Iman yang Menyelamatkan

July 20, 2024 0 Comments

Renungan Harian, Sabtu 20 Juli 2024

Bacaan: Kisah Para Rasul 19 : 1 – 6

Nats: Kisah Para Rasul 19:5, Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . .

Seorang dokter asal Virginia bernama Dr. Siccary di tahun 1733 berani ‘menantang maut’ dengan memakan beberapa buah tomat di depan orang banyak. Masyarakat Amerika kemudian menjadi percaya bahwa tomat tidak beracun dan bahkan memiliki rasa nikmat. Sekarang tomat menjadi buah yang sangat digemari dan bermanfaat sekali.

Menjadi orang percaya, terutama bagi kehidupan jemaat mula-mula pada waktu itu kira-kira menghadapi juga apa yang diperhadapkan oleh Dr. Siccary. Ketika mereka percaya bahwa Kristus adalah Tuhan yang sejati, maka mereka akan berhadapan dengan orang-orang yang menganggap sebaliknya, Kristus itu ‘beracun’ yang bisa mengakibatkan rusaknya keseimbangan persatuan masyarakat di Efesus waktu itu (Lihat Kisah Para Rasul 19:27).

Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, Kisah Para Rasul 19:1-6, kita berjumpa dengan beberapa orang murid, yang sama seperti apa yang dilakukan Dr. Siccary pada waktu itu, mereka berani ‘menantang maut’ … untuk ‘membuktikan’ bahwa Kristus adalah benar-benar Tuhan yang memiliki kuasa! … atau dalam bahasanya Dr. Siccary, para murid itu mau membuktikan bahwa mereka benar-benar percaya bahwa Kristus bukanlah ‘tomat beracun’ melainkan Kristus adalah ‘Tomat yang menyegarkan jiwa’! (Kisah Para Rasul 19:8).

Dalam kerangka pemahaman yang seperti itulah Paulus berani bertanya kepada para murid waktu itu: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” Ada sesuatu yang Paulus ingin ajak kepada para murid di Efesus pada waktu itu. Bukan hanya sekadar percaya bahwa Kristus adalah Tuhan yang sejati, tapi juga mewujudnyatakan rasa percaya mereka itu dalam bentuk tindakan iman. Dalam hal ini Paulus mengajak mereka untuk memberi diri dibaptis (Kisah Para Rasul 19:4).

Kehidupan kita sebagai orang percaya di masa kini pun rasanya tidak jauh berbeda tantangannya dengan kehidupan ‘mereka’ pada waktu itu (di Efesus) … Ada saja orang-orang yang menganggap “Tomat” itu adalah racun! Tidak boleh di percaya, tidak boleh ‘dinikmati’, apalagi ‘dikonsumsi dan dipublikasi kedahsyatan-Nya!’ Sekarang yang tinggal hanya satu, sikap kita sebagai orang yang mengaku percaya kepada “Kristus yang Agung” itu. Apakah kita mampu membuktikan kepada mereka yang masih sangsi bahwa Kristus benar-benar sanggup memberikan dan membawa kelegaan dalam kehidupan kita, bila kita mempercayai-Nya.

Ketika kita memberi diri dibaptis dalam nama Yesus. Ini adalah tindakan dan keputusan iman yang sesungguhnya, bukan karena motivasi yang lain.

Inilah iman yang menyelamatkan sebab dilahirkan kembali dari air dan Roh ( band. Yoh 3 : 5).  Setelah dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, serta penumpangan tangan oleh Paulus, maka turunlah Roh Kudus atas mereka. Itulah baptisan Roh Kudus, hal inilah doa dan kerinduan kita supaya mengalami baptisan Roh Kudus di dalam Yesus Kristus.

Bapak Ibu,  apa yang bisa kita lakukan sebagai orang percaya untuk mewujudnyatakan rasa percaya kita itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menyampaikan kabar keselamatan dan Tuhan itu selalu ada dalam setiap kehidupan kita. Biarlah sekitar kita adapat menyaksikan domostarsi iman yang telah menyelamatkan kita.

Tuhan Yesus Memberkati

EW

Bacaan Alkitab hari ini : Kitab 2 Raja-Raja pasal 4 dan 5

https://elohim.id/bacaan-alkitab-sabtu-20-juli-2024/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *