DIFFICULT PEOPLE

July 19, 2024 0 Comments

Renungan Harian Youth, Jumat 19 Juli 2024

Syalom rekan-rekan Youth semuanya, semoga rekan-rekan dalam keadaan sehat dan baik semuanya

Pernahkah rekan-rekan mendengar istilah “difficult people”, Difficult artinya sulit. Difficult person di sini merujuk pada pribadi yang sulit. Istilah “difficult people” atau “orang yang sulit” merujuk pada individu-individu yang memiliki perilaku atau sifat yang membuat interaksi dengan mereka menjadi menantang atau menimbulkan stres. Orang-orang ini dapat ditemukan di berbagai lingkungan, seperti di tempat kerja, di keluarga, atau di lingkaran sosial.

Nelly Mathias menanggapi Secara psikologi, ternyata tidak ada istilah difficult person atau difficult people. Yang dianggap sulit bukan pribadi orang tersebut, tetapi kesulitan terjadi karena gaya komunikasi dan gaya bekerja yang berbeda. Label difficult person ini sangat subjektif sehingga kita tidak bisa menilai atau mencap orang lain sebagai “Difficult People”.

Joshua Miller, seorang peneliti kepribadian dan profesor psikologi di Franklin College of Arts and Sciences, telah melakukan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik “Difficult People”. Dalam wawancara dengan MindBodyGreen, Miller menjelaskan bahwa penelitian ini menciptakan faktor-faktor kunci yang mungkin membuat seseorang dipandang sebagai antagonistik. Beberapa karakteristik tersebut meliputi kurangnya empati, tidak berbesar hati, agresif, penuh kecurigaan, manipulatif, dan suka mendominasi. Yang lebih parah, orang-orang yang sulit ini sering kali tidak menyadari bahwa mereka merasa nyaman dengan sifat mereka dan tidak mau berubah

Dan Fakta ini kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari bukan? Ada rekan kerja atau teman kuliah atau kelas yang mungkin bisa disebut “menjengkelkan dan maunya sendiri”. Nah sebagai anak Tuhan bagaimana kita menilai dan berinteraksi dengan orang-orang tersebut.

Dalam 1 Samuel 25 ada kisah tentang Daud, Nabal, dan Abigail

Suatu hari, Nabal berada di Karmel untuk menggunting bulu domba-dombanya. Mendengar hal ini, Daud mengirim beberapa orangnya untuk menemui Nabal. Pesan yang ingin disampaikan Daud adalah bahwa selama di Karmel, gembala-gembala Nabal tidak pernah diganggu dan tidak pernah kehilangan apapun. Daud bermaksud meminta pemberian dari Nabal sebagai tanda terima kasih. Namun, Nabal menolak dengan kasar. Ia tidak mau berbagi roti, air, maupun hewan yang dimilikinya. Bahkan, Nabal memaki orang-orang suruhan Daud. Mendengar hal ini, Daud merasa bahwa kebaikannya dibalas dengan kejahatan oleh Nabal. Daud pun berniat untuk menyerang Nabal dan seisi rumahnya. Namun, niat ini diurungkan setelah Abigail, istri Nabal, mengetahui masalahnya dan segera bertindak. Abigail dengan cepat pergi menemui Daud. Ia berbicara kepada Daud dan memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh suaminya. Kemampuan Abigail dalam membaca situasi dan respon cepatnya berhasil menyelamatkan keluarganya dari malapetaka.

Dari kisah ini kita bisa melihat karakter seorang Nabal yang bisa kita katakan adalah seorang “Difficult People”.   “Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya.” Ayat 25

Nabal adalah seorang yang kasar dalam berbicara dan sombong. Ia menghina dan memaki orang-orang suruhan Daud tanpa alasan yang jelas. Kemudian dia Tidak Tahu Berterima Kasih, Meskipun Daud dan orang-orangnya telah menjaga gembala-gembala Nabal dan ternaknya, Nabal menolak untuk memberikan imbalan atau bantuan sebagai bentuk rasa terima kasih. Dan bisa dikatakan Dia adalah seorang yang Egois karena Nabal hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak peduli pada kebaikan yang telah dilakukan orang lain untuknya.

Namun bertolak belakang dengan hal itu kita berjumpa dengan tokoh Abigail, Dia awalah wanita yang Bijaksana dan Cerdas, Abigail menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan dengan cepat memahami situasi dan bertindak tepat untuk mencegah malapetaka. Kemudian Dia memiliki kerendahan hati, Abigail merendahkan diri di hadapan Daud dan memohon maaf atas tindakan suaminya, menunjukkan sifat rendah hati. Namun dia juga adalah wanita yang Pemberani, Abigail berani menghadapi Daud demi menyelamatkan keluarganya dan menunjukkan kasihnya dengan berusaha memperbaiki kesalahan suaminya. Bahkan dalam Ayat 32-34 Daud kagum dan memuji kebijasanaanya yang menghindarkan sebuah petaka yang besar.

“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Matius 5:9

Rekan-rekan Youth Tindakan Abigail menghindarkan potensi konflik yang dapat menghancurkan kedua belah pihak. Meskipun tidak mudah kita memiliki peran untuk membawa kedamaian dimanapun kita berada, ingatlah bahwa Membawa damai bukanlah mentolerir hal-hal yang tidak baik namun menyatakan kebenaran dengan kasih dan kebijaksanaan yang membawa damai sejahtera. Ya … kuncinya adalah Dibutuhkan kasih dan kebijaksanaan dalam menghadapi orang-orang sulit.

Tentunya ini akan menjadi tantangan kita masing-masing, namun percayalah ketika kita memenuhi panggilan kita sebagai anak-anak Allah, ditengah orang -orang yang sulit kita bisa menyikapi dengan bijaksana dan membawa damai sejahtera, mintalah hikmat dari Tuhan dan pertolongan Roh Kudus untuk memimpin kita dalam kebijaksanaan

Tuhan Yesus memberkati

YNP – TVP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *