Hidup yang Berarti

Renungan Harian, 14 Februari 2023
Bacaan: Kisah Para Rsaul 9: 10-18
Syalom Bapak Ibu Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus . . . .
Ada sebuah pertanyaan yang entah kapan akan muncul dalam benak kita masing-masing, Apakah hidupku ini sudah berarti? Baik bagi keluarga, tempat kita bekerja, dalam komunitas kita bahkan di lingkungan sekitar kita. Atau pernyataan yang ada malah, kita berpikir kalau hidup kita ini tidak berarti sama sekali.
Mari kita simak kisah dari Ananias sang murid Yesus dari Damaskus, yang tidak dikenal tetapi dia dipakai oleh Tuhan untuk membuka pelayanan Rasul Paulus. Ananias dalam Kisah Para Rasul pasal 9 tampak begitu “kabur” (dia tidak begitu dikenal seperti Paulus) namun toh hidupnya mendatangkan dampak Ada banyak tradisi yang mengisahkan bahwa Ananias adalah salah satu dari 70 murid dan dia mengakhiri hidupnya dengan menjadi martir di Hierapolis.
Kitapun dapat membuat hidup ini menjadi berarti, caranya adalah
Bersedia dipakai oleh Tuhan
Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!“ (ayat 10). “Ini aku Tuhan” menjadi kalimat penting yang mengawali perjalanan hidup dari orang-orang yang membuat sejarah (Samuel, Yesaya, dll). “Ini aku Tuhan” adalah sebuah pengakuan kesiapannya untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Perlu keberanian
“Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang
dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.“ (ayat 13-14) ….. Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu (ayat 17). Bertemu dengan Saulus bukan perkara yang biasa, karena identitas Saulus sebagai penganiaya jemaat tetapi Ananias memiliki keberanian untuk berjumpa dengan Saulus dan bahkan berdoa baginya.
Miliki Iman
“Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama- Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.” (ayat 15)
Diperlukan Iman untuk mempercayai apa yang Tuhan sampaikan mengenai panggilan terhadap Saulus. Annanias menggambil langkah Iman untuk mau percaya terhadap rancangan Tuhan. Faith is like a SEED; plant it in your heart. GOD gives the harvest at appointed TIME. (Iman itu seperti biji, tanam iman itu dalam hatimu. Allah akan memberikan tuaian pada waktunya). Ambilah langkah dengan percaya untuk melakukan sesuatu dengan sungguh- sungguh meskipun belum melihat hasilnya tetapi tetaplah menabur Iman, dan akan menuai pada waktunya.
Miliki Kasih seperti Kristus
“Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Kalimat pertama yang diucapkan Ananias adalah: “Saulus, saudaraku” – Suatu ucapan Selamat Datang yang akrab. Inilah salah satu contoh kasih yang tertinggi. …. Di dalam Kristus, Paulus dan Ananias, orang-orang yang pernah menjadi musuh besar kini bersatu sebagai saudara (William Barclay). Annanias menjadi saluran kasih dari pribadi Allah untuk membawa seorang Saulus sang penganiaya yang akan menjadi penginjil besar.
Annanias dengan berani melayani Saulus karena dia mengasihi Allah dan juga mengasihi Saulus.
Mother Teresa: Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal yang besar, tetapi kita dapat melakukan hal-hal yang kecil dengan kasih yang besar.
Mari jadikan hidup kita berarti, hidup adalah sebuah kesempatan, waktu yang ada terbatas dan kita tidak tahu kapan kita kembali. Jadi jangan tunda, setiap hari setiap momen dalam kehidupan kita dapat kita buat menjadi sebuah hidup yang berarti
Tuhan Yesus Memberkati
TC