Elohim Ministry umum “Seseorang yang Berkenan di Hati Allah”

“Seseorang yang Berkenan di Hati Allah”



Renungan Harian Senin, 20 Oktober 2025

📖 1 Samuel 13:13–14

Sebuah Tragedi dalam Kehidupan Saul

Firman Tuhan dalam 1 Samuel 13:13–14 mencatat salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah rohani bangsa Israel: “Kata Samuel kepada Saul: ‘Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu… Sekarang kerajaanmu tidak akan tetap; TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya.’”

Ini adalah tragedi rohani Saul — seorang yang semula dipilih Tuhan, tetapi kehilangan perkenanan-Nya karena ketidaktaatan. Rencana indah Tuhan untuk Saul gagal bukan karena kekurangan Tuhan, melainkan karena ketidaksetiaan manusia. Namun dari tragedi itu muncul seseorang yang justru dikenal sebagai “seorang yang berkenan di hati Allah” — yaitu Daud. Melalui kehidupannya, kita belajar bagaimana memiliki hati yang menyenangkan hati Tuhan.

MENGAPA DAUD BERKENAN DI HATI ALLAH?

1️. Selalu Berkonsultasi kepada Tuhan

📖 1 Samuel 23:9–13a; 30:8–9a Daud memiliki kebiasaan hidup yang indah — ia selalu bertanya kepada Tuhan sebelum bertindak. Di setiap keputusan penting, Daud tidak mengandalkan nalarnya sendiri. Ia datang kepada Tuhan dan berkata: “Ya TUHAN, haruskah aku maju? Akan dapatkah aku menyusul mereka?” Dan Tuhan menjawab: “Kejarlah, sebab engkau pasti akan menyusul dan melepaskan para tawanan itu.”

Daud tahu bahwa Tuhan Maha Tahu. Karena itu, tempat terbaik untuk mencari arah hidup adalah di hadapan-Nya. Sebaliknya, Saul jarang bertanya kepada Tuhan — ia lebih sering mengandalkan pikirannya sendiri.

Pelajaran bagi kita:

  • Orang yang percaya bahwa Tuhan Maha Tahu akan berdoa sebelum bertindak.
  • Berkonsultasi dengan Tuhan bukan tanda kelemahan, tetapi tanda kerendahan hati dan iman.

 “Berdoalah sebelum bertindak, maka langkahmu akan dituntun oleh yang Maha Tahu.”

2️. Tak Sempurna, Tetapi Lembut Hatinya

📖 Mazmur 51 Daud bukan manusia sempurna. Ia pernah jatuh dalam dosa berat — berzinah dengan Batsyeba dan membunuh suaminya. Namun yang membuatnya berbeda adalah respons hatinya. Saat Nabi Natan menegur, Daud tidak menyangkal, tidak membela diri. Ia langsung tersungkur dan berkata: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu… sebab aku sadar akan pelanggaranku.” (Mazmur 51:3–4)

Daud mengakui dosanya dengan jujur dan merendahkan diri di hadapan Allah.
Ia tahu bahwa Tuhan maha pengasih dan penyayang, dan bahwa pengampunan hanya ditemukan ketika kita datang dengan hati yang hancur.

Pelajaran bagi kita:

  • Tuhan tidak mencari kesempurnaan, tetapi hati yang lembut dan mau diajar.
  • Ketika kita jatuh, yang terpenting bukan bagaimana kita jatuh, tetapi bagaimana kita bangun dan kembali kepada Tuhan.

“Hati yang cepat bertobat adalah hati yang berkenan di hadapan Allah.”

3. Tidak Terus Stres Walau Selalu Dipres

📖 Mazmur 3:1–7 Hidup Daud penuh tekanan: dikejar Saul, difitnah, bahkan dikhianati oleh anaknya, Absalom. Namun Daud tidak dikuasai oleh stres — ia justru menemukan damai di tengah badai: “Tetapi Engkaulah, TUHAN, perisai yang melindungi aku, kemuliaanku, dan yang mengangkat kepalaku.” (Mazmur 3:4)

Ketika ia mengalihkan pandangan dari masalah kepada Tuhan, hatinya kembali tenang.
Daud tahu bahwa kekuatannya bukan berasal dari situasi, tetapi dari hadirat Allah yang menopangnya.

Pelajaran bagi kita:

  • Lihatlah Tuhan lebih besar dari persoalanmu.
  • Fokus pada Tuhan akan memberi damai di tengah tekanan.

“Ketenangan datang ketika pandangan kita beralih dari masalah menuju kepada Allah.”

4️Mengutamakan Suksesnya Kerajaan Allah

📖 2 Samuel 7. Ketika Daud tinggal di istana megah, ia tergerak membangun rumah bagi Tuhan — Bait Allah.Namun Tuhan berkata bahwa Daud tidak boleh membangunnya karena tangannya berlumuran darah. Menariknya, Daud tidak kecewa. Ia tidak berkata, “Mengapa bukan aku, Tuhan?”
Sebaliknya, ia berkata dalam hatinya: “Kalau bukan aku, biarlah anakku yang melakukannya.”

Daud tetap mempersiapkan segala bahan terbaik untuk pembangunan Bait Allah, walau tahu namanya tidak akan dikenang. Ia tidak mencari kemuliaan diri, tetapi kemuliaan Allah semata.

Pelajaran bagi kita:

  • Orang yang berkenan di hati Allah tidak berfokus pada “siapa yang dipakai,” tetapi “tujuan siapa yang dimuliakan.”
  • Daud memahami bahwa hidupnya adalah untuk memajukan kerajaan Allah, bukan kerajaan pribadi.

“Hidup yang berkenan di hati Allah adalah hidup yang memuliakan Allah lebih dari diri sendiri.”

Menjadi seorang yang berkenan di hati Allah bukanlah tentang jabatan, kedudukan, atau kehebatan manusia, melainkan tentang kualitas hati yang menyadari siapa Allah sesungguhnya. Daud dikenal berkenan di hati Allah karena ia memiliki empat sikap utama: ia selalu berkonsultasi kepada Tuhan, mengakui bahwa Allah Maha Tahu; ia lembut hati dan cepat bertobat, karena tahu Allah Maha Pengasih; ia tidak terus-menerus stres meski hidupnya dipress, sebab ia percaya Allah Maha Kuasa; dan ia mengutamakan kerajaan Allah, karena sadar bahwa Allah Maha Mulia.
Inilah hati yang Tuhan cari — hati yang taat, lembut, percaya penuh, dan memuliakan-Nya di atas segala hal. Kiranya kita pun meneladani Daud, sehingga setiap langkah hidup kita menyenangkan hati Tuhan dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

💎 Hikmat Hari Ini

“Hati yang berkenan di hadapan Allah bukan hati yang sempurna, melainkan hati yang mau tunduk, mau diajar, dan mau terus dibentuk oleh Tuhan.”

Rangkuman Kotbah
Pdt. Gatut Budiono

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800

Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

1 thought on ““Seseorang yang Berkenan di Hati Allah””

  1. aminn, puji Tuhan sangat meneguhkan dan menguatkan iman😇
    terimakasih renungannya Tuhan Yesus memberkati😇🙏

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *