BURN OUT



Renungan Harian Youth, Senin 07 April 2025

Yesaya 40: 29-31, Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Burn out, sebuah istilah yang tentu tidak asing lagi untuk kita. Sebuah istilah yang akhir-akhir ini sering disebut sebut dan dijadikan alasan untuk healing atau staycation. Apalagi untuk kondisi sekarang, teman-teman tau berita akhir-akhir ini tentang negara kita, ada banyak demo, ada banyak hal yang mengubah kondisi kita saat ini. Atau mungkin, di saat minggu lalu teman-teman mendapat berita bahwa teman-teman tidak diterima di jalur SNBP dan itu membuat temanteman kehilangan harapan atau mungkin kehilangan sukacita yang mendalam, atau barangkali saat ini teman-teman berada di dalam kondisi yang sangat sibuk dengan banyak aktivitas dan itu semua benar-benar membuat teman-teman merasa lelah. Inilah kondisi burnout. Banyak orang mendefinisikan bahwa burnout itu adalah kondisi padam. Padahal kita tau bahwa hidup kita seharusnya menyala kan?
Di dalam ayat bacaan kita hari ini, Tuhan sudah memberi penjelasan bahwa akan ada orang muda yang menjadi lelah dan lesu, tetapi Tuhan juga yang akan menjadi Solusi paling efektif untuk menyelesaikan masalah ini.

Burnout, sebuah kondisi ketika seseorang sudah tidak efektif lagi dalam melakukan sesuatu. Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental karena tekanan yang terusmenerus. Sebagai anak muda, kita sering merasa harus “tangguh”—tidak boleh lelah, tidak boleh mengeluh. Tugas menumpuk, ekspektasi tinggi, hubungan rumit, bahkan pelayanan di gereja pun bisa membuat kita kehabisan tenaga. Jadi, sebenarnya

Bagaimana kita tau kalau kita burnout?

  1. Kita merasa datar
  2. Kita menjadi emosional
  3. Kita merasa bahwa semuanya biasa saja
  4. Kita mudah merasa lelah
  5. Mulai menyerah melakukan sesuatu

Kenapa burnout bisa terjadi di anak muda?

  1. Terlalu banyak beban dan tanggung jawab Kita sering ingin melakukan segalanya, tetapi lupa bahwa kita manusia dengan keterbatasan.
  2. Kurangnya istirahat dan waktu dengan Tuhan Kita sibuk mengejar impian tetapi lupa melibatkan Tuhan dalam setiap langkah kita.
  3. Merasa diri bisa dan mampu Kita sering merasa bahwa kita pasti bisa menyelesaikannya sendiri. Kita merasa bahwa diri kitab isa menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Padahal kenyataannya, kita boleh-boleh saja minta bantuan orang lain. Kita harus sadari bahwa kita terbatas dan punya kapasitas masing-masing.
  4. Perbandingan sosial Media sosial membuat kita merasa harus selalu lebih baik dari orang lain, yang bisa membuat kita stres dan lelah.

Bagaimana agar kita tidak burnout?

1. Berhenti sejenak
Markus 6: 30-32 Masa itu Ketika murid-murid Tuhan Yesus sangat sibuk dalam hal melayani bahkan dinyatakan jika mereka tidak sempat makan. Saat itu pula Yesus mengajak murid-muridNya untuk beristirahat. Istirahat diperlukan agar kita bisa efektif dalam melayani karena dalam kesunyian itulah ketenangan dan kesegaran fisik atau pun mental disiapkan kembali untuk pelayanan berikutnya.
Yesus memahami kebutuhan manusiawi para murid-Nya—istirahat adalah bagian penting dari pelayanan. – Ini mengajarkan prinsip “rest in ministry”, bahwa pelayanan yang efektif memerlukan jeda, refleksi, dan pemulihan kekuatan. – Tempat yang “sunyi” menandakan ruang untuk perenungan dan keintiman dengan Tuhan, bukan sekadar pelarian dari kesibukan.

2. Hadapi Kenyataan
1 Raja-Raja 19:1-21 Elia lari dari masalah karena merasa ketakutan, dia sudah tidak sanggup padahal kalau kita lihat latar belakang Elia, ada banyak sekali bukti bahwa dia sudah melakukan banyak hal luar biasa. Padahal kita tau bahw aElia adalah nabi yang berani menegur Raja Ahab, mengadakan mujizat di Sungai Kerit, mneghidupkan anak janda Sarfat, dan menghadapi 850 nabi penyembah berhala; 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyeradi GUnung Karmel. Namun karena ancaman Izabel, dia mencoba untuk lari dari Izebel sampai akhirnya dia berada pada titik terendah hingga dia putus asa.

2. Memprioritaskan apa yang harus diprioritaskan
Matius 6:33 berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Fokuslah pada hal-hal yang bernilai kekal. Saat dunia sibuk mengejar uang, keamanan, dan kenyamanan, Yesus mengajarkan jalan yang terbalik: utamakan Tuhan lebih dulu, maka yang lain akan mengikuti. Bukan berarti kita tidak bekerja keras, tapi kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri semata. Kunci hidup yang tenang bukan terletak pada kepemilikan, tetapi pada prioritas.

3. Percayakan hidup kepada Tuhan

Amsal 3:5-6 mengingatkan kita untuk tidak mengandalkan pengertian sendiri, tetapi percaya kepada Tuhan dalam segala hal. Amsal 3:5–6 mengajak kita untuk hidup dengan iman, bukan hanya dengan akal. Ini bukan berarti kita anti-logika, tapi kita sadar bahwa Tuhan jauh lebih tahu daripada kita.

    Jika kita berada pada kondisi burn out saat ini, sadarilah bahwa itu wajar terjadi karena kita punya kapasitas masing-masing yang berbeda-beda. Namun, ingat dan tekankan bahwa kalian tidak pernah sendiri dan masih ada Tuhan, jadi datang pada Tuhan dan berserah padaNya. Maka Dia sendiri yang akan menuntun, menguatkan, dan meneguhkan teman-teman untuk menyala lagi.

    EYC 05042025-YDK

    Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
    Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
    Kirim ke 0895-1740-1800
    Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

    3 thoughts on “BURN OUT”

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *