Kemerdekaan sebagai Persatuan

Renungan Harian, Sabtu 17 Agustus 2024
Bacaan: Yesaya 45 : 20 – 25
Nats: Galatia 3:28, Tidak ada orang Yahudi atau orang bukan Yahudi, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Tahun ini negara kita Indonesia genap berusia 79 tahun. Jika kita menilik kembali sejarah kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan para pejuang bangsa yang gigih berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan pengorbanan jiwa, raga, dan nyawa. Peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 menandainya adanya kesadaran anak bangsa untuk bersatu. Setiap daerah tidak hanya berpikir dan berjuang untuk daerah mereka sendiri, tetapi mereka mulai berpikir dan berjuang untuk kepentingan bersama secara nasional.
Pada akhirnya perjuangan itu tidak sia-sia, tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kesatuan di antara para tokoh kemerdekaan saat ini membuahkan hasil, Indonesia merdeka. Kini 79 tahun Indonesia merdeka, apakah perjuangan itu sudah selesai? Apakah masih ada kesatuan di antara warga negara Indonesia? Tentu perjuangan itu terus berlanjut, perjuangan mengisi kemerdekaan dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki beragaman suku, agama dan ras rawan mengalami perselisihan dan perpecahan. Tantangan dan persoalan yang ada di Indonesia seperti radikalisme, intoleransi, terrorisme, yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus berani menghadapi dan melawan hal-hal di atas dengan semangat persatuan dan kesatuan. Kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah, harus kita pertahankan dan kita isi dengan karya nyata, berjuang memerangi kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan persoalan-persoalan di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagian firman Tuhan mengisahkan tentang perjuangan hidup bangsa Israel di tanah pembuangan Babel. Perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan melawan pengaruh buruk bangsa-bangsa di sekitar Israel, yang menyembah kepada berhala. Yesaya mengingatkan bangsa Israel bahwa perbuatan bangsa-bangsa lain yang membuat patung dari kayu, yang kemudian mereka sembah sebagai dewa mereka, adalah kesia-siaan belaka. Bangsa-bangsa yang menyembah patung kayu dan berdoa kepada pada dewa disebut oleh Yesaya sebagai orang-orang yang tiada berpengetahuan. (Ay. 20). Sebab patung yang mereka sembah tidak dapat menyelamatkan mereka.
Yesaya menyampaikan bahwa Allah Israel adalah Allah yang Maha Kuasa, Allah Sang Pencipta Langit dan Bumi, Allah yang mampu menyelamatkan umat-Nya. Tidak ada allah lain yang dapat menandingi kuasa-Nya. Dia adalah Allah yang peduli dan mengasihi bahkan menyelamatkan umat yang menyembah-Nya (Ay. 21). Allah menghendaki umat Israel kembali kepada-Nya untuk diselamatkan (Ay. 22). Berita ini disampaikan oleh Yesaya agar bangsa Israel bertobat dari perbuatan keji dan dosa yang mereka lakukan. Sebab Allah senantiasa setia dengan janji-Nya, Ia akan menyatakan keadilan dan kekuatan-Nya bagi mereka yang datang kepada-Nya (Ay. 23-24). Seharusnya bangsa Israel tetap bersatu menyembah Allah meski dalam keadaan yang sangat sulit karena dalam masa pembuangan
Jika saat ini kita merayakan kemerdekaan RI ke 78 tahun, mari kita hayati itu sebagai karya Allah atas kehidupan bangsa Indonesia. Allah telah mengentaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda dan Jepang. Allah telah membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan dan penderitaan bangsa penjajah. Itu semua adalah kasih karunia Allah kepada kita sebagai rakyat Indonesia. Kemerdekaan yang kita dapatkan saat ini adalah hal yang patut kita syukuri. Terlebih sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama demi memajukan kehidupan bangsa dan negara Indonesia ini. Sebab keberhasilan, kemajuan bangsa kita tidak lepas dari peran serta kita untuk membangun bangsa dan negara kita.
Untuk melanjutkan para pejuang bangsa yang telah gugur di medan peperangan, maka kita harus menjaga kesatuan dan persatuan di antara anak bangsa. Kesatuan adalah hal yang utama untuk mempertahankan kemerdekaan negara kita. Dengan bersatu padu, kita memiliki kekuatan untuk bersama-sama membangun kehidupan yang lebih baik. Kesatuan menjadi modal dalam mengupayakan keutuhan sebagai bangsa yang majemuk. Mari bersama-sama kita mewujudkan persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa. Kita isi kemerdekaan RI ke 79 ini dengan tekad, semangat, dan kerjasama dengan semua elemen bangsa, demi terwujudnya Indonesia adil, makmur dan sejahtera.
Tuhan Yesus Memberkati
M E R D E K A !!