KOKOH BERSAMA KRISTUS

Renungan Harian Youth, Rabu 28 September 2022
Matius 7:24-27, “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Manusia hidup dalam kondisi serba ketidakpastian. Kita dapat melihatnya dari situasi sulit yang kita hadapi. Maka dari itu, kita memerlukan dasar yang kokoh supaya tetap dapat berdiri dengan kokoh. Maka dari itu, kita harus punya fondasi yang kokoh. Fondasi adalah unsur yang paling penting dalam sebuah bangunan. Setiap orang pada umumnya akan membangun fondasi terlebih dahulu sebelum membangun sebuah bangunan. Fondasi yang dibangun dengan bahan yang kuat, dan digali semakin dalam, bukan saja akan menentukan apakah sebuah bangunan bisa tegak berdiri atau mudah roboh, tetapi juga seberapa tingginya bangunan tersebut dapat didirikan.
Ada banyak contoh bangunan megah dan indah harus roboh karena tidak memilik fondasi yang kokoh.
Ketika Tuhan Yesus Kristus mengajar kepada orang banyak di bukit, Dia mengajarkan pentingnya menjadikan firman Tuhan sebagai fondasi kehidupan (Matius 7:25-26). Dikisahkan seorang bijaksana membangun rumahnya di atas pondasi yang kokoh, yaitu batu. Ketika rumah tersebut dihantam banjir dahsyat, rumah tersebut tetap berdiri dengan kokoh. Berbeda dengan orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir yang mudah hanyut oleh air. Ketika banjir datang menerjang menghanyutkan segala yang dilewatinya maka hanyut pula rumah yang ia bangun. Ketika seseorang mendasari hidupnya di atas fondasi firman, maka masalah atau tantangan sebesar apapun tidak akan merobohkan orang tersebut. Sebaliknya, jika seseorang mendasari hidupnya di atas fondasi yang bersifat fana, seperti kepandaian, kekayaan, jabatan, dan lain sebagainya, maka meskipun dari luar hidupnya kelihatan seperti bangunan yang megah dan kokoh, tetapi ketika ada goncangan datang maka hidupnya mudah goyah bahkan roboh.
Fondasi iman dibentuk dari ketaatan kita melakukan firman Tuhan.
Perumpamaan ini menggambarkan iman kita. Jika kita membangun iman di atas dasar yang kokoh, yaitu firman Tuhan, maka ketika badai pencobaan dan pergumulan menghantam iman kita, kita tetap kokoh berdiri. Firman yang menjadi dasar kokoh tersebut adalah Kristus Yesus, Sang Batu Karang nan teguh. Orang yang bijak tahu bahwa saat ia menghadapi pergumulan hidup, selalu ada Tuhan Yesus yang siap menolong dan menyertai. Satu ketaatan kita melakukan kehendak Tuhan, seperti satu buah batu yang membangun fondasi hidup kita menjadi kokoh di dalam Tuhan.
Rekan-rekan youth, persoalan hidup manusia bukanlah pada adanya hujan, angin dan banjir, tetapi di atas apakah hidup kita dibangun? Hidup yang dibangun di atas dasar yang benar dan kuat akan bertahan menghadapi berbagai amukan hujan, angin dan banjir.
Ketaatan demi ketaatan yang kita lakukan terhadap kehendak Tuhan akan memperkokoh fondasi iman kita, sehingga hidup kita menjadi semakin kuat, mantap, dan tidak tergoyahkan
Berbeda dengan orang bodoh yang membangun imannya di atas segala apa yang dimilikinya. Ia berpikir dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan yang dipunyainya, ia bisa menghadapi semua tantangan dan permasalahan hidup. Namun kenyataaannya, ketika badai permasalahan hidup datang tampaklah bahwa semua yang ia miliki tidak membuatnya bertahan menghadapi terjangan badai tersebut. Ketika semua yang diandalkannya hilang maka hilang pula iman yang dimilikinya.
Matthew Henry memberikan penjelasan tentang ayat di atas:
“Maksud umum perumpamaan ini adalah untuk mengajar kita bahwa satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan jiwa kita dalam kekekalan adalah dengan mendengar dan melakukan perkataan Tuhan Yesus, yakni perkataan-Nya dalam Khotbah di Bukit yang sepenuhnya dapat dilakukan. Beberapa dari antaranya terasa keras bagi sifat kedagingan, namun tetap harus dilakukan. Dengan demikian kita telah mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi waktu yang akan datang (1Tim. 6:19). Beberapa orang menyebutnya sebuah jaminan yang baik, suatu perjanjian yang Allah buat yang menjamin keselamatan berdasarkan persyaratan Injil. Ini suatu jaminan yang baik yang bukan rancangan kita sendiri, bukan keselamatan didasarkan angan-angan kita sendiri. Dengan jaminan ini kita menjadi yakin akan bagian kita yang terbaik, seperti Maria, ketika kita mendengar perkataan Kristus, duduk dekat kaki Tuhan dengan patuh: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Kualitas hidup kita ditentukan oleh seberapa taat anda pada Yesus dan Firman-Nya.
Rekan-rekan youth, milikilah dasar iman yang kokoh, yaitu Sang Batu Karang, Yesus Kristus di dalam hidup kita. Saat kita membangun iman di atas dasar Kristus maka kita akan tetap bertahan dan memiliki pengharapan. Namun, bagi kita yang menaruh harapannya kepada harta, kekuatan fisik, kepandaian, dan kehebatan diri, maka pasti akan tergeletak jatuh. Taruhlah segala aspek kehidupan hanya di dalam kendali tangan-Nya. Niscaya, kita akan tetap kokoh dan tangguh menghadapi badai apa pun. Hidup memang penuh tantangan dan pergumulan tetapi bersama Kristus, Sang Imanuel, kita pasti sanggup bertahan sampai akhir hidup yang Tuhan izinkan.
Allah telah memberikan Alkitab sebagai panduan bagi kehidupan orang percaya, yang tetap akan terbukti sebagai dasar yang kokoh sepanjang zaman. Maukah kita berdiri di atas dasar ini, atau malah mencari-cari dasar lain yang justru akan menghancurkan hidup kita?
Jadilah pelaku-pelaku firman. Bangunlah fondasi hidup Anda dari ketaatan Anda untuk melakukan firman Tuhan setiap hari.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
RM-YDK
Tuhan Yesus Memberkati🙏