Tegar dimasa Sukar
Bacaan: 1 Petrus 3:13-22
Hidup ini semakin sukar. Inilah realita yang kita alami sehari-hari. Setiap hari kita harus berjuang dengan pekerjaan yang makin keras persaingannya, beban kebutuhan hidup keluarga yang makin membengkak. Di luar kesulitan-kesulitan itu kita masih harus terbayang-bayang dengan risiko terjadinya bencana alam, tertular penyakit-penyakit yang makin ganas, dan juga bahaya kejahatan yang makin variatif modusnya. Ibarat sebuah botol air, maka daya tampung dan daya tahan manusia dalam menghadapi kesulitan itu ada batasnya. Stres dan gangguan kejiwaan menjadi sahabat yang makin akrab dengan kehidupan manusia masa kini. Masalahnya sekarang adalah bagaimana supaya kita tetap tegar di masa sukar?
Firman Tuhan pagi ini memberikan kepada kita apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi masa yang sukar ini.
Akui bahwa saat ini kita berada di masa sukar.
Rasul Petrus dalam suratnya yang pertama justru berbicara dengan lugas tentang penderitaan-penderitaan yang akan terjadi di dalam kehidupan umat Tuhan. Kepada umat Tuhan yang terpaksa tersebar karena penganiayaan, Rasul Petrus menyadari betapa keras dan sulitnya hidup mereka. Umat Tuhan saat itu mengalami kesulitan untuk menggapai hidup yang sejahtera karena mereka adalah pendatang yang terpaksa berkelana dengan bekal yang terbatas. Bukan hanya itu, mereka juga harus menanggung beban penderitaan tambahan karena identitas mereka sebagai umat Tuhan. Terhadap kenyataan seperti ini, Rasul Petrus tidak menyalahkan mereka. Ia tidak mendakwa umat yang mengalami kesulitan itu sebagai orang yang telah berbuat dosa besar, atau kekurangan iman. Rasul Petrus bahkan mengatakan, “… sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia … ” (1 Petrus 3:14a).
Terimalah kenyataan bahwa kehidupan ini makin lama makin terasa sukar dengan meningkatnya kebutuhan hidup. Jangan membanding-bandingkan dengan masa lalu yang lebih baik apabila pembandingan tersebut hanya akan menambah beban hidup kita pada masa kini.
Perbaiki bagaimana cara kita menjalani hidup ini.
Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan hidup ini menjadi sulit.
Faktor pertama, penderitaan kosmis yang dialami oleh semua manusia di dunia karena kejatuhan manusia pertama di dalam dosa.
Kitab kejadian mengisahkan akibat kejatuhan Adam dan Hawa maka tanah pun menjadi terkutuk dan menghasilkan semak dan rumput duri (Kejadian 3:18). Dalam perkembangan sejarah selanjutnya justru manusia memperparah sehingga menciptakan penderitaan kosmis yang menimpa semua manusia di dunia, termasuk orang percaya. Oleh karena itu, kesulitan hidup akibat penderitaan kosmis tidak dapat terhindakan secara total dan hanya dapat diterima dengan hati yang tabah.
Faktor yang kedua yang menyebabkan hidup menjadi sulit adalah penderitaan akibat perilaku orang lain.
Rasul Petrus menuliskan, “… Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga …” (1 Petrus 3:13-14). Tersirat di sini adanya kemungkinan kita sudah menjalani hidup ini dengan baik, tetapi ada orang-orang tertentu yang berbuat jahat terhadap kita. Misalnya, ada orang yang menipu usaha kita sehingga menimbulkan kesulitan. Sikap hati-hati dan cermat akan meloloskan kita dari penipuan orang atau menjadi korban kejahatan. Tetapi, kadangkala kita juga tidak dapat menghindarkan diri dari penderitaan akibat perilaku orang lain.
Faktor ketiga yang menyebabkan hidup ini menjadi sulit adalah penderitaan akibat kesalahan kita sendiri.
Setiap kesalahan tentu mempunyai konsekuensinya. Tidak jarang konsekuensi dari kesalahan kita sendiri menjatuhkan diri kita pada jurang penderitaan hidup. Rasul Petrus pernah menulis, “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat atau pengacau.” (1 Petrus 4:15). Kesulitan hidup ini sudah terlampau banyak dan jangan ditambahi dengan kesulitan yang tidak perlu: kesulitan yang lahir akibat kesalahan diri kita sendiri.
Kembangkan hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah.
Dalam 1 Petrus 5:10, “Dan Allah, sumber segala kasih karunia yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan memperlengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu …” Ini berarti Allah memandang serius kesulitan hidup yang kita jalani. Allah ingin akan kita menjadi tegar di masa sukar. Tetapi, bagaimana kita dapat merasakan pekerjaan Tuhan yang memberikan topangan dan kekuatan itu? Tentu hanya melalui hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah. Kita dapat memiliki hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah melalui doa, pujian, pembacaan dan melakukan firman Tuhan.
Semakin kita membina hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah, maka semakin tegar pulalah kita pada masa yang sukar ini.
Tuhan Yesus Memberkati
CM