Ingin Maximal, harus Tekun

Renungan harian Jumat, 19 Mei 2023
“Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.” Amsal 8:17
Banyak orang percaya yang pada awal-awal mengikut Tuhan tampak begitu bersemangat dan menggebu-gebu di dalam Tuhan. Namun seiring berjalannya waktu semangat itu tidak lagi ada. Yang sebelumnya begitu tekun melayani Tuhan kini mulai kendor. Yang sebelumnya begitu tekun bersaat teduh setiap hari kini sudah mulai bolong-bolong.
Alkitab menasihatkan, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).
Tanpa ketekunan, apa pun yang kita kerjakan tidak akan pernah membawa hasil yang maksimal.
Alkitab mencatat: “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperolah apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10:36
Kata “tekun” dapat diartikan
- sebagai ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan apa pun.
- Tekun juga berarti fokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakannya.
Sejalan dengan itu pepatah Jawa mengatakan: “Sopo sing telaten bakal panen.” Artinya siapa mau bertekun pastilah akan menuai hasilnya. Maksudnya, ketekunan menjadi kunci untuk meraih kesuksesan.
Orang yang tekun akan menghasilkan buah dan menikmati upah. Ketekunan adalah unsur terpenting dalam setiap keberhasilan. Terlebih di era sekarang ini, semua orang menginginkan segala sesuatu yang serba cepat. Ingin cepat kaya, ingin cepat sukses dan berhasil
Pertanyaannya adalah bagaimana ketekunan dapat terbentuk?
Melalui kesengsaraan (Rm. 5:3).
Itulah sebabnya Tuhan kadang kala mengizinkan kita mengalami kesengsaraan dengan tujuan agar Ia dapat membentuk ketekunan di dalam diri kita.
Melalui ujian iman (Yak. 1:3).
Oleh karena itu, Tuhan seringkali mengizinkan berbagai pencobaan menimpa hidup kita dengan maksud agar ketekunan dapat muncul di dalam diri kita.
Ketekunan dapat dilatih, karena hal itu adalah ketetapan hati. Sekalipun istri Ayub mendesak Ayub agar tidak bertekun lagi dalam kesalehannya, namun ia memutuskan dan menetapkan bahwa ia akan tetap tekun dalam kesalehannya (Ayb. 2:9-10).
“Dalam hal apa saja kita harus hidup dalam ketekunan?”
1. Kita harus tekun dalam berbuat baik.
Hal pertama yang harus kita lakukan terkait dengan hidup dalam ketekunan ialah kita harus tekun berbuat baik. Rasul Paulus dalam pimpinan Roh Kudus terkait dengan kita harus tekun dalam berbuat baik menulis kepada orang Kristen yang ada di kota Teslonika, demikian: “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik” – 2 Teselonika 3:13.
Berdasarkan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus di atas, maka kita diberi motivasi supaya jangan bosan-bosan, jangan pernah berhenti, jangan pernah mengurangi dalam hal berbuat baik. Dengan kata lain, kita harus hidup dalam ketekunan untuk senantiasa berbuat baik. Berbuat baik kepada siapa? Tentunya berbuat baik kepada semua orang terutama kepada kawan-kawan kita seiman – Galatia 6:10.
2. Kita harus tekun dalam Iman Percaya kepada Kristus Yesus
Hal kedua yang harus kita lakukan terkait dengan hidup dalam ketekunan ialah kita harus tekun dalam iman. Tekun dalam iman yang dimaksudkan di sini ialah supaya kita selalu memelihara hidup beriman kita kepada Tuhan dan mengalami pengalaman iman dalam kehidupan tiap-tiap hari.
Dokter Lukas menulis terkait dengan tekun dalam iman, demikian: “Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasehati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara” – Kisah Para Rasul 14:22.
Kita bertekun dalam iman karena sesungguhnya kita selalu dihadapkan dengan beragam penderitaan yang bisa saja melemahkan iman kita. Itulah sebabnya kita harus bertekun di dalam iman.
Lebih lanjut Rasul Paulus menulis terkait dengan tekun dalam Iman Percaya, “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya” – Kolose 1:23
Pdt. Budi Wahono