FLEXING

Renungan Harian Youth, 07 November 2022
Pengkhotbah 3:13, dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.
Flexing merupakan slang word alias bahasa gaul dalam bahasa Inggris. Jika diterjemahkan, flexing artinya suka pamer. Lebih jelasnya lagi, istilah ini bisa menggambarkan seseorang yang senang memamerkan kemewahan dan kekayaan. Jadi, flexing adalah istilah untuk mendeskripsikan seseorang yang sering memamerkan kekayaan mereka. Akibat medsos, istilah ini semakin terkenal di kalangan masyarakat. Jika pada awalnya pamer kekayaan dianggap sebagai hal yang tidak umum, kini pamer kekayaan di platform online, seperti Instagram menjadi hal yang wajar-wajar saja untuk dilakukan. Ada saja yang kerap kali dipamerkan influencer-influencer tanah air, seperti pakaian mahal, koleksi sepatu dan tas, saldo ATM, liburan ke berbagai belahan dunia, hingga tumpukan uang tunai. Pada gilirannya, muncul istilah-istilah lain yang berkaitan dengan hal tersebut. Sebut saja crazy rich atau sultan.
Saat ini, fenomena flexing memang seakan tengah menjamur. Bahkan, selebriti dan jajaran influencer lainnya membangun personal branding (citra diri) mereka lewat pamer kekayaan.
Kalau demikian, pertanyaan yang Muncul adalah mengapa ada orang yang senang pamer kekayaan?
Dalam Piramida kebutuhan dasar manusia(Abraham Maslow), ada kebutuhan untuk Aktualisasi diri dan Penghargaan menempati posisi tertinggi. Selain itu, dalam Psikologi Yunani Klasik, Salah satu unsur jiwa manusia adalah thymos, yaitu kebutuhan untuk diakui orang lain. Yaitu Memiliki hasrat agar eksistensi dan kesetaraan diakui di antara orang lain tentu wajar, tetapi menjadi masalah jika hasrat tersebut tidak terkendali hingga mendorong seseorang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pengakuan itu.
Jika tidak dikendalikan, maka dorongan jiwa semacam ini akan membuat orang terjebak pada dosa kesombongan.
Sebenarnya, perilaku pamer kekayaan ini bukanlah sesuatu yang buruk. Hanya saja, bila sudah merugikan orang lain, atau mengubah kepribadian menjadi orang yang berbeda, bahkan cenderung buruk, flexing menjadi masalah. Perilaku ini bisa dianggap sebagai gangguan psikologis.
Rekan-rekan youth, sebelum fenomena flexing booming seperti sekarang, Alkitab pernah mencatat suatu kisah flexing yang dilakukan oleh Raja Hizkia ketika memerintah di Yehuda. Sekali peristiwa, Hizkia memperlihatkan ”segala yang ada dalam perbendaharaannya” kepada para petinggi dari Babilon. Kekayaannya yang luar biasa pasti membuat para tamu itu terkesan. Namun, itu juga menyulut ketamakan mereka. Setelah mereka pergi, Yesaya nabi Allah dengan berani memberi tahu Hizkia bahwa suatu saat semua hartanya akan ”diangkut ke Babilon”. Tidak ada yang akan ditinggalkan. Kata-kata itu tergenap! Bertahun-tahun kemudian, orang Babilon kembali dan membawa semua harta keluarga Hizkia.— 2 Raj. 20:12-17; 24:12-13
Dari kisah ini saja, kita bisa belajar bahwa ada tidak semuanya kita harus tunjukkan kepada banyak orang, apalagi menyangkut materi yang berlebihan. Dalam beberapa kasus ada orang-orang yang terlalu memaksakan kehendak mereka untuk mendapat pengakuan atas pencapaian mereka walaupun sebenarnya diupayakan dengan cara-cara yang tidak benar, seperti berhutang supaya bisa tampil dengan barang-barang mewah. Pada akhirnya yang ditampilkan orang-orang yang seperti itu bukanlah diri mereka yang sebenarnya
Dari sini kita belajar bahwaq, orang yang suka pamer kekayaan berisiko kehilangan semua, atau paling tidak sebagian, hartanya. Sebuah laporan tentang kejahatan dan keamanan di Meksiko menyatakan, ”Tukang pamer kekayaan menjadi magnet bagi para pencuri di Mexico City. Memakai perhiasan dan jam tangan mahal, serta menunjuk-nunjukkan banyaknya uang yang dimiliki bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan.” Betapa jauh lebih baik mengindahkan nasihat Alkitab untuk tidak ”membual” tentang kekayaan. (Yeremia 9:23)”Hikmat ada pada orang-orang yang rendah hati,” kata Amsal 11:2
Jangan melakukan sesuatu untuk menyombongkan diri
Filipi 2:3 ”Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri.” (BIMK)
Kata “sombong”, ”angkuh”, ”Tinggi hati”, ”congkak” disebut 200x di alkitab, dan kata tersebut mengacu pada perilaku atau sikap yang dibenci Tuhan. Amsal 16:5, “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman”
“Siapakah orang yang memberi kesulitan paling besar dalam pelayanan Anda?” Dirinya sendiri. ~ D.L Moody
Rekan-rekan youth, Kalau begitu yang harus kita tunjukan dan saksikan kepada orang banyak adalah semua karya yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita. Caranya adalah jika kita memiliki sesuatu adalah dengan mengatakan bahwa semua berasal dari Tuhan dan berkat Tuhan lewat apa yang kita kerjakan. Dan diatas semuanya itu kita harus menonjolkan KARAKTER KRISTUS di dalam hidup kita. Karakter Kristus yang telah menebus dan menjadikan kita manusia Baru haruslah nyata terlihat melalui hidup kita.
1 Yohanes 2:6, Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Jangan sampai kita justru menjadi batu sandungan bagi orang lain karena apa yang kita tunjukan di luar sana justru berbeda dengan perintah Tuhan lewat firman Tuhan. Tunjukan terus kepada orang lain bahwa kita benar-benar anak Tuhan yang berkarakter Kristus.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
EYC 05112022