ASCEND TO THE HILL OF THE LORD

May 28, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Rabu 28 Mei 2025

Ketika kita memandang dunia dan segala isinya, kita sadar bahwa fondasi dunia ini bukanlah sesuatu yang kuat dan kekal seperti lautan atau sungai yang mengalir tiada henti. Dunia ini diciptakan oleh Allah dengan begitu indah dan kompleks, dan semuanya telah diberikan kepada kita sebagai bentuk kasih dan pemeliharaan-Nya. Karena itu, kita seharusnya senantiasa mengucap syukur atas setiap berkat dan anugerah yang Ia limpahkan. Namun, kita juga perlu mengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Tidak ada yang abadi. Semua yang kita lihat, miliki, dan nikmati sekarang tidak akan menyertai kita ketika kita melangkah menuju kehidupan kekal. Maka dari itu, nikmatilah segala ciptaan Tuhan dengan hati yang bersyukur.

Mari kita dengan tekun dan tanpa lelah mendaki bukit-bukit kehidupan yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk menjaga hidup kita dari segala kenajisan dan perbuatan dosa. Tangan kita harus bersih, hidup kita harus suci, agar kita layak mendekat kepada Tuhan dan “naik ke gunung-Nya”—sebuah gambaran dari kedekatan dengan hadirat-Nya yang kudus.

Tidak seorang pun yang najis atau tercemar oleh dosa dapat naik ke gunung Allah, karena tempat itu adalah tempat yang kudus. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk hidup dengan hati yang tulus, jiwa yang murni, dan tangan yang tidak bernoda. Doa-doa kita yang terangkat kepada Tuhan harus keluar dari hati yang bersih—bukan demi kepentingan pribadi atau dengan motivasi yang salah, melainkan dalam kerendahan hati dan ketulusan.

Mazmur 24:3-4 “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

The fullness of the Spirit is not a matter of mere emotional excitement. Unfortunately many are satisfied with just that. But what you need is power to live in victory and to be a bold witness for Christ. Seek for that continuously

Sebagai jiwa-jiwa yang haus akan air kehidupan—air yang hanya bisa kita temukan di hadirat Allah di gunung-Nya yang kudus—mari kita jangan pernah berhenti untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Jangan merasa cukup hanya dengan menikmati segala keindahan dunia ini, sebab tujuan akhir kita bukan di bumi, tetapi di sorga. Itulah arah hidup orang percaya—mencapai kehidupan kekal yang dijanjikan, ketika kita hidup selaras dengan kehendak Allah. Jiwa kita menemukan ketenangan dan pengharapan dalam satu kebenaran besar: bahwa dari semua ciptaan-Nya, hanya manusia yang dianugerahi keselamatan dan kasih karunia. Tak ada harta di dunia ini yang sebanding dengan anugerah keselamatan yang telah Yesus berikan melalui pengorbanan-Nya. Maka, bersyukurlah karena melalui jalan kasih karunia itu, kita dimampukan untuk naik ke gunung Allah—mendekat kepada hadirat-Nya dan menerima hidup yang kekal.

Caranya bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan terus berdoa, taat kepada firman Tuhan, dan menjalani hidup yang berkenan kepada-Nya. Ketika kita sudah sampai di “tempat yang tinggi”—tempat di mana Tuhan menyatakan diri-Nya—tugas kita bukan berhenti, melainkan mempersembahkan hidup dalam pujian, penyembahan, dan kemuliaan bagi nama-Nya. Di sanalah kita dipanggil untuk mengenal Dia lebih dalam, dan tinggal di dalam hadirat-Nya yang kudus dan membahagiakan. Hiduplah dengan kebaikan, kesetiaan, dan ketaatan kepada firman, agar kita sungguh diakui sebagai milik Allah, sebagai umat kesayangan-Nya. Itulah kehormatan yang sejati, kebanggaan yang patut kita jaga. Pandanglah dengan iman kepada “Bukit Sion”, tempat simbolis di mana hadirat Allah dinyatakan—baik itu secara nyata maupun rohani—sebagai tempat yang harus kita daki, meskipun jalan itu penuh tantangan dan pergumulan. Jangan pernah menyerah dalam perjalanan rohani kita, meski harus memikul beban dan mendaki jalan yang terjal. Sebab, di puncak gunung itu ada Allah yang setia menanti, siap menyambut kita dengan damai, sukacita, dan kehidupan kekal. Segala beban berat akan Tuhan Ganti dengan sukacita, ketika kita menaiki gunung Allah tanpa ada pengeluhan, melainkan ucapan Syukur yang dipanjatkan.

You need to be filled with the Spirit again and again, for this is not a once-for-all experience. Thirst and faith are the only two conditions for that. Claim, in the Name of Jesus, as your birthright. It is good to have a promise to claim when you go to God in prayer

Mari kita membangun hati nurani yang tulus dan suci, dengan menjalani hidup yang benar di hadapan Allah. Sebab, tidak semua orang dapat naik ke gunung Allah—hanya mereka yang hatinya bersih dan hidup dalam kebenaran yang layak untuk itu. Jangan pernah mempermainkan iman kita kepada Allah atau menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele. Tetaplah teguh dalam hati yang murni dan hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ingat, memiliki tangan yang bersih di hadapan manusia saja tidaklah cukup. Kita juga harus membersihkan hati kita dari segala dosa dan kejahatan, agar tidak terperangkap dalam kecemaran yang menjauhkan kita dari hadirat-Nya.

Segala pengakuan tentang hati yang murni akan menjadi sia-sia jika hidup kita masih dipenuhi oleh perbuatan dosa, baik secara lahiriah maupun batiniah.

Kemurnian hati yang sejati—yang tanpa kepalsuan dan penuh ketulusan—adalah kunci utama untuk dapat mendekat dan tinggal di gunung Allah. Jangan sampai kita tertipu oleh rayuan iblis yang mencoba menyesatkan dengan kekayaan dunia, pujian manusia, atau kenikmatan sesaat yang bisa membuat hati kita terlena. Karena itu, jagalah kekudusan hidup kita. Hanya mereka yang hidup kudus dan suci yang diperkenankan naik ke gunung Tuhan, tempat persekutuan sejati dengan-Nya..

Since life is so short, you must make full use of every temptation that you face in your lives to be an overcomer and thus acquire the heart of wisdom that you should present to God at the end of your days. To be wholehearted is to have a burning desire to present yourself to God without any spot

Hiduplah dengan jujur, baik di hadapan Allah maupun sesama manusia. Janganlah kita menipu, melanggar janji, atau mengabaikan kewajiban kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan.

Gunung Tuhan adalah tujuan hidup rohani kita. Dan karena jalan menuju ke sana menanjak dan tidak mudah, kita harus mendakinya dengan tekun—dengan segenap tenaga, iman, dan pengharapan. Sebab, di sanalah kita akan menemukan persekutuan sejati dengan Allah dan kebahagiaan yang sejati.

Tuhan Yesus memberkati

LW – IF

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *