“Tuhan yang Memperhatikan Aku”
Renungan Harian Anak, Senin 08 Juli 2024
Syalom adik-adik semuanya, mari kita bersyukur atas setiap kebaikan yang Tuhan anugerahkan.
Kisah kehidupan Ayub mulai kehilangan harta dan anak-anaknya, sekarang ada sesuatu yang terjadi pada kesahatan di tubuh Ayub. Kulitnya menjadi sangat gatal di sekujur tubuhnya sampai ke kepala. Tubuhnya sangat gatal sehingga Ayub menggaruk badannya dengan sekeping beling, hingga akhirnya ada luka di mana-mana.
Datanglah istri Ayub dan berkata kepada Ayub, “Masih setiakah kau kepada Allah? Kutukilah Allahmu.” Ayub makin sedih mendengar istrinya berkata begitu. Ayub mengatakan, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayub tetap memuji Tuhan meskipun dalam kondisi tubuh yang penuh borok.
Saat kita menghadapi kesulitan, kadang kita merasa ingin marah atau menyalahkan Tuhan. Namun, seperti Ayub, kita harus tetap memuji Tuhan dan percaya bahwa Dia memperhatikan kita. Tuhan memberi kita kekuatan untuk menghadapi setiap kesulitan.
Dengan kondisi tubuh yang penuh borok itu, Ayub dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya. Tubuh yang penuh borok itu dianggap najis dalam agama orang Israel. Sudah sakit, sekarang Ayub dijauhi. Namun, Tuhan menggerakkan hati teman-teman Ayub. Tiga teman Ayub bernama Elifas, Bildad, dan Zofar datang menghibur Ayub juga ada Elihu yang memberikan penghiburan. Sahabat-sahabat Ayub sangat sedih melihat keadaan Ayub, mereka juga menangis dan mengoyak jubahnya tanda berkabung. Mereka menemani Ayub tujuh hari tujuh malam untuk menguatkan Ayub.
Ketika kita merasa sendirian atau dijauhi oleh orang lain, Tuhan tetap memperhatikan kita dan mengirimkan orang-orang untuk mendukung dan menguatkan kita. Kita juga bisa menjadi teman yang baik bagi orang lain yang sedang mengalami kesulitan.
Adik-adik hari ini kita belajar, saat Ayub percaya bahwa Tuhan tetap memperhatikan hidupnya meski penderitaan sedang dialami, saat itu Tuhan tersenyum dan merasa senang bahwa Ayub melakukan hal yang benar. Tuhan memperhatikan Ayub dengan menghadirkan teman-teman Ayub yang mau menemaninya dalam penderitaan. Nah, sama seperti Ayub kita juga harus percaya bahwa Tuhan memperhatikan kita juga, dengan memberi apa yang kita butuhkan. Kalau adik-adik sakit, ada orang-orang yang merawat dan menjaga seperti dokter, papa, mama, dan saudara-saudara. Adik-adik, ingatlah untuk tekun berdoa ketika sakit, seperti Ayub yang bergantung kepada Tuhan. Tuhan mengutus kita juga untuk menunjukkan kasih Tuhan dengan melawat orang yang sakit. Apa yang akan kalian lakukan ketika mengunjungi orang sakit? Ya, tentu saja berdoa. Kasih dan perhatian kita ditunjukkan dengan berdoa bagi orang yang sakit kepada Tuhan, karena Tuhan memperhatikan setiap orang yang membutuhkan-Nya. Tuhan juga menginginkan kita menjadi sahabat bagi orang lain yang membutuhkan perhatian dan pertolongan.
Dari kisah Ayub, kita belajar bahwa Tuhan selalu memperhatikan kita, baik dalam keadaan baik maupun buruk. Saat kita tetap percaya dan memuji Tuhan, Dia akan mengirimkan orang-orang untuk mendukung dan menguatkan kita.
Ayat Hafalan
“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2:10b)
Komitmenku hari ini
Aku percaya Tuhan senantiasa memperhatikan kehidupanku, baik dalam keadaan baik maupun buruk. Kebaikan Tuhan senantiasa nyata dalam hidupku
ElKids070724 – SP