Hidup adalah Anugerah

February 25, 2023 0 Comments

Renungan Harian, 25 Februari 2023

Nats: Amsal 30:7-9

Shalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . . .

            Kaya dan mikin itu adalah relatif. Persoalannya apakah kita bisa menikmati semua keadaan kita? Itu yang sering menjadi persoalan. Baik kaya maupun miskin sejatinya kita harus mampu menikmatinya. Pada masa kini banyak orang berorientasi kepada kekayaan dan itu sudah merupakan gaya hidup banyak orang. Rasanya tidak ada satupun orang yang menginginkan hidup miskin, serba kekurangan dan terus kesulitan dalam memenuhi biaya hidup yang terus semakin tinggi. Tapi di sisi lain, sebuah status kekayaan akan dengan mudah menjerumuskan kita ke dalam rasa kepuasan berlebihan yang malah bisa membuat kita lupa kepada Sang Pemberi, lalu kemudian lupa bahwa semua itu dia sediakan bukan untuk ditimbun melainkan untuk dipakai untuk memberkati saudara-saudara kita yang lain. 

            Lalu pertanyaan berikut, apakah jika demikian kita tidak boleh untuk menjadi kaya? Tidak juga, karena Tuhan sendiri menjanjikan kita sebuah kehidupan yang berkelimpahan. Tetapi seharusnya kekayaan itu hadir ketika kita sudah benar-benar siap untuk menerimanya. Arti siap di sini adalah sudah mengetahui terlebih dahulu dengan benar untuk apa sebenarnya Tuhan memberkati kita dan untuk apa semuanya itu seharusnya dipakai, lalu siap untuk melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab Yesus berkata: “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Mat. 13:12). Mempunyai apa? Dalam versi bahasa Inggris dikatakan mempunyai “spiritual knowledge”,

Pengetahuan dan pemahaman yang benar akan maksud Tuhan. Inilah yang mampu membuat kita tetap taat dan setia dalam kondisi apapun, termasuk ketika harta kekayaan hadir dalam diri kita.

Inilah yang memampukan kita untuk tidak  berada dalam rel yang benar agar tidak rusak oleh kekayaan.

            Ada sebuah doa yang bagus dalam Amsal mengenai hal ini. “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku” (Ams. 30:7-8). Mari kita fokus kepada hal kedua dalam doa ini, yaitu jangan berikan kemiskinan dan kekayaan, tetapi berilah apa yang menjadi bagianku. Alasan dari permohonan ini ada di ayat selanjutnya. “Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (ay. 9).

Sesungguhnya ini penting, karena Tuhanlah sebenarnya yang tahu sampai dimana kemampuan dan kapasitas kita untuk menerima sesuatu. Jangan sampai kita menderita miskin lalu sulit untuk melakukan firman Tuhan, di sisi lain jangan sampai kekayaan membuat hubungan kita malah rusak dengan Tuhan.

Apa yang baik adalah sesuai dengan takaran Tuhan, bukan takaran kita. Dia tahu apa yang kita butuhkan,

Dia jauh lebih mengenal diri kita, oleh karena itu yang terbaik adalah menyerahkan keputusan ke dalam tangan Tuhan. Barang siapa percaya kepada AnakNya beroleh keselamatan yang kekal, karena mengenal dan menerima karya keselamatanNya skan hidup dalam anugerah pemeliharaanNya.

            Inilah yang diminta Agur, Ia mengenal bahwa manusia sulit berkata “ cukup “. Karena selalu merasa segala kebutuhan tercukupi ia tidak lagi memandang Allah yang memberikan, bila ia hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, ia bisa mencuri dan mempermalukan Tuhan.

Jika demikian kapan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, ketika kaya dan ketika miskinpun tidak.

Berbeda halnya dengan seorang yang menyadari bahwa hidupnya adalah anugerah dan segala yang dimilikinya pun semata berdasarkan anugerah pemeliharaan Nya sehingga ia senantiasa mensyukuri Sang Pemelihara hidupnya.

            Saudara-saudara perenungan buat kita semua adalah ; mengenal dan menikmati hidup didalam Allah sang pemelihara akan membuat kita mensyukuri kesetiaanNya dan jauh dari sikap mengeluh dan menyalahkan Dia

Tuhan memberkati

EW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *