Hormatilah Kekurangan Orang Lain

Renungan Harian Umum, 15 Oktober 2022
Bacaan: 2Raja-Raja 2:23 -25
Nats: 2Raja-raja 2:23, Elisa pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah anak-anak dari kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya: “Naiklah botak, naiklah botak!”
Syalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Jika kita membaca di dalam 2Raja-raja 2:23-25, perlu kita memperhatikan dengan baik karena kita bisa salah memahaminya. Bagaimana mungkin hanya karena dihina, seorang nabi mengutuki anak-anak, sehingga dicabik-cabik oleh 2 ekor beruang. Korbannyapun berjumlah 42 anak. Sungguh peristiwa yang sadis dan tragis .
Benarkah demikian?
Pada masa itu Bethel adalah tempat penyembahan berhala yaitu baal. Masyarakat tidak menyembah Yahweh Allah Israel. Oleh sebab itu tak heran jika ada yang menolak nabi bahkan merendahkannya.
Anak-anak yang dimaksud bukanlah anak-anak kecil atau usia balita tetapi anak-anak muda yang sudah dapat dimintai pertanggungan jawab atas perbuatannya. Anak-anak muda Bethel mengolok-olok kekurangan penampilan fisik Elisa yaitu botak kepalanya. Sesungguhnya mengolok -ngolok nabi sama dengan menolak Yahweh.
Nabi adalah seorang yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan kebenaran. Namun demikian tugas mulia ini tidak selalu direspon positif oleh pendengarnya. Malah respon yang diterimanya adalah penolakan dan penghinaan. Hamba Tuhan sangat tidak layak dijadikan bahan lelucon dan ejekan. Sekalipun penampilan fisiknya tidak menarik, ia adalah seorang hamba Allah. Allah yang memilih dan mengangkatnya,
Karena itu mengolok ngolok nabi sama dengan menghina Allah yang menugaskannya. Menghormati hamba Tuhan sama dengan menghormati Allah yang mengutusnya. Karena itu jangan menjadikan kekurangan seseorang sebagai bahan olokan. Kita diajarkan untuk menghargai setiap orang tanpa mempersoalkan kekurangan penampilan fisiknya.
Apakah arti menghargai orang lain?
Menerima orang lain apa adanya. Memperlakukan orang lain secara baik dan benar – Seperti yang tercatat dalam Yakobus 2:8. Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri “.
Menghargai orang lain artinya Memposisikan orang lain sama pentingnya dengan kita.
Bagaimana caranya agar kita dapat saling menghargai?
SALING MENERIMA
Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Kita perlu saling menerima satu dengan yang lain dengan apa adanya, bukan “ada apanya”. Kita tulus menerima kelebihan mereka tanpa perlu iri hati, tapi malah ikut senang dengan keberhasilannya. Kita juga menerima kelemahan/kekurangan mereka tanpa membicarakannya dengan orang lain
SALING MEMBANGUN
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
Roma 14:19. Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.
Mengejar damai sejahtera dan hal yang berguna, berarti membuang kepentingan pribadi dan egoisme, sebab di mana ada kepentingan pribadi dan ego, pasti ada iri hati. Di mana ada iri hati, pasti ada segala macam perbuatan jahat.
Menghargai orang lain berarti memperlakukan orang lain secara baik dan benar, baik lewat perkataan maupun perbuatan – Menghargai orang lain adalah wujud ketaatan kita kepada Tuhan.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Mat.7:12)
Jadi, hormatilah semua semua orang, karena semua orang diciptakan menurut gambar Allah
Tuhan Yesus memberkati.
EW