Elohim Ministry umum Mari Sambutah Kedatangan-Nya

Mari Sambutah Kedatangan-Nya



Renungan Harian Senin, 22 September 2025

📖 Ayat Bacaan: Matius 24–25

Natal selalu menjadi momen yang hangat dan penuh sukacita. Kita merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus — Sang Juruselamat dunia yang datang untuk menebus dosa manusia. Namun, sering kali kita berhenti hanya pada peringatan kedatangan-Nya yang pertama, dan melupakan satu kebenaran penting: Yesus akan datang kembali untuk kedua kalinya.

Kedatangan-Nya yang pertama menandai kasih dan anugerah Allah, sedangkan kedatangan-Nya yang kedua akan menjadi tanda penggenapan janji Allah — di mana Ia datang sebagai Raja untuk menghakimi dan menjemput umat-Nya yang setia.

Pertanyaannya: Apakah kita siap menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali? Dari perumpamaan Yesus kita akan belajar 3 JANGAN yang harus kita lepaskan dari hidup kita

1. Jangan Bodoh – Hiduplah Benar dan Siap Setiap Saat

(Matius 25:1–13 – Perumpamaan Sepuluh Gadis)

Tuhan Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti sepuluh gadis yang menantikan kedatangan mempelai laki-laki. Lima gadis disebut bijaksana karena membawa minyak cadangan, sementara lima lainnya bodoh karena tidak siap ketika mempelai datang di tengah malam.

Minyak di sini melambangkan kesiapan rohani — kehidupan yang senantiasa dipelihara, dijaga, dan diserahkan kepada Tuhan. Gadis bijaksana tidak tahu jam dan hari kedatangan mempelai, tetapi mereka selalu siap.

Demikian juga kita:

  • Kita tidak tahu kapan Yesus datang kembali,
  • Tetapi orang yang bijaksana akan selalu menjaga hidupnya kudus dan benar.

Kebodohan rohani bukan soal kurang cerdas, tetapi ketika seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan dan hidup tanpa kesiapan. Seperti hamba yang jahat dalam Matius 24, mereka yang lalai akan didapati Tuhan sedang berbuat jahat, mabuk, atau sibuk dengan hal-hal yang merusak diri sendiri.

“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.” (Mat. 25:13)

Mari kita hidup dalam pertobatan setiap hari, bukan menunda-nunda. Karena bisa saja “5 menit sebelum Tuhan datang” adalah 5 menit dari sekarang.

2. Jangan Malas – Gunakan Talenta dan Rajin Melayani

(Matius 25:14–30 – Perumpamaan Talenta)

Dalam perumpamaan ini, seorang tuan mempercayakan hartanya kepada tiga hamba. Dua hamba rajin dan menggandakan talentanya, tetapi satu hamba menyembunyikannya karena takut dan malas. Akibatnya, tuannya memanggilnya:

“Hai kamu hamba yang jahat dan malas!” (ay. 26)

Dosa terbesar hamba itu bukan karena gagal menghasilkan, melainkan karena tidak mau berbuat apa-apa.
Kemalasan membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama.

Tuhan memberikan setiap kita talenta dan kesempatan yang unik:

  • Ada yang bisa bernyanyi, mengajar, menulis, melayani, atau sekadar menyapa dan menolong orang lain.
  • Melayani Tuhan tidak selalu berarti harus di atas mimbar; pelayanan sejati adalah dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di pekerjaan, dan di tengah masyarakat.

Pelayanan tidak diukur dari berapa banyak orang yang melihat, tetapi dari kesetiaan kita menggunakan apa yang Tuhan percayakan. Bahkan seorang yang sederhana pun bisa menjadi alat Tuhan yang besar, jika ia melayani dengan hati yang tulus. Rajinlah melayani Tuhan, kapan pun dan di mana pun — karena pelayanan adalah bentuk kesiapan menyambut kedatangan-Nya.

3. Jangan Sombong – Melayanilah Mereka yang Hina

(Matius 25:31–46 – Domba dan Kambing)

Yesus mengakhiri khotbah-Nya dengan perumpamaan tentang penghakiman terakhir. Ia memisahkan domba dan kambing. Domba adalah mereka yang melayani sesama, sedangkan kambing adalah mereka yang mengabaikan orang yang lapar, haus, sakit, atau terpenjara.

Mereka bertanya, “Kapan kami melihat Engkau lapar, haus, atau sakit?” Tuhan menjawab:

“Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” (ay. 45)

Inilah ukuran sejati dari kerendahan hati: Bukan seberapa baik kita memperlakukan orang terhormat, tetapi seberapa tulus kita melayani mereka yang tidak dapat membalas kebaikan kita.

Yesus sendiri datang melayani manusia yang hina dan berdosa. Ia meninggalkan kemuliaan surga untuk menolong kita yang tidak layak. Maka, jika kita benar-benar ingin menjadi seperti Kristus, layani mereka yang paling lemah — bukan karena mereka pantas, tapi karena kita ingin meneladani hati Yesus yang penuh kasih.

🕯️ Kesimpulan

Menjelang kedatangan Kristus yang kedua kali, Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kesiapan, kesetiaan, dan kerendahan hati.
Tiga pesan penting dari Matius 25 menegaskan bahwa umat yang siap adalah mereka yang:

  1. Hidup benar dan berjaga-jaga setiap saat,
  2. Rajin melayani dan setia menggunakan talenta,
  3. Rendah hati dan mau melayani yang hina.

Yesus akan datang kembali, mungkin lebih cepat dari yang kita pikirkan.
Karena itu, hidupilah setiap hari seolah-olah hari ini adalah hari kedatangan Tuhan.

🌿Hikmat Hari Ini

“Kesiapan bukanlah soal tahu kapan Yesus datang, tetapi tentang bagaimana kita hidup ketika Ia datang.”
— Hiduplah benar, rajin melayani, dan rendah hati, karena setiap hari bisa menjadi hari kedatangan-Nya.

Rangkuman Khotbah

Pdt. Gatut Budiono

🪶 Optimasi SEO (Untuk Yoast / Blog)

Judul:
✨ Mari Sambut Kedatangan-Nya: Tiga Sikap Hidup Menjelang Kedatangan Yesus yang Kedua Kali

Focus Keyphrase:
menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali

Meta Description:
Renungan Kristen tentang bagaimana mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali. Pelajari tiga sikap penting dari Matius 25: jangan bodoh, jangan malas, dan jangan sombong — hiduplah benar, rajin melayani, dan rendah hati di hadapan Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *