“Didikan Tuhan”
Renungan harian Anak, Senin 04 November 2024
Syalom, adik-adik yang dikasihi Tuhan! Hari ini kita akan belajar tentang Didikan Tuhan melalui kisah seorang hamba bernama Gehazi yang bekerja untuk nabi Elisa. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kejujuran dan untuk tidak serakah terhadap harta.
Kejujuran Adalah Modal Hidup
Siapa di antara adik-adik yang suka berkata jujur? Kadang-kadang, ketika kita takut atau menginginkan sesuatu, kita mungkin tergoda untuk berbohong. Misalnya, mama bertanya, “Sudah mengerjakan PR belum?” dan kita jawab, “Sudah,” padahal belum. Atau ketika papa tanya, “Sayurnya sudah dimakan?” dan kita bilang, “Sudah, Pa,” padahal sayurnya masih ada. Itu namanya berbohong. Walaupun terlihat kecil, berbohong bisa membuat kita mendapat masalah, karena kebohongan hanya membawa kesusahan.
Belajar dari Kisah Gehazi, Hamba Elisa yang Tidak Jujur (2 Raja-Raja 5:19b-27)
Mari kita simak kisah Gehazi. Gehazi adalah hamba nabi Elisa, seorang nabi besar di Israel. Suatu hari, Elisa menyembuhkan seorang komandan perang dari negeri Aram yang bernama Naaman dari penyakit kustanya. Naaman sangat bersyukur dan ingin memberikan hadiah kepada Elisa, tetapi Elisa menolak. Ia tidak ingin menerima hadiah karena kesembuhan itu adalah pemberian Tuhan. Namun, Gehazi berpikir lain. Diam-diam, Gehazi mengikuti Naaman yang sedang pulang dan berpura-pura bahwa Elisa telah mengutusnya untuk meminta hadiah. Gehazi meminta dua potong pakaian dan setalenta perak, tetapi Naaman malah memberikan dua talenta perak dan pakaian. Gehazi kemudian menyembunyikan harta itu di rumahnya, berharap bisa menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri. Ketika Gehazi kembali ke rumah, Elisa bertanya ke mana dia pergi. Gehazi berbohong lagi dan berkata, “Saya tidak pergi ke mana-mana.” Padahal Elisa tahu semuanya karena Tuhan memberitahunya. Elisa marah dan berkata bahwa hukuman untuk Gehazi adalah penyakit kusta yang akan melekat pada dirinya dan keturunannya. Karena keserakahannya dan kebohongannya, Gehazi dihukum oleh Tuhan.
Belajar dari Kesalahan Gehazi mengajarkan kita beberapa hal penting:
1. Kejujuran Itu Penting. Ketika kita jujur, orang akan percaya kepada kita. Jika kita selalu jujur, Tuhan akan memberkati kita dengan lebih banyak hal baik. Tapi jika kita berbohong, kita akan kehilangan kepercayaan dari orang lain dan menimbulkan masalah.
2. Jangan Serakah. Serakah berarti ingin memiliki lebih banyak dari yang kita butuhkan. Gehazi sebenarnya sudah memiliki pekerjaan sebagai hamba nabi, tetapi karena ia ingin lebih banyak harta, ia akhirnya berbohong dan mengambil yang bukan miliknya. Keserakahan ini membawa hukuman berat baginya.
3. Tuhan Melihat Segala Sesuatu. Walaupun kita mungkin berpikir bisa menyembunyikan kebohongan, ingatlah bahwa Tuhan selalu melihat. Dia mengetahui apa yang kita lakukan, baik di tempat tersembunyi maupun di depan orang lain. Jadi, kita harus selalu berbuat jujur dan takut akan Tuhan.
Adik-adik, mari kita belajar dari kisah Gehazi yang dihukum karena ketidakjujuran dan keserakahannya. Tuhan ingin kita hidup dengan hati yang bersih dan jujur. Ingatlah untuk selalu berkata benar, tidak berbohong, dan tidak serakah akan harta benda, karena Tuhan melihat hati kita. Tuhan akan memberkati mereka yang hidup jujur dan selalu mengikuti jalan-Nya.
Ayat Hafalan
Lukas 12:15, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannya itu.”
Komitmenku hari ini
Aku mau belajar hidup dengan hati yang bersih, jujur dan tidak serakah. Tuhan tahu segala isi hatiku.
Tuhan Yesus memberkati
ElKids 031124 – IFM