MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

Renungan Harian Youth, Kamis, 16 Januari 2025
Matius 7:24 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Di dunia ini, ada tiga kategori orang Kristen dalam menyikapi firman Tuhan. Pertama, orang yang tidak suka mendengar dan tidak suka belajar melakukan firman Tuhan. Orang yang demikian patut diragukan imannya. Kedua, orang yang suka mendengar, tetapi tidak suka melakukan firman sehingga imannya tetap kerdil, tidak bertumbuh. Ketiga, orang yang mau mendengar dan belajar melakukan firman sehingga bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Kita termasuk kategori yang mana?
Kalimat penutup Khotbah di Bukit memisahkan setiap pendengar Yesus ke dalam dua kategori: orang yang bijak atau orang yang bodoh. Dalam konteksnya, Yesus ingin mengajarkan pentingnya mendengarkan dan mengikuti ajaran-Nya sebagai dasar hidup yang kokoh dan stabil. Orang yang hidup sesuai dengan ajaran-ajaran Tuhan akan mampu bertahan dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan kehidupan. Sebaliknya, orang yang tidak membangun hidupnya di atas fondasi yang kuat, seperti pasir, akan rentan roboh ketika datang cobaan atau ujian hidup.
Tidak peduli apa latar belakang agama, karakter, persoalan hidup, status, reputasi, seberapa sukses atau gagalnya anda, pada akhirnya Yesus menilai kita hanya dari dua hal: bagaimana kita berespon terhadap perkataan-Nya.
Kita bisa jadi orang Kristen puluhan tahun dan mendengar ribuan khotbah tapi pada saat yang sama tidak melakukan apa yang Yesus katakan. Kita bisa punya reputasi baik di gereja dan bahkan dikenal baik di masyarakat tapi pada saat yang sama tidak melakukan apa yang Yesus katakan. Baik Alkitab maupun sejarah menunjukkan bahwa ada banyak orang yang mendengarkan perkataan Yesus hanya untuk mengabaikannya.
Rekan-rekan youth, firman Tuhan hari ini mengajarkan pentingnya orang mendengar dan melakukan firman Tuhan. Ia disamakan dengan orang bijaksana yang membangun rumah di atas dasar batu karang (ay. 24). Sebaliknya, orang yang mendengar firman, tetapi tidak melakukannya, disamakan dengan orang bodoh yang membangun di atas pasir (ay. 26). Apa ciri orang bijaksana? Ia selalu berpikir ke depan, mengantisipasi segala hal terburuk maupun baik yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam kehidupan kerohanian, ia membangun imannya setiap hari melalui saat teduh, membaca, merenungkan, dan melakukan firman Tuhan. Sebaliknya, orang bodoh tidak mengantisipasi hal buruk yang akan terjadi di masa depan, prinsipnya yang penting cepat dan mudah. Ketika banjir dan badai melanda maka terbuktilah kualitas fondasi dari kedua rumah tersebut. Rumah yang didirikan di atas dasar batu karang tetap kokoh bertahan, sementara yang di atas pasir rusak dan hancur. Jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan mudah, cepat, dan asal jadi maka hasilnya tidak akan tahan uji. Namun, jika dikerjakan dengan proses yang benar, pertimbangan yang matang dan sabar, maka hasilnya akan baik.
Tetapi, setiap orang Kristen yang sejati akan bertanya: bagaimana aku bisa melakukan kehendak Allah dalam situasi ini? Beberapa contoh:
o Kalau kesalahan atau dosa kita membuat kita sadar akan kemiskinan rohani kita serta menangisi kejahatan hati kita, ingatlah bahwa Yesus mengatakan itu artinya kita berbahagia atau diberkati.
o Kalau kesalahan atau dosa orang lain membuat kita sadar akan panggilan kita mengasihi, mengampuni, dan berdoa bagi musuh-musuh kita, ingatlah bahwa Yesus mengajarkan itu artinya kita sudah memahami anugerah pengampunan Allah.
o Kalau situasi hidup membuat kita merasa kuatir dan cemas, ingatlah bahwa Yesus mengundang kita untuk menempatkan percaya pada Allah Bapa yang memelihara kita.
Dengan kata lain, Setiap ujian dan tantangan hidup, sebesar dan sekecil apa pun, adalah kesempatan bagi setiap pengikut Yesus untuk merefleksikan dan melakukan perkataan-perkataan Yesus. Setiap ujian dan tantangan hidup adalah kesempatan kita melihat bagaimana kuasa Injil Yesus hidup melalui cara kita berpikir, berkata-kata, dan berespon. Karena ada banyak hikmat yang ditawarkan dunia kepada kita—belum lagi banyak nasihat dan bantuan—dan sebagian besar di antaranya baik dan bermanfaat. Akan tetapi, masalah pasti timbul apabila kita mendasarkan hidup kita pada landasan apa pun selain daripada ketaatan dalam kerendahan hati kepada kebenaran Allah.
Di dalam kekuatan-Nya, melakukan apa yang Allah firmankan merupakan satu-satunya jalan untuk memiliki kehidupan yang dibangun di atas dasar yang kokoh.
Rekan-rekan youth, Mendengar dan melakukan firman Tuhan adalah dua hal yang berbeda, namun hendaknya dalam hidup kita keduanya berjalan beriringan. Dalam Surat Yakobus dinyatakan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan menjadi pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yak. 1:22). Tuhan Yesus mengatakan, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” (Luk. 11:28).
Oleh karena itu, jadilah orang yang pandai mendengar firman Tuhan, serta memelihara dan melakukannya!
Jadi, hanya ada dua macam fondasi hidup orang Kristen. Fondasi batu karang, yakni sikap hidup yang menaati firman dan bergantung kepada Tuhan Yesus Kristus dan fondasi pasir, yakni sikap hidup yang mendengar firman Tuhan, tetapi tidak mau melakukannya. Kita sebagai murid-murid Kristus, hendaklah bertekad tidak hanya sekadar mendengar firman, tetapi juga melakukan firman. Dengan melakukan firman, rumah rohani kita akan kokoh bertahan melewati badai cobaan, ujian, kesulitan, dan topan penderitaan.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM – SCW