“Membaca Pikiran Allah”
Renungan Harian Senin, 20 September 2024
(Yohanes 4:4-39)
Pagi ini kita belajar tentang bagaimana mengetahui dan memahami kehendak Allah. Judul khotbah ini adalah “Membaca Pikiran Allah,” yang mungkin menimbulkan pertanyaan: Apakah mungkin kita membaca pikiran Allah? Jawabannya adalah iya dan tidak. Iya, jika Allah memilih untuk menyatakannya kepada kita melalui Firman-Nya dan Tidak, jika Allah memilih untuk tidak mengungkapkan sesuatu kepada kita.
Allah Memimpin Hidup Kita, Allah tidak hanya menyelamatkan kita, tetapi juga memimpin dan menuntun setiap langkah hidup kita. Mazmur 23:3 menyatakan bahwa Allah menuntun kita di jalan yang benar. Tapi, bagaimana kita tahu bahwa Allah sedang menuntun kita? Banyak hal dalam hidup kita membutuhkan petunjuk dari Tuhan, seperti memilih pasangan, pekerjaan, atau tempat tinggal. Namun, apakah Tuhan selalu memberikan jawaban yang langsung dan jelas?
Pengalaman Gideon dan Tanda dari Tuhan
Di dalam Hakim-Hakim 6:14-40, kita melihat pengalaman Gideon yang meminta tanda dari Tuhan untuk meyakinkan bahwa ia dipanggil untuk menyelamatkan Israel. Gideon meminta beberapa tanda dari Tuhan, dan Tuhan menuruti permintaannya. Ini menunjukkan bahwa Gideon meragukan panggilan Tuhan, sehingga ia meminta tanda-tanda berulang kali. Pertanyaannya: Apakah meminta tanda dari Tuhan adalah hal yang benar? Apakah hal ini hanya terjadi di Perjanjian Lama dan tidak relevan bagi kita yang hidup di zaman sekarang?
Masalah dengan Meminta Tanda
Sebenarnya ada dua masalah utama ketika kita meminta tanda dari Tuhan:
- Kita Mendikte Tuhan, Ketika kita meminta tanda, kita seolah-olah memberi instruksi kepada Tuhan tentang bagaimana Ia harus bekerja. Kita meminta Tuhan mengikuti skenario yang kita buat, padahal Tuhan mungkin punya cara lain untuk menuntun kita.
- Tanda cenderung menumbuhkan keraguan, ketimbang iman, Seperti yang terjadi pada Gideon, tanda tidak selalu menumbuhkan iman, melainkan malah menimbulkan keraguan lebih lanjut. Setelah menerima satu tanda, Gideon masih meragukan dan meminta tanda berikutnya.
Mengerti Kehendak Allah Lewat Firman-Nya
Efesus 5:17 menyatakan bahwa kita harus berusaha mengerti kehendak Allah, bukan mencarinya melalui tanda-tanda. Kehendak Allah dinyatakan dengan jelas melalui Firman-Nya. Alkitab adalah sumber utama di mana Allah menyatakan kehendak-Nya. Misalnya, 1 Tesalonika 4:3 menekankan bahwa kehendak Allah adalah pengudusan kita dan menjauhi percabulan.
Ada Lima Hal untuk Mengetahui Kehendak Allah, Dalam menjalani kehidupan sebagai orang percaya, sering kali kita bergumul untuk mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah bagi hidup kita.
1. Iman
Iman adalah fondasi utama dalam kehidupan Kristen. Ibrani 11:6 mengatakan bahwa tanpa iman, kita tidak mungkin berkenan kepada Allah. Iman bukan hanya percaya bahwa Allah menyelamatkan kita, tetapi juga percaya bahwa Ia menuntun setiap langkah hidup kita dengan kasih dan hikmat-Nya yang sempurna. Dalam setiap keputusan yang kita ambil, kita perlu percaya bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Walaupun kita tidak selalu bisa melihat gambaran penuh dari rencana-Nya, kita dipanggil untuk mempercayai pimpinan-Nya. Ketika kita meletakkan dasar kehidupan kita pada iman kepada Tuhan, kita akan semakin peka terhadap tuntunan-Nya, bahkan dalam situasi yang sulit atau tidak jelas. Iman mengarahkan kita untuk selalu bersandar pada Tuhan, bukan pada pengertian kita sendiri (Amsal 3:5-6).
2. Alkitab
Alkitab adalah wahyu Allah yang telah diberikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk mengetahui kehendak Allah sudah dinyatakan di dalam Firman Tuhan. Mazmur 119:105 berkata, “Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Firman Tuhan memberi kita petunjuk yang jelas tentang bagaimana kita harus hidup, berperilaku, dan membuat keputusan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tenggelam dalam Firman Tuhan, mempelajarinya, merenungkannya, dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari. Alkitab mengajarkan kita tentang sifat-sifat Allah, kehendak-Nya, serta perintah-perintah-Nya. Ketika kita menghadapi keputusan besar atau kecil, kita harus memastikan bahwa pilihan kita tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Firman Tuhan. Kehendak Allah sering kali sudah jelas dinyatakan di Alkitab, misalnya panggilan untuk hidup dalam kekudusan (1 Tesalonika 4:3) atau untuk bersyukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18).
3. Keinginan yang Ditaruh oleh Tuhan
Sering kali Tuhan bekerja dengan cara yang halus dalam hidup kita, dengan menaruh beban atau keinginan dalam hati kita. Filipi 2:13 mengatakan bahwa “Allah-lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Keinginan ini adalah dorongan ilahi yang Tuhan berikan kepada kita untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, kita harus berhati-hati untuk membedakan antara keinginan yang berasal dari Tuhan dan keinginan pribadi kita yang mungkin dipengaruhi oleh hal-hal duniawi. Keinginan yang dari Tuhan tidak akan pernah bertentangan dengan Firman-Nya dan sering kali membawa damai sejahtera dan keyakinan yang kuat. Jika kita merasakan beban atau panggilan untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan memuliakan Tuhan, kita perlu mempertimbangkannya sebagai cara Tuhan menyatakan kehendak-Nya dalam hidup kita.
4. Nasihat dari Orang-Orang Seiman
Nasihat dari saudara-saudari seiman yang dewasa rohani adalah salah satu cara Allah menuntun kita dalam hidup. Ketika kita menghadapi keputusan penting, berbicara dengan orang yang matang dalam iman dan memiliki pemahaman Alkitab yang baik dapat membantu kita melihat situasi dari perspektif yang berbeda. Nasihat mereka sering kali merupakan cara Allah berbicara kepada kita. Namun, penting untuk diingat bahwa nasihat tersebut harus diuji dengan Firman Tuhan. Jika nasihat yang diberikan sesuai dengan prinsip Alkitab, maka itu bisa menjadi petunjuk yang kuat tentang kehendak Allah.
5. Providensia Allah
Providensia adalah istilah yang mengacu pada pengaturan Allah atas segala sesuatu untuk menggenapi maksud dan rencana-Nya. Allah memegang kendali penuh atas segala situasi dan kejadian di dunia ini, baik yang besar maupun yang kecil. Roma 8:28 mengajarkan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
Tuhan membuka dan menutup pintu dalam hidup kita sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna. Terkadang, Allah membimbing kita melalui situasi dan keadaan yang tidak kita duga. Kita mungkin mengalami pintu yang tertutup dalam pekerjaan atau relasi, atau sebaliknya, kita mungkin melihat peluang terbuka yang tiba-tiba muncul. Ini semua adalah bagian dari providensia Allah. Kita harus peka dan berserah pada cara Tuhan bekerja, karena Dia sering kali menuntun kita melalui keadaan-keadaan hidup yang tampaknya biasa, tetapi membawa kita kepada rencana-Nya yang lebih besar.
Mengetahui kehendak Allah adalah perjalanan yang membutuhkan iman, ketekunan, dan ketaatan. Melalui Firman-Nya, keinginan ilahi yang ditaruh di hati kita, nasihat dari saudara-saudari seiman, dan providensia-Nya, Allah menyatakan kehendak-Nya bagi kita. Kita tidak perlu bergantung pada tanda-tanda atau hal-hal ajaib untuk mengetahui kehendak Tuhan, karena Allah sudah menyatakan banyak hal dengan jelas melalui Firman-Nya. Tugas kita adalah percaya, taat, dan setia mengikuti pimpinan-Nya setiap hari.
Tuhan memimpin kita dengan cara yang jauh lebih besar dari apa yang kita rencanakan sendiri. Kita tidak perlu mendikte Tuhan dengan meminta tanda, tetapi kita harus percaya pada Firman-Nya, mengikuti petunjuk yang telah diberikan, dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Ketika kita mengizinkan Tuhan mengarahkan langkah hidup kita, kita dapat yakin bahwa kehendak-Nya akan terwujud dengan sempurna.
Rangkuman Khotbah
Pdt. Soerono Tan