Elohim Ministry umum Man of God – Manusia Kepunyaan Allah

Man of God – Manusia Kepunyaan Allah



Renungan Harian Jumat, 31 Oktober 2025

πŸ“– 2 Timotius 3:17 (TB) β€œDengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah dilengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (β€œβ€¦so that the man of God may be thoroughly equipped for every good work.”)

Surat Rasul Paulus kepada Timotius adalah surat yang sangat pribadi β€” bukan sekadar nasihat seorang pemimpin rohani kepada muridnya, tetapi juga gambaran bagaimana Tuhan membentuk kehidupan seseorang menjadi pribadi yang berkenan kepada-Nya. Paulus dibentuk oleh Tuhan. Timotius pun dibentuk oleh Tuhan. Dan demikian pula Tuhan sedang membentuk kita semua, anak-anak-Nya, agar hidup kita menjadi cerminan kasih, kebenaran, dan kuasa Allah.

Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi β€œMan of God” β€” manusia kepunyaan Allah.
Bukan berarti seseorang yang sempurna, tetapi seseorang yang hidupnya: Tidak lagi berpusat pada dirinya sendiri, Tidak mengejar kepentingan pribadi, Melainkan berusaha menyenangkan hati Tuhan dan siap dipakai untuk setiap pekerjaan baik. Kiranya suatu hari, orang-orang di sekitar kita dapat melihat hidup kita dan berkata, β€œInilah manusia Allah β€” This is the man of God.”

1. Proses Menjadi Man of God

Menjadi Man of God bukanlah hasil instan, melainkan proses pembentukan. Timotius adalah contoh nyata seorang murid yang diproses untuk menjadi manusia Allah.

πŸ“– Kisah Para Rasul 16:1–3 menunjukkan Ia lahir dari ibu yang beriman dan ayah yang Yunani. Ia memiliki reputasi yang baik di Listra dan Ikonium dan Ia dikenal sebagai pribadi yang melayani dan mau belajar.

Karakter itu membuat Paulus memanggilnya untuk menyertai dalam pelayanan. Dari sini kita belajar bahwa seorang Man of God harus memiliki reputasi yang baik, kerendahan hati untuk belajar, dan hati yang mau melayani. Semua orang percaya yang telah menerima Kristus mendapat kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Artinya, setiap orang percaya juga dipanggil untuk bertumbuh menjadi Man of God β€” pribadi yang dibentuk menurut gambar Kristus.

2. Rahasia Menjadi Man of God

Paulus menulis kepada Timotius: πŸ“– 1 Timotius 6:11 β€œTetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.”

Kata β€œsemuanya itu” menunjuk pada hal-hal duniawi yang dapat menjauhkan seseorang dari Allah, terutama keinginan untuk menjadi kaya dan cinta uang.

3. Bahaya Cinta Uang

πŸ“– 1 Timotius 6:9–10 (TB) β€œMereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa… karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.”

Rasul Paulus menegaskan bahwa cinta uang (Yunani: philarguria β€” persahabatan yang erat dengan uang) adalah sumber dari banyak kejahatan.
Cinta uang membuat seseorang:  Terikat pada hal-hal duniawi, Menyimpang dari iman, Mengorbankan keadilan dan kebenaran, Mengganti kasih kepada Tuhan dengan ketergantungan pada materi, Menjadi tidak sabar dan kehilangan damai sejahtera.

Alkitab bahkan memperingatkan: β€œJangan bersusah payah untuk menjadi kaya… karena harta benda tidaklah abadi.” β€” Amsal 23:4, 27:24 Cinta uang membuat hati manusia jauh dari Tuhan dan sulit untuk mengalami kehidupan kekal. Seperti orang muda kaya yang datang kepada Yesus (Matius 19:16–24), ia tampak saleh di luar, tetapi hatinya masih terikat pada harta. Karena itu, Yesus berkata, β€œLebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

4. Melepaskan Segala Ikatan Dunia

Untuk menjadi Man of God, seseorang harus melepaskan diri dari segala ikatan duniawi.
πŸ“– Lukas 14:33 β€œTiap-tiap orang di antara kamu yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

Paulus sendiri memberikan teladan luar biasa: πŸ“– Filipi 3:8 (TB) β€œMalahan segala sesuatu kuanggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku… oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.”

Seorang Man of God tidak lagi diikat oleh ambisi pribadi, keinginan dunia, atau pencarian akan kekayaan. Ia berfokus mengejar hal-hal yang kekal: keadilan, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan hati.

5. Ciri-Ciri Man of God Sejati

Berlandaskan 1 Timotius 6:11, berikut ciri-ciri manusia Allah sejati:

  1. Menjauhi dosa dan keserakahan. Ia tidak dikuasai oleh harta, ambisi, atau kesombongan.
  2. Mengejar keadilan. Hidupnya mencerminkan integritas dan kebenaran.
  3. Beribadah dengan hati tulus. Ibadahnya bukan rutinitas, melainkan hubungan pribadi dengan Allah.
  4. Setia dan penuh kasih. Ia melayani bukan untuk dilihat orang, tetapi karena kasih kepada Tuhan.
  5. Sabar dan lembut hati. Ia menghadapi orang lain dengan kasih, bukan kemarahan.
  6. Dilengkapi untuk setiap pekerjaan baik. Ia siap dipakai Tuhan di mana pun dan kapan pun.

Kesimpulan

Menjadi Man of God berarti menjadi pribadi yang dibentuk oleh Firman Tuhan dan dikuatkan oleh Roh Kudus. Ia hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk menyenangkan hati Allah dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

Kekayaan, jabatan, atau kemampuan manusia tidak dapat menggantikan panggilan ini.
Tuhan mencari bukan orang yang hebat, tetapi orang yang setia, rendah hati, dan mau dibentuk-Nya. Kiranya setiap kita dapat berkata seperti Paulus: β€œAku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” β€” Filipi 3:8

πŸ’‘ Hikmat Hari Ini

β€œMenjadi Man of God bukan soal kekuatan, kepintaran, atau kekayaan, tetapi hati yang rela dibentuk dan hidup untuk menyenangkan Tuhan.”

Budi Wahono

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedala Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800

Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

3 thoughts on “Man of God – Manusia Kepunyaan Allah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *