Harapan Dari yang Tersisa
[et_pb_section][et_pb_row][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text]
Renungan Harian Selasa, 21 Maret 2023
Bacaan : Yesaya 10:20-27
Syalom Bapak Ibu Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus .m . .
Setiap orang pasti pernah kehilangan. Entah barang, harta, rumah, kesempatan, atau bahkan orang yang dicintai. Pengalaman kehilangan bisa melumpuhkan semangat hidup, bahkan mematikan pengharapan kita. Tengoklah betapa banyak orang yang putus asa akibat pahitnya pengalaman kehilangan.
Alkitab mencatat bahwa Allah pernah mengalami kehilangan umat yang dikasihi-Nya, karena berturut-turut mereka beralih kesetiaan. Jumlah orang yang percaya menurun secara bertahap. Israel menolak-Nya. Yehuda meninggalkan-Nya. Jumlah umat yang setia terus menipis. Namun, Dia tak pernah berhenti berkarya! Alih-alih memikirkan yang hilang, Dia memikirkan yang tersisa. Dia bekerja melalui mereka. Namanya “sisa Israel”. Yesaya sedang menggemakan penghayatan iman yang dinamai Teologi Sisa.
Yohanes melaporkan tentang ribuan pengikut Yesus yang pergi sesudah mendengar firman keras yang menantang iman. Tersisa hanya 12 murid! Namun, Yesus tidak kecewa atau putus harap. Dia tetap bekerja dengan sisa komposisi 12 murid itu, yang kelak justru menjadi fondasi Gereja di seluruh dunia.
Jika Anda sedang mengalami kehilangan, jangan berfokus pada yang telah hilang atau pergi, melainkan pada yang masih ada.
Saat Tuhan mengijinkan ada sesuatu yang hilang dari dalam hidup kita, mungkin merasa Tuhan tidak adil. Kita merasa marah dan kecewa, karena Tuhan seakan-akan tidak peduli dan telah melupakan kita. Sesungguhnya, kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dalam hidup kita, semuanya itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan untuk kita jaga, kita rawat dan kita kelola. Bila Tuhan ingin mengambilnya, tentu itu adalah hak Tuhan. Mungkin kita berkata bahwa apa yang kita miliki ini adalah hasil dari jerih payah kita dan kita berhak untuk memiliki itu semua. Tapi ingatlah, tanpa campur tangan Tuhan yang membuat hidup kita berhasil dan menjadi sebagaimana kita ada saat ini, jerih payah kita hanyalah sia-sia belaka. Ketika kita menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kita miliki adalah kepunyaan Tuhan dan Dia berhak atas segala yang ada di dalam hidup kita, maka kita akan mampu merespon seperti Ayub, memuji dan menyembah Tuhan di tengah kehilangan. Ketika Tuhan mengizinkan kita mengalami kehilangan, jangan biarkan kasih kita kepada-Nya ikut hilang
Tidak berarti semua itu tidak penting, namun bukankah hidup harus terus berjalan? Hari esok harus kita songsong dengan tetap maju dan berkarya dengan apa yang “tersisa”.
Renungkanlah apa yang menjadi rencana Tuhan di dalam kita. Dia adalah Tuhan yang Maha Bijak, tidak pernah Dia salah dalam bertindak.
Sekecil apa pun itu. Waktu, kesempatan, kekuatan, keluarga, teman, sedikit uang … apa saja yang masih ada pada kita. Hargai, syukuri, dan melangkahlah dengannya!
SAAT KEHILANGAN, BERFOKUSLAH PADA APA YANG MASIH ADA
TETAP BERJUANG DAN JANGAN KEHILANGAN PENGHARAPAN
Tuhan Yesus Memberkati
TC.
[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]Renungan Harian Selasa, 21 Maret 2023
Bacaan : Yesaya 10:20-27
Syalom Bapak Ibu Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus .m . .
Setiap orang pasti pernah kehilangan. Entah barang, harta, rumah, kesempatan, atau bahkan orang yang dicintai. Pengalaman kehilangan bisa melumpuhkan semangat hidup, bahkan mematikan pengharapan kita. Tengoklah betapa banyak orang yang putus asa akibat pahitnya pengalaman kehilangan.
Alkitab mencatat bahwa Allah pernah mengalami kehilangan umat yang dikasihi-Nya, karena berturut-turut mereka beralih kesetiaan. Jumlah orang yang percaya menurun secara bertahap. Israel menolak-Nya. Yehuda meninggalkan-Nya. Jumlah umat yang setia terus menipis. Namun, Dia tak pernah berhenti berkarya! Alih-alih memikirkan yang hilang, Dia memikirkan yang tersisa. Dia bekerja melalui mereka. Namanya “sisa Israel”. Yesaya sedang menggemakan penghayatan iman yang dinamai Teologi Sisa.
Yohanes melaporkan tentang ribuan pengikut Yesus yang pergi sesudah mendengar firman keras yang menantang iman. Tersisa hanya 12 murid! Namun, Yesus tidak kecewa atau putus harap. Dia tetap bekerja dengan sisa komposisi 12 murid itu, yang kelak justru menjadi fondasi Gereja di seluruh dunia.
Jika Anda sedang mengalami kehilangan, jangan berfokus pada yang telah hilang atau pergi, melainkan pada yang masih ada.
Saat Tuhan mengijinkan ada sesuatu yang hilang dari dalam hidup kita, mungkin merasa Tuhan tidak adil. Kita merasa marah dan kecewa, karena Tuhan seakan-akan tidak peduli dan telah melupakan kita. Sesungguhnya, kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dalam hidup kita, semuanya itu adalah milik Tuhan yang dipercayakan untuk kita jaga, kita rawat dan kita kelola. Bila Tuhan ingin mengambilnya, tentu itu adalah hak Tuhan. Mungkin kita berkata bahwa apa yang kita miliki ini adalah hasil dari jerih payah kita dan kita berhak untuk memiliki itu semua. Tapi ingatlah, tanpa campur tangan Tuhan yang membuat hidup kita berhasil dan menjadi sebagaimana kita ada saat ini, jerih payah kita hanyalah sia-sia belaka. Ketika kita menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kita miliki adalah kepunyaan Tuhan dan Dia berhak atas segala yang ada di dalam hidup kita, maka kita akan mampu merespon seperti Ayub, memuji dan menyembah Tuhan di tengah kehilangan. Ketika Tuhan mengizinkan kita mengalami kehilangan, jangan biarkan kasih kita kepada-Nya ikut hilang
Tidak berarti semua itu tidak penting, namun bukankah hidup harus terus berjalan? Hari esok harus kita songsong dengan tetap maju dan berkarya dengan apa yang “tersisa”.
Renungkanlah apa yang menjadi rencana Tuhan di dalam kita. Dia adalah Tuhan yang Maha Bijak, tidak pernah Dia salah dalam bertindak.
Sekecil apa pun itu. Waktu, kesempatan, kekuatan, keluarga, teman, sedikit uang … apa saja yang masih ada pada kita. Hargai, syukuri, dan melangkahlah dengannya!
SAAT KEHILANGAN, BERFOKUSLAH PADA APA YANG MASIH ADA
TETAP BERJUANG DAN JANGAN KEHILANGAN PENGHARAPAN
Tuhan Yesus Memberkati
TC.