“Berkata dengan hati”

September 16, 2020 0 Comments

berhati-hati dalam berkata

Berkata_Benar

Renungan harian Youth, Rabu 16 September 2020

Syalom Sobat Youth Elohim yang luar biasa dalam Tuhan Yesus Kristus…

Sobat Youth pasti pernah dengar peribahasa ini.. Mulutmu, harimaumu… Peribahasa ini sering kali dianggap mempunyai konotasi negative bahwa setiap kata yang kita lontarkan bisa menyakiti orang lain.

Sobat, akhir-akhir ini di dunia permedsosan tengah hangat memperbincangkan kata “anjay”. Perbincangan ini bermula dari unggahan video seseorang bernama Lutfi Agizal yang mengatakan dalam videonya bahwa kata tersebut dapat merusak moral bangsa yang kemudian menjadi ramai perbincangan. Sejumlah selebritis pun ikut menanggapi dengan menyindir halus menuliskan kata tersebut di akun media sosial mereka. Bahkan publik ada yang pro dan kontra terhadap pemakaian kata anjay tersebut (hayoo,….. kalian termasuk yang pro atau kontra nih….)

Komisi Nasional Perlindungan Anak ikut menanggapi ramainya hal tersebut dengan mengeluarkan pernyataan pada tanggal 30 Agustus 2020 untuk tidak menggunakan kata tersebut dalam kegiatan sehari-hari..

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata anjay tidak terdaftar sebagai kata resmi. Dengan kata lain, kata ini sebenarnya adalah sebuah kata tidak baku. Namun perlu diingat, kata “anjay” merupakan sebuah Kata Umpatan.. dimana kata tersebut merupakan plesetan dari kata anjing yang memang sering digunakan sebagai kata makian atau umpatan.. hmmmm… sungguh tak patut..

Tetapi semakin berkembangnya tekhnologi, kata anjay ini menjadi kata gaul dan populer bahkan banyak orang yang menggunakan kata ini meskipun tidak sedang memaki seseorang.. Kata-kata tersebut, mungkin bagi sebagian orang dianggap tidak pantas, namun itu diucapkan dengan candaan, sehingga orang yang menjadi sasaran pengucapan kata itu dapat menerimanya tanpa tersinggung.

Pertanyaannya… kita sebagai anak Tuhan, apakah boleh kita mengunakan kata tersebut agar kita terlihat gaul dan tidak dianggap kuno oleh orang disekitar kita????

Efesus 4:29 menulis “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia”

Rasul Paulus memperingatkan jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut kita!  Perkataan kotor yang dimaksudkan adalah perkataan yang jahat dan buruk, yang dapat menjadi titik awal menyalanya api yang sanggup melukai, membakar dan menghanguskan hidup orang lain.  Seringkali tanpa sadar ada banyak kata sia-sia yang meluncur begitu saja dari mulut kita, terlebih-lebih jika kita sedang dikuasai oleh emosi.

Sobat Youth, hendaklah kata-kata yang keluar dari bibir dan lidah kita adalah kata-kata berkat yang membangun, bukanlah kata-kata kutukan apapun bentuknya…

Ketika kita tahu bahwa arti kata anjay adalah kata kasar “anjing” yang diplesetkan, tentu sebaiknya kita tidak menggunakannya karena itu adalah kata yang kutukan di mana kita memaki seseorang sebagai anjing. Meskipun diplesetkan, tetap saja tidak mengubah arti kata tersebut.

Amsal 18:21, Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya

Ingat paribahasa diatas tadi.. “mulutmu, harimaumu,” demikianlah perkataan memiliki kuasa. Kata-kata dapat membangun seseorang, namun kata-kata juga dapat mengutuk seseorang meskipun tidak dikatakan dengan sungguh-sungguh. Ada begitu banyak hubungan yang hancur berantakan karena lidah, karena apa yang keluar dari bibir dan lidah kita. Karena itu, jaga tutur kata kita agar tidak menyakiti orang lain, tetapi memberkati mereka.

Jadi Sobat Youth Elohim.. Meskipun banyak orang menggunakannya, tidak berarti membenarkan kata tersebut sebagai sebuah kata gaul. Kebenaran tetap kebenaran, dosa tetaplah dosa..

Yakobus 4:17, ” Jadi jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”

Kesimpulannya : Diam adalah baik ketika kita tidak memiliki kebaikan atau kebenaran untuk dikatakan. Namun, apabila sesuatu yang kita katakan dapat membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain, lebih daripada kediaman kita, maka mengatakannya adalah lebih baik. Bahkan, kita dianjurkan untuk mendorong diri agar dapat sebanyak-banyaknya bermanfaat bagi lingkungan di sekitar kita, termasuk dengan perkataan kita. Yang perlu kita perhatikan adalah pilihan kata serta kualitas perkataan kita. Jangan sampai perkataan kita dipenuhi kesia-siaan, lebih-lebih menyakiti orang lain, merugikan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita bahkan membuat sedih hati Tuhan Yesus dengan perkataan kita.

Komitmenku hari ini

Aku berdoa  mohon pertolongan Roh Kudus, karena sebagai anak-anak Tuhan tidak sepatutnya aku memperkatakan perkataan yang kotor dan sia-sia, Amin.

AY – YDK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *