” Tidak Boleh Sombong dalam Menolong Sesama “
Renungan Harian Anak, Jumat 01 April 2022
(Matius 6:1-4)
Syalom adik-adik… apa kabar hari ini? Kakak berharap kalian dalam keadaan sehat ya. Sekarang kakak ajak adik-adik semua untuk menyiapkan hati dan pikiran untuk merenungkan Firman Tuhan.
Kakak mau sedikit cerita nih adik-adik, suatu hari Kiki pulang ke rumah bersama dengan teman-temannya. Dari kejauhan Kiki melihat ada seorang anak jalanan yang duduk di trotoar. Kiki pun segera menyiapkan satu bungkus kue yang masih utuh untuk anak kecil itu. “Aku kasih saja kue ini, supaya aku dipuji oleh teman-temanku,” ujar Kiki dalam hati. Akhirnya ia pun memberikan kue itu di depan teman-temannya. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, Linda pun memberi pujian. “Wah, kamu anak yang baik ya, Ki. Kamu peduli dengan sesamamu yang membutuhkan.”
Adik-adik, apa yang dilakukan Kiki itu baik yaitu memberikan kue kepada seorang anak jalanan. Namun, alasan Kiki yang tidak tepat. Ia memberikan kue itu supaya ia mendapat pujian dari teman-temannya.
Nah, suatu kali Tuhan Yesus memberikan nasihat kepada para murid-Nya. Mari kita membaca Injil Matius 6:1-4 ya adik-adik. Tuhan Yesus mengingatkan agar para murid tidak menyombongkan diri ketika mampu menolong sesama / menggembor- gemborkan perbuatan baiknya kepada orang lain. Menurut Tuhan Yesus, perbuatannya tidaklah terpuji.
Jadi, marilah kita berbuat baik dengan hati yang tulus dan bukan karena ingin mendapatkan pujian. Memberi adalah bukti nyata dari kasih. Artinya mengasihi harus diwujudkan dalam tindakan, bukan sebatas slogan. Hati yang suka memberi adalah buah kehidupan yang bisa kita berikan kepada Tuhan dan pekerjaan-Nya, seperti jemaat Filipi yang selalu mendukung pelayanan rasul Paulus.
Memberi untuk mendukung pelayanan pekerjaan Tuhan membuat Injil semakin diberitakan dan banyak jiwa yang diselamatkan. Selain itu kita juga harus membantu orang yang miskin, yatim piatu, janda miskin, korban bencana, dan sebagainya.
Motivasi dalam memberi sungguh penting untuk kita perhatikan baik-baik. Kita perlu memeriksa hati kita disaat memberi, apakah benar sudah berdasarkan kasih tanpa mengharap apa-apa atau kita masih pamrih dengan memiliki tujuan-tujuan terselubung di balik itu. Benar Tuhan menjanjikan berkatnya melimpah di saat kita menabur.Tuhan tahu betul apa yang kita butuhkan, dan Dia tahu betul bagaimana caranya memberkati kita hingga berkelimpahan. Itu tidak perlu kita ragukan.
Ketika kita memberi dengan sikap hati yang benar, disamping memberkati dan memberi upah Tuhan pun akan memperkaya kita dalam segala kemurahan hati yang akan membawa ucapan syukur dari orang lain kepadaNya. Memberilah dengan dasar kasih, dengan kerelaan bukan keterpaksaan dan dengan penuh sukacita. Dan semua berkat itu akan mengalir dengan sendirinya tanpa perlu kita pikirkan.
Ayat hafalan :
Matius 6:4 “Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Komitmen:
Bapa Surgawi, ajarlah aku menjadi anak yang rendah hati ketika dapat menolong sesama.
NJ-YC