Tali Sipat

Renungan Harian, Sabtu 15 Mei 2023
Nats: Amos 7: 7-9
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Kita sering kali melihat seorang tukang bangunan yang menggunakan tali benang untuk mengukur lurus tidaknya bangunan yang ia buat. Tali sipat adalah tali benang yang sering dipakai tukang bangunan untuk mendirikan sebuah tembok atau dinding, ia akan membentangkan seutas benang yang ujungnya ada pemberatnya gunanya adalah untuk memastikan apakah dinding yang dibuatnya sudah tegak lurus.
Dengan mendekatkan benang yang disebut dengan tali sipat itu ke dinding , seorang tukang bangunan akan mengetahui apakah tembok itu sudah tegak lurus atau tidak. Karena tanpa tali sipat itu sangat sulit bagi tukang bangunan untuk membuat dinding tembok yang tegak lurus.
Saudara-saudara, Tuhan menetapkan hidup kita sebagai bangunan rohani, Tuhan ingin bangunan hidup kita tegak lurus. Menurut Yesaya 28:17, . . . tali sipat itu adalah kebenaran, dan dalam Yohanes 17:17, . . . kebenaran itu adalah firman Allah.
Saudara-saudara kita harus selalu mendekatkan diri kepala kebenaran firman Tuhan sehingga kita mengerti apakah bangunan hidup, yakni hidup rohani kita ini tegak lurus atau tidak dihadapan Allah.
Di dalam nas ini, ada tiga aktor penting. Pertama, Amos. Setelah mendapat penglihatan dari Allah, Amos tak lagi berani meminta agar Allah memberikan “pengampunan”. Kekudusan Allah membuat Amos tak berani berkata-kata lagi. Aktor kedua adalah Israel. Mereka lemah, tetapi keras kepala dan gagal hidup sesuai standar kebenaran Allah. Aktor ketiga adalah Allah sendiri. Walaupun pada akhirnya Allah menjatuhkan hukuman kepada Israel, tetapi kesabaran-Nya tak terbantahkan. Dua kali Ia “menyesal” dan tidak jadi melaksanakan penghukuman-Nya. “Tali sipat” menjadi simbol bahwa Allah menghukum Israel secara adil, berdasarkan standar kebenaran-Nya.
Allah selalu mengukur umat berdasarkan standar kebenaran-Nya dan bukan tolok ukur lain. Tali sipat Tuhan adalah firman-Nya. Kita yang bengkok sudah “diluruskan” oleh anugerah keselamatan melalui kematian Yesus di kayu salib. Tetapi anugerah keselamatan Tuhan bukanlah surat pas yang membolehkan kita melenceng dari firman-Nya. Anugerah itu memberdayakan kita melalui kuasa Roh Kudus untuk bisa menepati standar kebenaran Allah.
Bangsa Isreal telah diingatkan melalui nabi Amos bahwa Tuhan sudah berdiri dengan tali sipat di tanganNya. Tetapi mereka tidak mau mengukur bangunan hidup mereka menurut tali sipat kebenaran itu, mereka tidak mau bertobat dari kejahatannya. Akibatnya kehidupan mereka menyimpang jauh dari ketetapan Tuhan, karena itu Tuhan mengizinkan bangsa Asyur menghancurkan bangsa Israel.
Sebab itu saudara-saudara mari kita senantiasa membawa bangunan hidup kita dekat dengan kebenaran firman Tuhan dan memastikan bangunan hidup rohani kita tegak lurus sesuai dengan kebenara Firman supaya kita berkenan dihadapanNya.
DI HADAPAN TUHAN TIDAK ADA YANG TERSEMBUNYI
TALI SIPAT ORANG KRISTEN ADALAH FIRMAN TUHAN
Tuhan memberkati
EW