KEGIGIHAN IMAN
Renungan Harian Youth, Jumat, 23 Februari 2024
Syalom rekam-rekan Youth semuanya, bagaimana kabarnya hari ini semoga rekan-rekan dalam keadaan sehat semuanya
Tema renungan hari ini adalah “ TETAP GIGIH DALAM PERJUANGAN, RENDAHKAN HATIMU, PERCAYALAH, TUHAN SEDANG MENGUJIMU “
Kisah dalam Markus 7:24-30 menggambarkan seorang wanita dari bangsa Yunani Siro-Fenesia yang mendatangi Yesus untuk memohon agar Dia mengusir roh jahat dari anaknya. Pada masa itu, orang Israel sering merendahkan bangsa lain dan merasa diri sebagai bangsa pilihan Allah. Salah satu bangsa yang sering diabaikan adalah Siro-Fenesia. Meskipun bangsa Siro-Fenesia dikenal karena kemampuan mereka dalam perdagangan pewarna ungu dari kerang Murex, yang digunakan untuk membuat jubah para bangsawan, dan kemajuan mereka dalam bidang lain seperti sastra dan politik, mereka sering dihina oleh bangsa Yahudi karena dianggap bukan bagian dari pilihan Allah. Bahkan, mereka sering disebut sebagai “anjing” oleh bangsa Yahudi.
Demikian pula, Yesus, yang hidup di tengah-tengah masyarakat Yahudi, awalnya menunjukkan sikap yang biasa di kalangan mereka ketika berhadapan dengan perempuan tersebut. Ia mengatakan bahwa utamanya tugas-Nya adalah untuk melayani orang-orang Yahudi. Yesus mengatakan kepadanya, “Lebih baik memberi makan anak-anak terlebih dahulu. Tidaklah pantas mengambil roti yang disediakan untuk anak-anak dan memberikannya kepada anjing.” Namun, perempuan itu tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia terus berjuang untuk kesembuhan anaknya. Ia merendahkan dirinya di hadapan Yesus dengan mengatakan, “Itu benar, Tuhan, tetapi bahkan anjing di bawah meja mendapat makan dari remah yang jatuh dari meja anak-anak.” Mendengar kata-katanya, Yesus berkata kepadanya, “Karena jawabanmu yang bijaksana itu, maka pulanglah, karena setan sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pun kembali ke rumah dan mendapati anaknya sudah sembuh, karena setan telah meninggalkannya.
Rekan-rekan Youth semuanya, Gagal terjadi saat kita berhenti di ambang pintu keberhasilan yang hanya selangkah lagi di depan kita. Ini tercermin dalam kata bijak yang menyatakan bahwa keberhasilan tidak jauh, melainkan tepat di depan kita. Namun, terkadang kita jatuh atau menyerah, enggan bangkit lagi untuk mencapai keberhasilan itu.
Banyak yang bermimpi tinggi, tapi lupa jalannya menuju sana. Akhirnya, mereka tak pernah mencapai tujuan merekayang dibutuhkan adalah USAHA, PERJUANGAN, DAN KEYAKINAN.
Tuhan Yesus menyatakan, “Biarlah anak-anak kenyang terlebih dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing,” tidaklah menunjukkan bahwa Yesus bertindak secara rasis atau merendahkan martabat perempuan tersebut. Sebenarnya, Yesus menolak permohonan itu untuk menguji iman perempuan tersebut. Perempuan itu, meskipun berasal dari bangsa lain yang memiliki peradaban maju, memohon belas kasihan kepada Yesus dan sahabat-sahabat-Nya yang merupakan orang Yahudi. Namun, perempuan itu tidak merasa direndahkan, meskipun orang Yahudi merendahkannya. Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak bersikap rasis, karena Dia akhirnya menyembuhkan anak perempuan Siro-Fenesia itu. Melalui iman, kerendahan hati, kepercayaan, dan ketekunan, segala perjuangan perempuan itu tidak sia-sia.
Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi rintangan dan kegagalan yang membuat kita merasa putus asa dan kecewa. Segala upaya dan kerja keras terasa sia-sia, dan terkadang doa kita tampaknya tidak dijawab oleh Tuhan. Dalam situasi seperti itu, kita dapat mengambil pelajaran dari Firman Tuhan hari ini, khususnya dari perempuan Siro-Fenesia. Kita dapat belajar bagaimana dia bertekun dalam memohon kesembuhan bagi anaknya, sambil tetap bersikap rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Kita juga dapat belajar bagaimana bersikap rendah hati dan percaya kepada Tuhan. Melalui kedua sikap inilah maka ia memperoleh kesembuhan bagi anaknya. Maka, dalam perjuangan hidup kita sehari-hari, hendaklah kita bersikap demikian. Sikap yang senantiasa rendah hati dan tetap percaya dan berserah akan kuasa Tuhan.
Kekuatan tekad perempuan Siro-Fenisia memberi inspirasi bagi kita untuk tetap gigih dan tidak menyerah dalam menghadapi segala tantangan hidup, seberat apapun. Semangat yang rapuh dan lemah tidak akan mampu menyelesaikan masalah hidup kita. Kekuatan tekad yang kuat adalah motor yang mampu menciptakan ‘mukjizat’ yang membawa kita keluar dari kesulitan. Banyak prestasi besar tercapai berkat kekuatan tekad yang teguh, begitu pula dengan kesembuhan yang diperoleh berkat tekad dan harapan yang besar dari penderita. Dari perempuan tersebut, kita bisa belajar untuk selalu bersikap, berpikiran, dan berkata-kata positif, bahkan dalam situasi yang tidak menyenangkan sekalipun. Baginya, kesembuhan anaknya jauh lebih berharga daripada respons orang terhadap usahanya mencari kesembuhan bagi anaknya. Sikap dan pikiran positif memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, serta mampu mempengaruhi diri sendiri dan orang lain. Tuhan Yesus sangat menghargai kata-kata positif dari perempuan tersebut.
Marilah kita memperkokoh iman, kepercayaan, kerendahan hati, dan kegigihan dalam perjuangan kita, serta selalu bersikap dan berpikiran positif.
Tetaplah berdoa dan percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan pertolongan, meskipun situasinya tidak sesuai dengan keinginan kita. Bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun, Tuhan memiliki waktu dan cara-Nya sendiri. Yang Tuhan perlukan adalah ketekunan kita untuk terus percaya dan mengandalkan-Nya. Kasih-Nya tak terbatas, melintasi batas suku bangsa dan ditujukan kepada semua yang percaya pada-Nya. Kita yakin bahwa Tuhan yang menolong perempuan Siro-Fenisia juga akan menolong dan menyembuhkan kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
AH – TVP