TUHAN BERDAULAT

Renungan Harian Senin, 08 September 2025
(Yeremia 49–52)
Pernahkah Anda membayangkan dua adegan ini?
Pertama, seorang jenderal perang duduk di depan meja besar, membentangkan peta strategi, menarik garis serangan, menandai posisi pertahanan, dan menentukan waktu yang tepat untuk bergerak.
Kedua, seorang sutradara hebat di ruang teater, mengatur peran setiap aktor, menentukan alur cerita, hingga akhirnya menghadirkan ending yang tak terduga.
Dua gambaran ini menolong kita menyimak kebenaran: Allah adalah Jenderal Agung sekaligus Sutradara Ilahi. Ia berdaulat penuh atas bangsa-bangsa dan mengatur sejarah sesuai rencana-Nya yang tak pernah gagal.
TUHAN YANG BERDAULAT
Kitab Yeremia pasal 49–52 menyingkapkan wajah Allah yang memegang kendali penuh atas sejarah.
1. Kekuasaan dan Otoritas Allah. Allah bukan hanya Pencipta, tetapi juga Pengatur yang memimpin seluruh jalannya kehidupan. Ia tidak membiarkan dunia berjalan tanpa arah—segala sesuatu ada di bawah rencana-Nya.
2. Tidak Ada yang Terjadi Tanpa Izin-Nya. Apa pun yang terjadi—baik sukacita maupun penderitaan—tidak lepas dari izin Allah. Bahkan bangsa-bangsa besar seperti Babel hanyalah “alat sementara” dalam tangan-Nya.
3. Rencana yang Tidak Dapat Digagalkan. Meskipun manusia melawan, rencana Allah tetap berdiri. Dalam kedaulatan-Nya ada harapan yang kokoh bagi umat-Nya.
ADA TIGA FOKUS ROHANI yang dicatat dalam Yeremia 49–52
1. Ganjaran untuk Kesombongan. Edom, Damsyik, Kedar, Hazor, dan Elam dihukum karena kesombongan dan ketidakadilan sosial (Yeremia 49). Mereka merasa aman dengan kekuatan militer dan benteng alam, tetapi runtuh di hadapan Allah.
“Keangkuhan mendahului kehancuran…” (Amsal 16:18).
2. Risiko dari Kejahatan. Babel sebagai simbol kekuatan duniawi yang arogan dihancurkan (Yeremia 50:31–34). Allah menunjukkan bahwa ketidakadilan sosial dan penindasan tidak akan dibiarkan. Keadilan sosial adalah perhatian Allah.
3. Pengharapan dalam Pemulihan. Di tengah reruntuhan, secercah terang muncul: Raja Yoyakhin dibebaskan dari penjara oleh Ewil-Merodakh, raja Babel yang baru (Yeremia 52:31–34).
Ini tanda kasih karunia: Allah tidak melupakan janji-Nya kepada Daud. Garis keturunan itu akan berlanjut hingga kepada Mesias.
MARILAH KITA MENYIMAK “PETA KEDAULATAN ILAHI”
Yeremia 49–52 menggambarkan sebuah “peta besar” dalam kedaulatan Allah:
- Hukuman atas kesombongan dan ketidakadilan → intervensi langsung dari Allah.
- Pembebasan Yoyakhin → sinyal bahwa Allah setia, janji-Nya tidak pernah batal.
Allah menata runtuh-bangunnya bangsa-bangsa bukan dengan kebetulan, melainkan dengan maksud yang jelas: keadilan-Nya ditegakkan, anugerah-Nya dinyatakan.
Dari Pelajaran Firman Tuhan diatas mari kita menemukan aplikasi bagi Kita sehari-hari
1. Yakin akan Rencana Tuhan
Hidup tidak selalu mudah; kadang kita merasa seperti bangsa Yehuda yang dibuang ke Babel—jauh dari kenyamanan dan penuh penderitaan. Namun kedaulatan Allah menjamin bahwa tidak ada penderitaan yang sia-sia. Disiplin Allah adalah bukti kasih-Nya (Ibrani 12:6). Saat kita menghadapi masa sulit—baik sakit, masalah ekonomi, atau konflik keluarga—ingatlah: Allah tetap memegang kendali.
2. Kontribusi di Komunitas
Yeremia menegaskan: bangsa-bangsa dihukum karena ketidakadilan sosial. Allah peduli dengan cara kita memperlakukan sesama. Iman yang sejati harus nyata dalam tindakan: memperhatikan orang miskin, mendukung yang lemah, berlaku adil tanpa pandang bulu (Mikha 6:8).
Misalnya dalam komunitas utama hidup kita yaitu keluarga: hadirkan kasih dan keadilan dengan komunikasi yang sehat dan tidak berat sebelah. Dalam berjemaat, jangan hanya mencari kenyamanan pribadi, tetapi libatkan diri dalam pelayanan untuk membangun tubuh Kristus. Dan Dalam kehidupan berbangsa: jadilah warga negara yang peduli, jujur, dan ikut memperjuangkan kebaikan bersama.
3. Hidup di Bawah Tatapan Allah
Allah selalu “memotret” kita. Ia tidak hanya mencatat kesalahan, tapi juga menghargai setiap kebaikan kecil yang mungkin tidak dilihat orang lain. Itu berarti hidup kita tidak pernah sepi dari perhatian Allah. Bahkan saat kita merasa sendirian, Allah melihat dan peduli (Mazmur 139:2–3). Kesadaran ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan integritas—jujur, tulus, dan taat, baik di depan orang maupun saat tidak ada yang melihat.
Penutup
Yeremia 49–52 mengingatkan kita: Tangan kedaulatan Tuhan mengatur runtuh-bangunnya dunia. Ia menghukum kesombongan, menolak kejahatan, tetapi pada saat yang sama menghadirkan pengharapan melalui janji-Nya. Mari kita hidup dengan yakin bahwa Allah berdaulat, Allah setia, dan Allah peduli pada keadilan. Kita dipanggil menjadi perpanjangan tangan-Nya, menghadirkan kasih dan keadilan sosial di tengah dunia.
“Sekalipun dalam disiplin, Allah tidak pernah meninggalkan kita.”
Tuhan Yesus memberkati
Rangkuman Khotbah
Pdt. Amelia Rumbiak
Link Khotbah Youtube :
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan
Trimakasih untuk renungan FT nya…luar biasa gambaran Allah yg sdh di jelaskan…TYM