Bekerja sebagai Panggilan Hidup yang Mulia

Renungan Harian, Selasa 27 Mei 2025
Nats : Kolose 3:23, Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
Syalom bapak ibu saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Alkitab mencatat bahwa Tuhanlah yang merancang manusia untuk bekerja (Kejadian 2:15). Ini sebabnya secara naluriah manusia butuh bekerja. Tim Keller dengan tepat menyatakan dalam bukunya Every Good Endeavour bahwa,
Pekerjaan adalah kebutuhan dasar manusia seperti halnya makanan, kecantikan, istirahat, persahabatan, doa, dan seksualitas; Pekerjaan bukanlah sekadar obat, tetapi makanan bagi jiwa kita. Tanpa pekerjaan yang bermakna, kita merasakan kehilangan dan kekosongan batin yang signifikan. Orang-orang yang diberhentikan dari pekerjaan karena alasan fisik atau lainnya akan dengan cepat merasakan betapa mereka membutuhkan pekerjaan untuk bertumbuh secara emosional, fisik dan spiritual.
Sejak pasal awal Kejadian Allah digambarkan sebagai Pekerja. Dia adalah Aktor utama dalam penciptaan dunia (Kejadian 1:1-15). Jika Tuhan adalah yang pertama kali melakukan pekerjaan di bumi, maka semua pekerjaan yang baik pun mencerminkan aktivitas Allah. Mazmur 19 menunjukkan bahwa Allah menyatakan diri-Nya kepada dunia melalui pekerjaan-Nya. Nats ini merupakan undangan bagi kita untuk memahami betapa pekerjaan memiliki nilai spiritual yang luhur. Setiap orang Kristen yang sehat jasmani dan rohani di usia produktif wajib bekerja. Kitab Suci menolak kemalasan.Rasul Paulus mengatakan,“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (1 Timotius 5:8).
Pada saat yang sama, kita diajak memahami bahwa jika seluruh aspek kehidupan seseorang sejatinya adalah spiritualitas, maka tidak perlu lagi ada pembedaan pekerjaan rohani maupun sekuler. Kolose 3:23 menyatakan,“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu.
Bekerja sebagai dokter, pengacara, pengusaha, pegawai negeri, asisten rumah tangga, tidak kurang rohani dari pekerjaan di gereja. Sebab, semuanya diwajibkan melakukan pekerjaannya dengan prinsip keutamaan dan etika yang luhur.
Mari memandang pekerjaan sebagai pelayanan, di mana kita dapat bekerja sama dengan Tuhan dan melayani orang lain di dunia. Bekerja merupakan anugerah dari Allah. Dengan bekerja, kita diberkati (Mazmur 127:1-5; Pengkhotbah 3:12-13; Amsal 14:23) dan orang lain pun diberkati melalui pekerjaan kita (Keluaran 23:10-11; Ulangan 15:7-11; Efesus 4:28). Sebagai orang Kristen, kita diajak memandang pekerjaan sesuai apa yang Kitab Suci katakan—anugerah dan panggilan Allah. Kita diundang untuk memandang bekerja sebagai panggilan hidup yang mulia, sehingga dapat bekerja dengan sukacita.
Pekerjaan adalah sebuah cara untuk memenuhi tujuan ganda kita: mengasihi Allah dan sesama. Menunjukkan kasih kepada rekan kerja adalah cara yang baik untuk menunjukkan bahwa kita mengasihi Allah (Matius 22:37-40). Tetapi sebelum hari di mana pekerjaan kita di dunia usai, tugas kita adalah menjadikan pekerjaan kita sebuah kesaksian bagi kemuliaan Allah.
YANG TERPENTING BUKANLAH BERAPA LAMA ANDA BEKERJA MELAINKAN APA YANG ANDA LAKUKAN SELAMA INI
Tuhan Memberkati
TC
Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan