Bertahan di tengah Pencobaan

July 22, 2024 0 Comments

Renungan Harian Senin, 22 Juli 2024

Syalom bapak ibu yang dikasihi oleh Tuhan,

jika kita diminta untuk mendoakan anak-anak kita atau memohon doa dari orang tua kita, doa seperti apa yang kita harapkan? Mungkin sebagian besar dari kita akan memohon agar Tuhan memberkati kita dengan kesuksesan, kemenangan, dan hidup yang tanpa kendala. Namun, ada seorang yang pernah berdoa dengan cara yang tidak lazim untuk anaknya. Orang itu adalah Jenderal Douglas MacArthur.

Doanya adalah sebagai berikut: “Tuhan, sebagai seorang ayah, aku berdoa kepada-Mu, jangan memberikan kelancaran kepada anakku, jangan memberikan hidup yang terlalu mudah kepadanya, tetapi berikanlah dia jalan yang penuh dengan duri, ombak yang besar, dan kesulitan yang sengit supaya dia berniat untuk berjuang. Berikanlah dia angin topan dan ombak yang besar sehingga di tengah-tengah itu, dia bukan saja tidak jatuh tenggelam melainkan dapat berdiri tegak bahkan menyelamatkan mereka yang sedang tenggelam.”

Doa ini, yang kemudian dibukukan, mungkin terdengar aneh bagi kita. Kita mungkin berpikir, “Doa macam apa ini? Mengapa seorang ayah justru berharap anaknya menghadapi berbagai tantangan dan ujian?” Namun, sebagai seorang jenderal yang pernah berada di medan perang, MacArthur menyadari bahwa hanya dengan ujian hidup, anaknya akan mengalami hidup yang berkemenangan. Hanya dengan tantangan dan cobaan, anaknya akan menjadi orang yang tangguh.

Kita melihat contoh dari kisah Yesus di Lukas pasal 4, Yesus yang penuh Roh Kudus dibawa ke padang gurun dan dicobai oleh Iblis selama 40 hari tanpa makan.

Lukas 4:1-2 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.

Pencobaan yang dihadapi Yesus mengajarkan kita beberapa hal penting.

Pertama, dalam pencobaan pertama, Iblis meminta Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Yesus, yang telah berpuasa selama 40 hari dan dalam keadaan lapar, menolak godaan ini dengan mengutip Kitab Suci, “Manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Ini mengajarkan kita bahwa kebutuhan fisik tidak boleh mengalahkan ketaatan kita kepada Allah. Hal in mengajarkan bahwa hidup kita harus bergantung pada kehendak Allah, bukan pada hal materi saja.

Ulangan 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

PENCOBAAN MEMAKSA KITA MELUPAKAN KEHENDAK TUHAN, MENGKOMPROMIKAN IMAN, DAN MENEKAN KEDAULATAN TUHAN.

Kedua, dalam pencobaan kedua, Iblis menawarkan semua kerajaan dunia kepada Yesus jika Yesus menyembahnya. Yesus menolak tawaran ini dengan tegas, “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Mengutip dari Ulangan 6:13 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Ini menunjukkan bahwa tidak ada kompromi dalam ketaatan kita kepada Allah, meskipun itu berarti kita harus menolak kemudahan dan kekuasaan duniawi. Prinsip ini mengajarkan kita untuk tidak mengkompromikan ketaatan kita kepada Tuhan demi keuntungan sesaat.

IMAN DAN KETAATAN TOTAL MENGIKUTI KEHENDAK TUHAN AKAN MEMAMPUKAN ORANG PERCAYA  BERTAHAN DI TENGAH PENCOBAAN

Pada pencobaan ketiga, Iblis membawa Yesus ke puncak Bait Suci dan meminta Yesus menjatuhkan diri, dengan janji bahwa malaikat akan menyelamatkannya. Yesus sekali lagi menolak dengan mengutip Kitab Suci, “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu.” Ini mengajarkan kita untuk tidak memaksa Tuhan memenuhi keinginan kita, tetapi merendahkan diri di hadapan-Nya dan mengizinkan kehendak-Nya terjadi.

Dalam hidup kita itu 10%, sedangkan 90% adalah bagaimana kita meresponinya. Ketangguhan membedakan mereka yang tumbang dan yang bertahan. Kita bisa tangguh bila memiliki ketaatan total kepada kehendak Tuhan. Mari kita berdiri dan merefleksikan pesan ini, apapun tekanan atau ujian hidup yang kita hadapi, taat dan ikuti kehendak Tuhan. Hanya itu yang membuat kita kuat.

Bapak-Ibu dalam pencobaan dan ujian hidup, kita diajak untuk tetap taat dan mengasihi Tuhan. Jangan pernah mengkompromikan ketaatan kita kepada Tuhan demi kemudahan atau keuntungan sesaat. Ingatlah bahwa Allah mengizinkan ujian datang dalam hidup kita bukan untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membentuk kita menjadi orang yang lebih tangguh dan setia kepada-Nya.

Mari kita berdiri teguh di tengah pencobaan, dengan selalu mengutamakan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan mampu bertahan dan keluar sebagai pemenang dalam setiap ujian yang kita hadapi.

Amin… Tuhan Yesus memberkati

Rangkuman khotbah Pdt. Toni Irawan

Link Youtube:

Bacaan Alkitab hari ini : Kitab 2 Raja-Raja pasal 8 dan 9

https://elohim.id/bacaan-alkitab-senin-22-juli-2024/ 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *