Memiliki Perspektif yang Benar

Renungan Harian Jumat, 10 Maret 2023
Perspektif atau cara pandang atau sudut pandang
- Perspektif adalah konsep yang berhubungan dengan cara pandang seseorang.
- Perspektif adalah cara untuk menggambarkan pandangan seseorang terhadap sesuatu
- Perspektif adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, ‘perspicere’
- Perspektif memiliki akar bahasa Latin yang berarti “mengamati / melihat”.
- Perspektif adalah cara seseorang melihat sesuatu.
- Perspektif adalah cara seseorang berpikir dan memahami sesuatu seperti masalah tertentu atau kehidupan secara umum.
- Perspektif juga berarti kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan hal – hal dalam hubungannya satu sama lain secara akurat dan adil
Menurut KBBI, perspektif adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini dan kepercayaan mengenai suatu hal. Manusia seringkali memiliki perspektif / sudut pandang yang berbeda dalam memutuskan sesuatu.

Contoh diatas memberikan pemahaman kepada kita, bahwa perspektif, cara pandang dan sudut pandang begitu sangat penting 6 ( enam ) akan tetap menjadi enam dan 9 ( sembilan ) akan tetap menjadi sembilan. Kesimpulan keduanya tidak akan menerima koreksi, karena dari sudut pandang mereka itu SUDAH BENAR. Kita memiliki banyak sekali keterbatasan, maka hendaklah keputusan dan cara kita menyikapi segala sesuatu harus dilihat dari berbagai sudut pandang agar tidak terjadi kekeliruan.
HARUS MEMILIKI PERSPEKTIF YANG BENAR
Dengan Melihat dari Sudut Pandang Kristus, Manusia melihat apa yang tampak, tetapi Tuhan melihat jauh di kedalaman hati (1 Sam 16:7). Manusia seringkali melihat sesuatu dari apa yang tampak, tetapi apa yang tampak baik diluar belum tentu baik dalam kenyataannya Manusia seringkalai memandang segala sesuatu berdasarkan hikmat duniawi. Namun ketika kita mendasarkan nya dengan hikmat Tuhan, maka kita akan dapat melihat dari apa yang Tuhan lihat (1 Kor 2:6-9).
Karena itu, marilah kita memiliki perspektif dan cara pandang Tuhan.
Karena perspektif kita menentukan reaksi atau tindakan yang akan kita lakukan. Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, bagaimanakah respon kita? Seringkali kita menjadi marah dan menganggap Tuhan tidak mengasihi kita; Sebab kita memandangnya dari sudut pandang pribadi, bukan sudut pandang Kristus.
Tuhan selalu MERENCANAKAN yang TERBAIK bagi kita. à Hal ini yang HARUS menjadi perspektif kita.
Belajar dari Kehidupan Yusuf, anak Yakub.
Yang paling terkenal dari kisah Yusuf ini tentu semua tahu bahwa Yusuf pada akhir hidupnya menjadi seorang penguasa di Mesir dengan kata lain menjadi orang nomor 2 setelah raja Firaun. Liku-liku kehidupan Yusuf-pun tentu sudah tidak asing bagi kita, ia dijual menjadi budak oleh kakak-kakaknya ke sebuah negeri asing, dimana proses hidup yang dialami Yusuf sangatlah kelam, saat sudah mendapat kasih karunia dan dikasihi oleh Potifar, ia harus masuk ke dalam penjara oleh karena fitnahan. Kemudian saat di dalam penjara, Yusuf-pun dilupakan oleh seorang juru minum yang telah mendapat bantuan Yusuf dalam mengartikan mimpinya. Bisa disimpulkan grafik perjalanan hidup Yusuf sungguh naik-turun. Namun pernyataan yang sungguh mencengangkan dari seorang Yusuf saat ia sudah menjadi penguasa di Mesir:
“Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.” (Kejadian 45:5)
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Kejadian 50:20)
Pernyataan Yusuf membuktikan bahwa dalam segala situasi dan kondisi yang tidak baik sekalipun, Yusuf dapat melihat perspektif Tuhan dalam pergumulan yang ia alami di hidupnya, dan pada akhirnya membawa Yusuf kepada RENCANA TUHAN yang BESAR seperti yang pernah Yusuf lihat dalam mimpinya. Manusia mungkin dapat merencanakan perkara yang jahat atas hidup kita, tetapi ingat bahwa Tuhan memegang kendali atas segala perkara, ASALKAN kita memiliki terus perspektif yang BENAR tentang TUHAN kita.
“Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.” (Yeremia 10:23)
Percayalah bahwa dibalik pergumulan dan keterpurukan yang saat ini kita alami, Tuhan tidak pernah gagal untuk mendatangkan kebaikan bagi jalan hidup kita semua
Pdt. Budi Wahono