. Bagi Yakobus, kehidupan Kristen bukan hanya teori, bukan pula sekadar hafalan ayat, tetapi sesuatu yang harus tampak, teruji, dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Iman yang Nyata Bukan Sekadar Kata
Yakobus dengan tegas berkata, “Jangan hanya menjadi pendengar, tetapi jadilah pelaku Firman.” Artinya, iman bukan hanya berhenti di telinga, tetapi harus berlanjut pada tindakan. Jika hanya mendengar tanpa melakukannya, kita sedang menipu diri sendiri—seolah-olah kita hidup rohani padahal tidak ada buah nyata yang terlihat.
Iman sejati bukanlah iman yang pasif. Iman yang menyelamatkan selalu mendorong tindakan nyata: mengasihi, menolong, mengampuni, memberi, dan taat kepada firman Tuhan. Seperti pepatah, “Talk is cheap”, iman tanpa perbuatan adalah kosong.
T.A.A.T – Mendengar dan Melakukan
Dalam bahasa Ibrani, kata “Shema” artinya dengar atau dengarkan. Tapi maknanya lebih dari sekadar mendengar dengan telinga. Shema berarti mendengar secara aktif:
- Menerima informasi → membuka hati pada firman Tuhan.
- Menyambut & memperhatikan → serius mendengarkan, bukan hanya sekadar lewat.
- Menanggapi → memikirkan dan merenungkannya dalam hati.
- Melaksanakan → menghidupi firman dalam tindakan nyata.
Inilah yang dimaksud Yakobus: mendengar firman berarti taat sepenuhnya, bukan setengah-setengah.
Berkat dari Menjadi Pelaku Firman
Yakobus 1:25 menambahkan bahwa orang yang sungguh-sungguh meneliti firman Tuhan dan melakukannya akan berbahagia oleh perbuatannya. Kata berbahagia di sini artinya blessed—diberkati, penuh sukacita, dan mengalami kemerdekaan sejati.
Taat pada firman bukan membuat kita terikat, tetapi justru memerdekakan. Firman Tuhan membimbing kita supaya tidak tersesat, menjaga langkah supaya tidak jatuh dalam dosa, dan memberikan kekuatan untuk menjalani hidup yang penuh arti.
Sebagai remaja dan pemuda, kita hidup di zaman di mana informasi rohani sangat mudah didapat—dari khotbah online, renungan singkat, hingga media sosial. Tapi tantangannya adalah: apakah kita hanya mendengar, atau sungguh-sungguh melakukannya?
Sebagai orang percaya, kita perlu jujur menanyakan kepada diri kita: apakah selama ini kita hanya puas menjadi pendengar firman tanpa sungguh-sungguh melakukannya? Sering kali kita merasa cukup hanya dengan hadir di ibadah, membaca Alkitab, atau mendengar khotbah, tetapi lupa bahwa firman itu menuntun kita untuk hidup dalam ketaatan nyata. Kita juga perlu merenungkan dalam hal apa saja kita masih lemah dan perlu belajar lebih sungguh-sungguh melakukan firman—apakah dalam mengasihi sesama, mengampuni, menjaga perkataan, atau tetap hidup kudus. Pada akhirnya, kehidupan kita seharusnya menjadi cermin Kristus yang dapat dilihat orang lain. Tindakan nyata kita sehari-hari—baik di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, maupun pergaulan—adalah kesaksian hidup yang menunjukkan siapa Kristus di dalam kita. Dengan begitu, iman kita bukan hanya terdengar lewat kata-kata, tetapi terlihat jelas melalui perbuatan.
Real faith harus terlihat dalam real action. Iman kita dibuktikan melalui cara kita berbicara, bersikap di sekolah, kampus, rumah, bahkan di media sosial.
Sebagai orang percaya, kita perlu jujur menanyakan kepada diri kita: apakah selama ini kita hanya puas menjadi pendengar firman tanpa sungguh-sungguh melakukannya? Sering kali kita merasa cukup hanya dengan hadir di ibadah, membaca Alkitab, atau mendengar khotbah, tetapi lupa bahwa firman itu menuntun kita untuk hidup dalam ketaatan nyata. Kita juga perlu merenungkan dalam hal apa saja kita masih lemah dan perlu belajar lebih sungguh-sungguh melakukan firman—apakah dalam mengasihi sesama, mengampuni, menjaga perkataan, atau tetap hidup kudus. Pada akhirnya, kehidupan kita seharusnya menjadi cermin Kristus yang dapat dilihat orang lain.
Tindakan nyata kita sehari-hari—baik di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, maupun pergaulan—adalah kesaksian hidup yang menunjukkan siapa Kristus di dalam kita. Dengan begitu, iman kita bukan hanya terdengar lewat kata-kata, tetapi terlihat jelas melalui perbuatan.
🙏 Doa Penutup
“Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu hari ini. Engkau mengingatkan kami bahwa iman yang sejati tidak berhenti di telinga, tetapi harus nyata dalam perbuatan. Tolong kami, anak-anak-Mu, supaya bukan hanya menjadi pendengar yang baik, tetapi pelaku firman yang setia. Ajari kami untuk taat, hidup dalam kasih, dan membawa terang bagi orang lain melalui tindakan nyata kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.”
Hikmat Hari Ini
Iman yang sejati tidak berhenti di telinga, tetapi terlihat dalam tindakan nyata.
EYC 060925 – YDK
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan