MEMBANGUN SESAMA
Renungan Harian Youth, Senin 04 November 2024
1 Tesalonika 5: 11 “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan”
Menurut kalian siapa yang disebut sesama ? Ada sebuah peribahasa : “tak kenal, maka tak sayang” (Memiliki arti, bahwa orang yang disayang adalah orang yang dikenal dan sebaliknya orang yang tidak dikenal, maka tidak akan disayang.) Orang yang dianggap sesama adalah yang kita kenal saja atau yang kita tau? Perbedaan antara kenal dan tahu adalah :
• Kenal: Berarti memiliki hubungan yang intim dengan sesuatu.
• Tahu: Berarti memiliki pengetahuan mengenai sesuatu.
Sesama manusia adalah semua orang, sekalipun berbeda, bahkan orang yang dianggap musuh harus dikasihi dan ditolong
Dalam Lukas 10: 25 – 37, Kisah mengenai orang samaria yang baik hati. Perumpamaan ini diberikan kepada orang Farisi yang mau untuk mencobainya. Dalam kisah ini ada orang yang turun dari Yerusalem ke Yeriko yang menempuh jalur melingkar karena menghindari Samaria. Pada waktu itu, bagi orang Yahudi, orang Samaria sudah tidak murni lagi dan harus dimusuhi. Dan orang itu kemudian dirampok oleh para penyamun, dan yang menarik yang menolong bukan Imam dan orang lewi tetapi malah orang Samaria yang mereka hindari.
Makna kata “sesamaku” adalah siapapun yang bisa kita tolong – tanpa memandang latar belakang – sesuai poin diatas. Jadi mendefinisikan siapakah sesamaku? berdasarkan apa yang Tuhan Yesus ajarkan. Pengajaran Tuhan Yesus tentang siapakah sesamaku memberikan definsi yang jelas bahwa KASIH tidak TERBATAS kepada kelompok tertentu, perbuatan baik tidak dibatasi oleh perbedaan.
1 Tesalonika 5: 11 “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan”
Berarti, Jika ingin membangun sesama, bahan apa saja yang kita perlukan ?
- BERrela hati
Konsep kemurahan hati adalah ketika kita mau memberi, mau sharing Dan hal ini bertolak belakang dengan apa yang diajarkan dunia ini. Karena di jaman sekarang kita lebih diajarkan untuk menjadi egois dan mementingkan diri sendiri. Gampangnya, berapa banyak kita melihat orang membuat konten mengenai apa yang dia miliki agar merasa “dianggap”. Tapi dunia ini nggak ngajari ketika kita punya sesuatu, apa yang bisa kita kasih untuk sesama.
Kisah Para Rasul 20: 35 “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”
II Korintus 8: 11-12, “Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” (Ayat 11 – jangan cuma semangat untuk niatannya, tapi harus berkomitmen mengerjakannya) - BERbuatlah kebaikan
Dalam =I Timotius 6:17-19 (Dalam Terjemahan Sederhana Indonesia), “Nasihatilah orang-orang kaya supaya mereka tidak sombong dan jangan berharap pada harta duniawi yang tidak tetap, tetapi hanya berharap kepada Allah yang hidup. Karena dengan segala kekayaan-Nya, Allah bermurah hati menyediakan segala keperluan kita agar kita menikmati berkat-Nya itu. Nasihatilah juga mereka supaya berusaha menjadi kaya di mata Allah, yaitu murah hati, suka memberi, dan menggunakan hartanya untuk mengerjakan segala perbuatan yang baik. Dengan berbuat begitu, mereka sama dengan menabung harta di surga sebagai bekal untuk kehidupan yang akan datang. Jadi, mereka mengarahkan tujuannya pada hidup yang kekal.”
JELEKNYA: Generasi saat ini adalah maunya hanya menerima saja tanpa memberi. Gen Z yang telah mengenal teknologi sejak lahir, makanya punya konsep yang mau instan, nggak mau repot dan ribet.
Berkat dan anugrah yang kita peroleh bukanlah untuk diri kita sendiri namun harus mengalir melalui kita kepada sesama. Tujuan kita memberi dengan kemurahan hati bukan agar orang lain berubah seperti kita. Karena itu adalah urusan orang itu sendiri. Jadi kita tidak perlu memusingkan apakah kebaikan kita akan terbalas atau tidak. Karena memang itu adalah kemanpuan Tuhan yang akan memakai kita, sehingga kita Bisa memberi contoh untuk orang lain disekitar kita, tanpa kita sadari - BERkomunitaslah
Kenapa komunitas itu baik untuk membangun sesama ? Komunitas adalah sesuatu yang sudah ada sejak manusia ada, karena kita diciptakan sebagai makhluk sosial. Dan inilah yang membuktikan bahwa komunitas merupakan ALAT yang bisa kita pakai untuk membangun sesame.
Dalam buku The Power of Discipling, karya Gordon Ferguson:“Saat kita mempelajari Alkitab, kita melihat bahwa takkan mungkin ada seorang Kristen “penyendiri”. Kita memainkan peranan sangat penting dalam kehidupan satu sama lain.” - Ada sebuah pernyataan yang berkata demikian:
“PEOPLE COME AND GO, BUT MEMORIES STAY FOREVER”
Rekan-rekan youth, Banyak diantara kita yang akan ada dibanyak circle pertemanan dan akan berganti – ganti, mulai dari kita sekolah di bangku SD, SMP, SMA beranjak ke Kuliah, kemudian Pekerjaan, bahkan diberbagai market place maupun komunitas yang ada. Pertanyaannya, bagaimana kita akan diingat oleh orang – orang tersebut, apakah pribadi yang membangun satu dengan yang lain atau malah sebaliknya, apakah kita adalah pribadi yang diingat karena mencerminkan kebaikan Tuhan atau malah sebaliknya.
Belajarlah untuk Melayani … - Melayani adalah media yang Tuhan berikan kepada kita untuk belajar mengembalikan apa yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
- Waktu, Pikiran, Daya dan Dana. Prinsip melayani adalah memberikan apa yang kita miliki untuk kebaikan orang lain. Melayani sesama adalah wujud kepedulian kepada sesama dalam melayani ada ketundukan diri, meletakkan ego, memikirkan kebaikan orang lain.
Tetap Semangat, Tuhan Yesus Memberkati - EYC02112024-YDK