Siapakah Engkau, Gunung yang Besar

January 30, 2023 0 Comments

Renungan Harian Senin, 30 Januari 2023

Ayat Bacaan: Zakaria 4:6-10

                Judul kalimat daripada khotbah ini adalah kalimat yang ditulis dalam kitab Zakaria. Kitab Zakaria salah satu kitab yang ditulis pada zaman pembuangan. Ada 3 orang yang nabi yang dikenal sebagai nabi-nabi yang melayani di masa paskah atau sesudah pembuangan, yaitu nabi Hagai, nabi Zakaria, dan nabi Maleakhi. Ayat dalam teks kitab ini adalah penglihatan kelima dalam kitab Zakaria. Di dalam kitab Zakaria ada 8 penglihatan atau visi. Dalam ayat ini Tuhan berbicara kepada Zerubabel, dia adalah seorang Gubernur dari daerah Yehuda. Pada tahun 587 SM, Yerusalem dikepung dan dihancurkan oleh seorang raja yang bernama Nebukadnezar dari negeri Babel.  Dan selama 70 tahun mereka menjadi orang buangan di Babel. Namun karena pertolongan Tuhan, melalui seorang raja yang bernama Koresh, akhirnya bangsa itu kembali. Namun saat mereka Kembali, Yehuda bukanlah kerajaan yang tersendiri, Yehuda adalah bagian dari kekuasaan yang bernama Media dan Parsi, kekuasaan yang menjatuhkan Kerajaan Babelonia yang pernah menghancurkan Yerusalem.

                Didalam masa pemerintahan Zerubabel, nabi Zakaria berkarya, menyampaikan perintah Tuhan, kehendak Tuhan, bagi orang Israel sesudah masa pembuangan di Yehuda. Dan salah satu project yang harus mereka lakukan dan selesaikan adalah membangun Bait Allah. Bagi orang-orang Yehuda membangun Bait Allah adalah perkara yang sukar, karena mereka punya keterbatasan sumber manusia, dan ini menjadi tanggungjawab Zerubabel yang harus dia emban.

                Lalu yang menjadi pertanyaannya, apakah arti Gunung Besar bagi Zerubabel? Ini adalah sebuah proyek untuk membangun Bait Allah di Yerusalem.  Sebelum Zerubabel, ada beberapa orang yang sudah kembali ke Yerusalem, dan mereka sudah mencoba untuk membangun Bait ALLAH, namun mereka gagal, dan tidak bisa tuntas. Bagi Zerubabel arti Gunung Besar adalah sebuah “Metafor”. Sebuah gambaran, semacam lambing bagi suatu proyek yang sepertinya sukar untuk dituntaskan. Dan sebelum dia ada sebuah Bait Allah yang sudah dibangun oleh Salomo, dan ditahbiskan pada tahun 957-587 SM, dan kurang lebih sekitar 300 tahun Bait Allah itu berdiri dengan megah, dihormati oleh bangsa-bangsa lain, namun Bait Allah itu telah runtuh dan harus dibangun kembali oleh Zerubabel.

                Dan seperti Zerubabel yang punya permasalahan yang besar dihadapan dia, kitapun kerap mengalami hal yang sama. Jadi gunung yang besar bukan saja metafor, atau kiasan bagi Zerubabel, namun juga menjadi kiasan bagi kehidupan kita.

Dan pada hari ini kita akan melihat bersama-sama 3 Kunci Untuk Meratakan Gunung Yang Besar itu:

JANGAN INGKARI KEBERADAAN DARI GUNUNG ITU

Ayat 7:  Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!”

Nabi Zakaria tidak menyangkal keberadaan dari gunung yang besar itu. Dan hal penting yang dapat kita pelajari dari hal ini adalah kita diminta untuk belajar menghadapi kenyataan secara realistis. Untuk itu kita tidak boleh berpura-pura kalau gunung/masalah itu tidak ada, lalu kita juga tidak boleh mengecilkan atau meremehkan gunung/masalah itu, dan kita tidak boleh membesar-besarkan gunung/masalah itu.

JANGAN TAKUT, KARENA ADA JANJI ALLAH UNTUK MERATAKAN GUNUNG

Ayat 6-7: Maka berbicaralah ia, katanya: “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam. Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!”

Didalam bagian Zerubabel diingatkan, bahwa ada gunung besar dihadapannya, tetapi dia tidak sendirian, karena ada Allah. bahkan Tuhan sendiri menjadi bahwa dengan Roh-Ku Aku akan meratakan gunung/masalah yang besar itu. Ada janji penyertaan dan pertolongan bagi Zerubabel.

“Batu Utama (Head Stone) = batu terakhir yang ditaruh di sebuah proyek pembangunan untuk menandai bahwa proyek pembangunan telah tuntas”.

Ketika didalam kehidupan kita Tuhan mengijinkan ada gunung-gunung/masalah-masalah yang besar, jangan takut, karena selalu ada penyertaan dan pertolongan Tuhan didalamnya.

“When God promises, He’s not saying, I’ll try. He means, I can and I will. James MacDonald

Ketika kita memohon pertolongan kepada Tuhan, Dia tidak akan berkata “Aku akan mencoba”, tetapi ketika kita taat kepada firmanNya, DIA bisa menolong dan Dia mau menolong.

Tuhan itu selalu setia kepada janji-janjiNya, namun Dia kerap memberi surprise/kejutan kepada kita dalam cara Dia menggenapi janjiNya didalam kehidupan kita.

JANGAN PERNAH REMEHKAN “SMALL BEGINNING” (PERMULAAN YANG SEDERHANA)

Ayat 10: Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi.

Disini kita melihat, bagaimana Tuhan berbicara melalui nabi Zakaria, dan ini menjadi hal yang penting bagi, yaitu jangan pernah menghina/meremehkan permulaan-permulaan yang sederhana, karena kita akan melihat hal-hal yang luarbiasa.

If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk, then crawl, but by all means, keep moving. (Martin Luther King Jr)

Terus maju dengan small beginning, memang permulaan itu kelihatannya sederhana, tapi unung besar atau masalah yang besar itu akan rata dihadapanmu.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Pdt. Gani Wiyono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *