“Kauda” Iman ditengah Gempuran Badai

May 22, 2023 0 Comments

Renungan Harian Senin, 22 Mei 2023

Kisah Para Rasul 27:1-44

Mungkin banyak dari kita yang baru pertama kali mendengar kata “Kuada”. Kata ini pertama kali muncul dalam kitab Kisah Para Rasul 27. Kauda adalah sebuah pulau kecil, didalam Alkitab dalam peta perjanjian baru disitulah kita akan banyak melihat peristiwa-peristiwa perjanjian baru banyak terjadi didaerah sekitar Kauda. Sampai saat ini pulau ini masih ada, dan pulau ini sangat kecil, karena hanya berisi penduduk sekitar 150 orang saja. Sekalipun  pulau ini kecil, namun didalam perjanjian baru pulau ini memiliki catatan yang menarik. Karena tak jauh dari pulau inilah Paulus dan orang -orang yang menumpang disebuah kapal mengalami badai yang begitu hebat.

Ayat 13-14 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta. Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin “Timur Laut”.

Kita melihat sebuah gambaran ketika mereka melihat segala sesuatunya berjalan dengan nyaman, namun tiba-tiba dari arah pulau muncul angin badai. Bapak/ibu yang terkasih didalam kehidupan kita sebagai seorang manusia, kehidupan kita mirip seperti sebuah perjalanan, mirip seperti sebuah pelayaran. Saat kita berlayar ke tempat perhentian kita, dalam perjalanan tersebut kita juga akan mengalami badai. Dan yang namanya badai punya ciri-ciri.

BADAI:

a. Unpredictable

Badai tidak bisa diprediksi kapan bisa datang didalam kehidupan kita. Badai datang tanpa diundang dan bisa datang sewaktu-waktu.

b. Menggoncang dan meluluhlantakan zona nyaman

Ayat 15,18 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing. Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.

Kapal yang tadinya nyaman dan penumpang yang tadinya menikmati perjalanan, tiba tiba angin badai yang disebut angin timur laut itu mengguncang kapal mereka.

c. Menciptakan kebingungan

Ayat 20a Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami

Paulus berlayar diera dimana belum ada system navigasi seperti sekarang ini. Pada waktu itu orang-orang menggunakan posisi matahari dan bintang sebagai Kompas mereka saat mereka melakukan sebuah perjalanan. Kalau bintang ada, mereka tahu berada dimana dan kemana mereka akan pergi. Namun jika bintang tersebut tertutup oleh awan, maka mereka akan menjadi kebingungan karena petunjuk arah mereka hilang. Demikian juga dengan kehidupan kita, ketika perahu kehidupan kita digoncang, entah itu dengan penyakit, berita buruk, dan lain sebagainya. Hal hal ini bisa membuat kita bingung dan kehilangan arah, seperti yang dialami oleh rasul Paulus.

d. Berpotensi menghilangkan harapan

Ayat 20b akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami

badai kehidupan itu bisa mengguncangkan hidup kita sedemikian rupa, hingga kita bisa kehilangan harapan. Dan jika seseorang kehilangan harapan, dia bisa melakukan sesuatu yang fatal.

Namun pada hari ini kita mau sama-sama belajar tentang 3 hal yang harus kita lakukan ketika di gempur dengan badai kehidupan:

  • Tetap tenang dan tidak panik

Ayat 22:Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini

Walaupun pada waktu itu kapal yang dinaiki oleh Paulus diombang ambingkan oleh badai, tetapi Paulus tetap tenang dan tidak panik. Didalam kehidupan kita, ketika kita digempur dengan badai kehidupan, kitapun diharapkan untuk tetap tenang dan tidak panik.

Panik menyebabkan penyempitan pandangan. Ketenangan untuk menerima datangnya bahaya membuat kita lebih mudah untuk mengakses situasi dan melihat pilihan-pilihan yang ada”   “Simon Sinek”

Untuk itulah saat kita mengalami badai kehidupan yang dahsyat, marilah kita tetap tenang seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus.

Semakin dekat orang pada ketenangan. Semakin dekat orang itu pada kekuatan.  (Marcus Aurelius)

Jadi saat kita dihantam oleh badai, dan kita tetap tenang, maka kita akan jauh lebih kuat. Tetapi kalau kita panik saat dihantam badai, posisi kita akan jauh lebih rawan dan lebih lemah.

  • Buat Pilihan Bijak: Pertahankan hal-hal essensial, buang yang tidak essensial

Ayat 18,19,38: Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.  Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri  Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.

Disini kita melihat bahwa mereka membuang barang-barang, yang barangkali itu berharga, namun harus dibuang agar kapal yang mereka naiki lebih ringan, agar tidak terjadi karam atau tenggelam. Didalam kehidupan kitapun, kadang-kadang kita juga harus melakukan hal yang sama. Kita perlu membuang hal-hal yang tidak essensial didalam kehidupan kita.

  • Tetap percaya pada Allah dan  Firman-Nya ditengah-tengah ketidakpastian

Ayat 23-25 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,  dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.

Ketika kita dihantam dan digempur oleh badai kehidupan, kita perlu percaya kepada Allah dan FirmanNya, walaupun keadaan dan situasi yang mungkin kita hadapi saat mengalami badai tidak ada kepastian.

Firman Tuhan katakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Kita harus percaya dan pegang akan hal ini didalam kehidupan kita.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Rangkuman Khotbah

Pdt. Gani Wiyono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *