Elohim Ministry umum Tanggung Jawab yang Menanti Orang Percaya

Tanggung Jawab yang Menanti Orang Percaya



Renungan Harian Jumat, 02 Juni 2023

Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga merupakan peristiwa yang sangat penting bagi perjalanan Iman kekristenan, dan ini adalah puncak panggilan yang Tuhan percayakan kepada kita semua. Kita akan merenungkannya dari satu bagian Perjanjian Lama yang menjadi bayangan jelas tentang tujuan kenaikan Tuhan, yaitu kisah Elia terangkat ke surga.

2 Raja-raja 2: 8-14
Kita dapat belajar dari Perjanjian Lama karena Perjanjian Lama memberikan gambaran/ pola/ pattern yang menjadi tuntunan dalam realita Perjanjian Baru.
Pembacaan kita dari 2 Raja-raja 2: 8-14. Merupakan hal yang paralel dengan kisah Kenaikan Tuhan Yesus. Kisah ini di satu sisi mengakhiri kisah Elia, tapi juga memulai kisah dari Elisa; kisah kenaikan Kristus ke sorga di satu sisi “seperti/ seakan-akan” mengakhiri pekerjaan Tuhan Yesus, namun sebenarnya pekerjaan yang luar biasa justru akan dimulai.

Elisa begitu menghormati, penuh kasih serta dengan setia melayani Elia. SEHINGGA ELISA,

Yang pertama: “Elisa menolak meninggalkan Elia”.

Dalam 2 Raj 2: 2,4,6 ada suatu pola dialog antara Elia yang seolah ingin meninggalkan Elisa, tapi Elisa tetap bertahan, tidak mau meninggalkan Elia.
Ayat 2: Berkatalah Elia kepada Elisa: “Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel.” Tetapi Elisa menjawab: “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu pergilah mereka ke Betel. Ini terjadi di Betel, dan berikutnya di Yerikho (ayat 4) dan di Sungai Yordan (ayat 6).

Yang kedua: “Elisa meminta meneruskan pelayanan Elia”.
Di satu sisi Elisa tahu dia bukan siapa-siapa, namun ia minta kepada Elia untuk jadi penerusnya. Ayat 9: Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Berkatalah Elia: “Yang kauminta itu adalah sukar. Apa maksudnya ketika dikatakan “saya minta dua bagian (double portion) dari rohmu?”  Itu bukan permintaan arogan, ia bukan mengatakan “Hei Elia, aku mau jadi dobel  lebih hebat daripada kamu”.

Kata “dua bagian/ double portion” dalam kultur zaman itu maksudnya adalah hak kesulungan. Di Ulangan 21 ada hukumnya, bahwa seorang ayah harus memberikan kepada anak sulungnya 2 bagian dari hartanya; artinya kalau ia punya 2 anak, hartanya harus dibagi 3, lalu 2 bagian diberikan kepada anak sulungnya (double portion). Maka di sini, bukan Elisa meminta dobel karunia, tapi ia hanya sedang minta untuk jadi penerus Elia, jadi anak sulung Elia, untuk mendapat otoritas meneruskan pekerjaannya sebagai nabi.

Fakta menunjukkan bahwa Elisa benar benar mengerjakan duakali lipat dari apa yang Elia kerjakan. sementara Elia melakukan 7 mujizat, Elisa 14 mujizat, kalau dihitung nubuatan plus mujizat, Elia melakukan 14 kali sedangkan Elisa 28 kali. Jadi secara literal memang Elisa dapat dobel portion, namun Elisa sejatinya hanya meminta untuk jadi penerus Elia. Semua kisah ini bisa dikatakan sebagai gambaran yang panjang untuk menjelaskan tentang bagaimana MISI Tuhan Yesus yang harus dikerjakan di dunia ini.

Ketika Tuhan Yesus naik ke sorga, dan para murid bengong melihat ke atas, malaikat datang dan mengatakan: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” Maksudnya, malaikat ini sedang mau mengalihkan perhatian mereka: kalau kamu meresponi kenaikan Tuhan dengan benar, yang seharusnya terjadi bukan bengong lihat ke atas, namun Kamu harus menyadari bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan sekarang.

Sama seperti kisah Elia diangkat ke langit, sekaligus menjadi cerita awal Elisa dilantik menjadi nabi, demikianlah juga peristiwa Kristus terangkat ke surga merupakan kisah kita sekarang memiliki TANGGUNG JAWAB untuk melaksanakan pekerjaan surgawi.

Bagaimana kita melakukannya? Prinsip yang sama yang kita lihat dalam diri Elisa.

Pertama, kita harus sadar, bahwa kita tidak bisa melakukannya dengan kekuatan diri kita sendiri

2 raja raja 2 : 12, Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan.

Ketika Elisa mengatakan “kereta kuda Israel”, apa sebenarnya yang ia katakan?
Kereta kuda dalam terminologi Alkitab adalah alat tempur, tank pada zaman itu, bukan seperti delman di Monas. Kereta itu begitu berat –karena ada besinya– bahkan kadang setelah selesai perang, kuda-kuda tersebut bisa mati karena dipaksa habis-habisan menarik kereta yang begitu berat.

Maka ketika Elisa mengatakan hal tersebut, sebenarnya ia sedang mengatakan: Bapaku, bapaku, engkau itu kereta perang Israel, senjata mematikan yang dimiliki Israel. Engkau itulah pertahanan kami selama ini. Engkau sekarang pergi, siapa yang melindungi kami? Tidak ada. Kami defenseless sekarang tanpa engkau.

Ini menunjukkan bahwa bukan hanya Elisa penuh kasih kepada Elia, namun Elisa memandang Elia sebagai seseorang yang begitu penting serta sangat dibanggakan, dan ia tidak bisa apa-apa tanpa Elia

Yang kedua, bukan hanya merasa tidak bisa, namun juga memahami, bahwa bukan karena aku

Elisa sadar bahwa ternyata kuncinya adalah “Di manakah Allah Elia”, Dalam Perjanjian Baru, 1 Korintus 3:5 : Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Kata “apakah” dalam bahasa Indonesia di sini tepat sekali, karena Maksudnya, betul-betul bukan soal orangnya, bukan masalah “siapa” dia, tapi “apa” dia, yang hanyalah alat di tangan Tuhan. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, tapi Allah yang memberi pertumbuhan. Tanda dari pelayan-pelayan Tuhan yang sejati, yaitu mereka sadar bahwa mereka bukan apa-apa.

Lalu apakah yang memampukannya ? Roh Tuhan.

Roh Tuhan yang pernah hinggap pada Elia, itu hinggap juga pada Elisa.
Dan sekarang, ketika Kristus naik ke sorga, Dia mencurahkan Roh-Nya bagi kita.
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Dan bukan cuma dicurahkan kepada para rasul, tapi kepada semua dari kita, yang percaya kepada-Nya.

Dia naik ke sorga supaya Dia sekarang bisa berada di dalam hati setiap orang yang percaya untuk mengerjakan pekerjaan-Nya, dan meneruskan pekerjaan-Nya.
Dan Tuhan Yesus menjawab, “kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Matius 28:19-20 yang berbunyi ‘Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu

Pdt. Budi Wahono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *