BECOME GOD’S FRIEND

August 1, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 01 Agustus 2024

Yohanes 15:14 – 15

Syalom rekan-rekan Youth semuanya! Tak ada seorang pun yang diciptakan oleh Tuhan untuk hidup dalam kesendirian. Ketika kita merasa tidak memiliki teman atau tempat untuk mencurahkan keluh kesah, ingatlah bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, di mana pun dan kapan pun.  Ada satu fenomena di mana banyak orang lebih fokus pada hubungan antar sesama manusia, tetapi melupakan hubungan antara Allah dan manusia. Sebagai orang percaya, kita memiliki kelebihan atau privilege yang tidak dimiliki oleh mereka yang tidak percaya kepada Allah, yaitu kita memiliki tempat untuk bercerita 24 jam sehari tanpa harus khawatir tentang apa yang kita bicarakan akan didengar oleh orang lain atau disebarkan, yang bisa menyebabkan hal-hal buruk terjadi. Tuhan ingin agar kita tetap berkomunikasi dengan-Nya seperti berbicara dengan seorang teman atau sahabat, dengan keterbukaan dan tanpa ada yang disembunyikan. Ingatlah,

Apa yang dibutuhkan seseorang saat mereka mengalami kepedihan atau keterpurukan dan menghadapi masalah? Tentu saja jawabannya adalah jalan keluar dan seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah mereka sehingga mereka merasa dimengerti dan dipahami. Dengan begitu, perasaan kecewa, ragu, dan kebimbangan dalam hati bisa berkurang.

Bagaimana jika kita berada dalam posisi seseorang yang sedang mengalami kesedihan karena masalah berat tetapi harus menghadapinya sendirian? Orang-orang seperti ini sangat membutuhkan perhatian dan pengertian dari orang lain sebagai tempat untuk berbagi masalah dan keluh kesah mereka. Jangan pernah mengabaikan perasaan seseorang yang membutuhkan perhatian dan pengertian kita, karena pengabaian bisa membuat mereka merasa kehilangan arah.

Mari kita posisikan diri kita seperti Allah yang begitu mengasihi kita dan menjadi sahabat saat kita menghadapi masalah. Ketika kita menjadi sahabat Allah, kita bisa langsung merasakan dimengerti dan dipahami tanpa harus menunggu lama. Banyak orang kehilangan arah saat berhubungan dengan Tuhan karena kurangnya pengertian dan perhatian dari orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Begitu juga dalam kehidupan kita mengiring Tuhan, segala sesuatu harus diterima dengan sepenuh hati, meskipun dalam keadaan yang mungkin menghilangkan sukacita. Ingatlah bahwa ada Allah yang menjadi sahabat kita, yang selalu ada untuk memahami dan mendukung kita.

Now having been declared righteous, you are to keep your conscience clean at all times, by immediate confession of sin to God and man, so that you can always have boldness of access to God. You must never lose that boldness, because it brings a great reward.

Ada sebuah ilustrasi tentang seorang raja yang hendak mengadakan pesta kerajaan. Raja tersebut memerintahkan pejabat protokoler istana untuk menyiapkan semuanya, termasuk undangan dan tempat duduk bagi dua sahabat dekat raja. Pejabat protokoler merasa bingung karena kedua sahabat tersebut sama-sama dekat dengan raja. Ia bingung siapa yang harus duduk di sebelah kanan raja, yang merupakan posisi paling terhormat dalam acara tersebut. Jika si A ditempatkan di sebelah kanan, bagaimana jika si B merasa tersinggung karena ditempatkan di sebelah kiri? Begitu pula sebaliknya. Masalah ini kemudian dibawa kepada raja untuk dipertimbangkan. Dengan cepat, sang raja memilih siapa yang akan duduk di sebelah kanannya. “Siapa pun yang duduk di kananku tidak penting. Kedua sahabatku pasti bisa memahaminya. Namun, jika mereka tidak bisa menerima keputusan ini, itu berarti mereka bukan sahabat sejati-ku.”

Dari cerita ini, kita dapat belajar bahwa menjadi sahabat sejati berarti tidak memandang keadaan atau situasi yang dihadapi. Sahabat sejati mampu menerima segala hal dengan sukacita dan mendukung keputusan yang diambil, tanpa mengharapkan imbalan atau sesuatu dari sahabatnya.

Pilihan-pilihan yang kita buat saat ini akan membentuk masa depan kita.

Sementara kesenangan duniawi mungkin tampak menarik, hanya persahabatan dengan Allah yang dapat memberikan kepuasan sejati. Sebagai sahabat Allah, kita dipanggil untuk hidup selaras dengan kehendak-Nya, yang tercermin dalam tindakan dan pikiran kita. Allah, sebagai sahabat yang sempurna, mengenal kita lebih dari siapa pun. Ia mampu melihat niat hati kita yang terdalam. Yesus telah menyingkapkan identitas kita sebagai sahabat-Nya, namun seringkali kita lupa akan tanggung jawab yang menyertainya. Namun, seringkali kita lebih fokus pada apa yang bisa Allah berikan untuk kita, daripada melakukan apa yang Allah minta. Menjadi sahabat Allah berarti melakukan kehendak-Nya.” Status kita yaitu sahabat Allah, seperti yang Yesus sendiri katakan didalam

Yohanes 15 : 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.”

Namun, berapa banyak kita masih belum bersikap sebagaimana seorang sahabat bagi Yesus?. Kita berkata Tuhan adalah Sahabatku, tapi kita hanya menuntut berkat-Nya saja. Kita berkata Tuhan adalah Sahabat kita tapi itu hanya agar Dia menuruti keinginan kita. Padahal, Yesus berkata didalam Yohanes 15:14 “Kamu adalah sahabat-Ku,jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”.

Many of God’s children do not have boldness to come before God, because they are constantly weighed down with feelings of condemnation. It is important for you to know for certain that you have been justified (declared righteous) by God, because you have repented of your sin and trusted in Christ.

Diberi kesempatan menjadi sahabat Allah adalah anugerah yang luar biasa. Sayangnya, kita seringkali salah paham akan arti persahabatan ini. Kita menganggap Allah sebagai pelayan yang harus menuruti semua keinginan kita. Padahal, menjadi sahabat berarti saling menghormati dan melakukan apa yang baik bagi sahabat kita.

Tuhan Yesus memberkati

LW – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *