KESADARAN AKAN DOSA

May 2, 2025 0 Comments

Renungan Harian Youth, Jumat 02 Mei 2025

Syalom rekan-rekan Youth semuanya, kita bersyukur dengan anugerah Tuhan kita boleh mengawali hari kita dengan merenungkan Firman Tuhan.

Dalam dunia yang semakin modern dan terbuka, kita hidup di tengah-tengah budaya yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, bahkan dalam hal yang salah. Sayangnya, ini menyebabkan banyak orang kehilangan kepekaan terhadap dosa. Apa yang seharusnya dianggap sebagai kesalahan atau pelanggaran terhadap kebenaran, justru dipertontonkan, dibanggakan, bahkan dijadikan identitas.

Sebuah kondisi yang sangat mirip dengan bangsa Yehuda zaman Yeremia—mereka tidak tahu malu akan dosa mereka, bahkan melakukannya secara terbuka.

Kesadaran yang Tumpul: Dari Dosa Menjadi Gaya Hidup

Yeremia 6:15. “Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka…”

Ayat diatas menyatakan bahwa bangsa Yehuda tidak merasa malu saat melakukan dosa. Mereka terus hidup dalam kebiasaan yang keji karena telah kehilangan rasa takut akan Tuhan. Mereka keras kepala dan menolak untuk mendengar peringatan dari nabi-nabi. Hal ini bukan karena mereka tidak tahu, tetapi karena mereka menolak untuk peduli. Dosa menjadi biasa, hati menjadi tumpul, dan pada akhirnya mereka hancur bukan karena ketidaktahuan, tetapi karena kesengajaan menolak kebenaran.

Refleksi: Apakah aku mulai menoleransi dosa dalam hidupku? Apakah aku masih merasa bersalah ketika melanggar perintah Tuhan?

Pada 13 September 1987, dua pria Brasil, Roberto dos Santos Alves dan Wagner Mota Pereira, memasuki sebuah rumah sakit terbengkalai di Goiânia, Brasil, dengan niat mencuri barang yang bisa dijual kembali. Mereka menemukan sebuah mesin radioterapi yang mengandung Cesium-137, sebuah isotop radioaktif yang sangat berbahaya. Tanpa menyadari risiko yang ada, mereka membawa mesin tersebut ke seorang penadah barang bekas, Devair Alves Ferreira, yang kemudian membongkar perangkat itu. Saat membuka kapsul yang berisi serbuk cesium, mereka terpesona oleh cahaya biru yang dipancarkan dan mulai membagikannya kepada teman dan keluarga. Dalam beberapa hari, kontaminasi menyebar luas, menyebabkan keracunan radiasi pada banyak orang. Empat orang meninggal, termasuk seorang anak kecil. 249 orang mengalami kontaminasi serius, dengan gejala seperti mual, muntah, pusing, dan luka bakar akibat radiasi. 112.000 orang diperiksa untuk paparan radiasi. Beberapa rumah dihancurkan karena tingkat kontaminasi yang tinggi. Pemerintah Brasil memperketat regulasi terkait penyimpanan bahan radioaktif. Insiden ini dikenal sebagai Kecelakaan Goiânia, salah satu bencana radiologi terburuk dalam sejarah. Majalah Time bahkan menyebutnya sebagai salah satu bencana nuklir terburuk di dunia, betapa berbahayanya bahan radioaktif jika tidak dikelola dengan baik.
https://greatdisasters.co.uk/the-goiania-incident/

Ketidaktahuan kedua pria ini akan dampak bahan radioaktif bisa mendatangkan bencana yang mengerikan. terlebih lagi ketika kita tahu akan dampak dari dosa seharusnya kita sadar akan dampak yang diakibatkannya.
Peristiwa Kecelakaan Goiânia menjadi peringatan keras bahwa ketidaktahuan terhadap sesuatu yang berbahaya dapat berujung pada kehancuran. Dua orang yang tidak tahu apa-apa tentang bahaya radioaktif membawa pulang benda yang mematikan. Betapa mengerikannya jika manusia juga berlaku sama terhadap dosa. Ketika dosa diperlakukan seperti sesuatu yang indah, mempesona, dan dibagikan tanpa rasa bersalah, maka kehancuran bukan hanya menimpa diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar kita.

Bahaya Dosa: Kecil di Awal, Besar di Akhir

Dosa sering kali berawal kecil: satu kebohongan kecil, satu kompromi kecil, satu tindakan yang dianggap tidak masalah. Namun, jika dibiarkan, dosa itu membesar dan menghancurkan kehidupan.
Bangsa Yehuda dihancurkan oleh dosa yang mereka pelihara. Tuhan sudah memberi banyak peringatan, namun mereka menolak mendengarkan (Yeremia 7:24). Demikian pula kita—jika terus mengeraskan hati, maka kehancuran tidak bisa dihindari.

Kesadaran adalah Langkah Awal Pertobatan

Kesadaran akan dosa adalah anugerah. Ketika Roh Kudus menegur dan mengingatkan kita, itu adalah bukti kasih Tuhan agar kita kembali. Kesadaran inilah yang membawa kita pada pertobatan yang sejati dan pemulihan hidup.

Yang Harus Dilakukan
 Bangun kepekaan terhadap dosa dengan merenungkan firman Tuhan setiap hari.
 Berdoalah agar Roh Kudus menyelidiki hatimu dan menegur ketika ada pelanggaran.
 Jauhi lingkungan atau kebiasaan yang menumpulkan nurani.
 Jangan bangga dengan dosa—malulah, bertobatlah, dan cari pemulihan.


🙏 Pokok Doa
“Tuhan Yesus, ampuni aku karena seringkali aku menyepelekan dosa. Aku sadar, hanya dengan pertolongan Roh Kudus, aku bisa tetap hidup dalam terang dan menjauhi yang jahat. Beri aku kepekaan akan dosaku, dan hati yang cepat bertobat saat aku jatuh. Dalam nama Yesus, Amin.”

📖 Hikmat Hari Ini:

Tuhan Yesus memberkati

YNP – TVP

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *