SEGENGGAM KETENANGAN

Renungan Harian Youth, Rabu 03 Juli 2024
Pengkhotbah 4:6, Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.
Sebuah peribahasa dalam bahasa Inggris berbunyi demikian: seekor burung di dalam genggaman tangan sama nilainya dengan dua ekor burung di semak-semak (bird in the hand is worth two in the bush). Peribahasa ini berarti bahwa sesuatu yang sudah ada di tangan kita, meski sedikit, lebih berharga daripada yang banyak, tetapi masih dalam pengejaran. Ayat yang kita baca hari ini memiliki pemahaman yang sama.
Pada ayat sebelumnya, Raja Salomo mengecam orang-orang malas. Di ayat ini, ia sebaliknya mengecam mereka yang terlalu berjuang mendapatkan sesuatu yang besar, sampai-sampai tidak dapat menikmati yang sudah dimiliki, meski jumlahnya tidak banyak. Bagi Salomo, yang mereka lakukan adalah usaha menjaring angin. Pesan yang sama juga Salomo sampaikan di Pengkhotbah 6:9, “Lebih baik melihat daripada menuruti nafsu.” Maksudnya adalah lebih baik menikmati dan mensyukuri apa yang terlihat saat ini, daripada mengejar ambisi yang tidak tahu kemana akan bermuara.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari Pengkhotbah 4:6 berbunyi, “Mungkin itu benar, tetapi lebih baik harta sedikit disertai ketenangan hati daripada bekerja keras menggunakan dua tangan dan mengejar angin.” Terjemahan ini membuat kita lebih memahami hal yang hendak disampaikan oleh Pengkhotbah tentang hidup. Hidup ditentukan oleh sikap hati dalam melihat segala sesuatu; segalanya akan baik, ketika kita bisa merespons dengan hati yang baik.
Stephen R. Covey dalam Seven Habits mengatakan, “Banyak orang disakiti bukan oleh perbuatan orang lain, tetapi disakiti oleh responsnya sendiri.”
Ketenangan adalah sikap hati yang penting harus dimiliki, terutama berjalan dengan Tuhan ada rasa tenang yang diberikan.
Dalam hidup ini kita menghadapi begitu banyak masalah. Bagaimana kita menyikapinya akan sangatlah menentukan seperti apa hasilnya kelak. Kepanikan akan membuat kita terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bahkan membuat kita tidak bisa berpikir jernih. Akibatnya bukan berkurang, tetapi masalah malah akan bertambah. Sebaliknya ketenangan akan sangat membantu kita dalam bisa menyelesaikan masalah. Kita bisa berpikir dengan baik sambil terus berusaha mendengar apa kata Tuhan. Kekuatiran, stress, rasa takut akan sesuatu, kalut atau panik akibat dera masalah siap merampas sukacita dari hidup kita dan membuat kita hidup tanpa kedamaian dan ketenangan.
Tuhan Yesus semasa pelayanan-Nya mungkin adalah orang tersibuk di dunia. Dia mengajar dan melakukan mukjizat, pergi dari satu tempat ke tempat lain, mengusir setan, dan sebagainya. Meski demikian, Dia tetap memiliki waktu tenang (Mat. 14:13; Mrk. 6:30- 32; Luk. 5:16; 6:12-13; 22:39-44).
Hanya dalam Tuhan jiwa akan mendapat ketenangan. Setiap ada pergumulan hal yang utamakan haruslah mencari Tuhan.
Rekan-rekan youth, Merespons dengan hati yang benar, penting dilakukan dan berguna menumbuhkan kedewasaan kita. Hati yang tenang diperlukan untuk bisa melewati persoalan-persoalan dalam hidup ini. Hati yang tenang tentunya bukanlah hati yang pasif.
Hati yang tenang justru adalah hati yang aktif; hati yang dipenuhi ucapan syukur, berdoa, percaya, semangat dan mengerjakan segala hal baik lainnya.
Pilihan untuk memanjakan stres atau menolaknya bukan tergantung dari situasi yang kita hadapi melainkan tergantung atas keputusan dan reaksi kita dalam menyikapinya. Amsal berkata “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” (Amsal 23:7). Dalam versi King James dikatakan: “For as he thinketh in his heart, so is he.” Apa yang kita pikirkan, itulah yang terjadi. Kalau kita berpikir positif dengan tenang, maka hasil positif pula yang kita peroleh. Sebaliknya jika kita terus ketakutan dan berpikir negatif, maka seperti itu pula hasil akhirnya. Jika kita memilih untuk mau disiksa oleh masalah, maka masalah akan menelan kita dengan segera. Tapi jika kita memilih untuk menyerahkan segala perkara kepada Tuhan, Dia sanggup mengulurkan tanganNya yang tidak pernah kurang panjang, untuk melepaskan kita.
Tuhan sanggup memberi kita kekuatan, memulihkan kita, menyegarkan dan memberikan ketenangan pada jiwa kita.
Rekan-rekan youth, Pada akhirnya, menurut Salomo: alangkah lebih baiknya memilih ketenangan daripada berupaya keras meraup segala sesuatu dengan rakus supaya kita merasa cukup dalam hal-hal yang memang menjadi milik kita. Karena yang menjadi bagian kita akan selalu tersedia bagi kita. Inilah yang Yesus katakan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” (Mrk. 8:36).
Tuhan Yesus Memberkati
RM – NDK