Merdeka dari Belenggu

Renungan harian Kamis, 24 September 2022
Bacaan : Yohanes 8
Ayat pokok :Yohanes 8:32,36 “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”
Shalom… selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Seorang ahli learning organization bernama Peter Senge mengungkapkan bahwa ada banyak manusia yang hidupnya terbelenggu dalam Syndrome yang disebutnya Powerlessness atau Unworthiness (Ketidakberdayaan atau ketidaklayakan).
Ketidakberdayaan dan rasa ketidaklayakan ini membelenggu banyak orang dalam 3 area kehidupan;
Pertama: Belenggu Identitas.
Yang dimaksud dengan belenggu identitas yaitu sebuah belenggu yang ditunjukkan dalam bentuk berbagai usaha membangun identitas diri (self image) yang kuat yang diharapkan akan memberi keyakinan diri dalam berkarya (self confidence). Persoalannya adalah banyak orang berusaha membangun identitas dirinya tetapi dengan fondasi yang tidak tepat sehingga bangunan mental hidupnya kerap menjadi rapuh.
Keyakinan akan identitas kita ditentukan oleh keyakinan kita akan identitas Kristus. Tanpa mempercayai identitas Kristus maka kita menilai Allah menurut manusia dan menilai manusia menurut ukuran manusia.
Apakah identitas Kristus yang memerdekakan kita? Kristus disebut sang Terang (Yohanes 8 : 12). Secara keseluruhan catatan dalam Yohanes 8 memiliki makna sebagai Penyelamat, Penyerta dan Pengharapan.
Belenggu kedua ; Belenggu Waktu Kehidupan.
Fenomena kehidupan yang terbelenggu waktu kehidupan, adalah ada orang yang terus terbelenggu situasi masa lalu (baik itu dalam aspek kegagalan termasuk kesuksesan masa lalu), tetapi ada juga individu yang mengalami belenggu impian masa depan (pengharapan), yang membuat kita akhirnya gagal memaksimalkan hidup pada saat ini (present). Alkitab menuliskan dalam Filipi 3:13-14, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Bagaimana atasi belenggu ini? Kita harus mengampuni masa lalu dan memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik dan hiduplah dengan mengerjakan terbaik yang dapat kita lakukan pada masa sekarang.
Belenggu ketiga ; Belenggu Kepentingan Diri.
Hal tersebut meliputi aspek reputasi dan keuntungan pribadi. Belenggu ini kerap membuat manusia gagal penuhi panggilan kehormatan-NYA, yaitu menjadi berkat bagi orang lain. Karena musuh kerajaan Allah adalah mendirikan kerajaan sendiri. “Cukup” merupakan kata kunci penting yang harus kita pegang, dan lebihnya adalah anugerah untuk tujuan makin menjadi berkat bagi orang lain.
Bagaimana mengatasinya? Kita harus menyadari bahwa kita hidup, berkarya bahkan mati hanya karena Tuhan dan untuk Tuhan (Roma 14: 8-9).
Kristus telah memerdekakan kita, karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan
(Galatia 5:1).
Kiranya Roh Kudus menolong kita. Amin
Tuhan Yesus Memberkati
DS