Kelambanan HATI
Lukas 24:25 ,Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
Peristiwa kebangkitan Yesus menjadi tranding topik pada saat itu. Para wanita sudah mengabarkan kalau Yesus sudah bangkit. Namun ada dua orang murid Yesus yang justru pada hari itu meninggalkan Yerusalem menuju suatu desa kecil yang bernama Emaus. Mereka adalah murid-murid yang mengalami kekecewaan serta kegalauan akibat kematian Yesus. Sebuah kenyataan yang sulit untuk diterima. Mereka berharap kalau Yesus itu tetap hidup dan dengan keberadaannya sebagai Mesias yang berkuasa Ia dapat membebaskan Israel dari penjajahan Romawi.
Di tengah perjalanan, mereka dihampiri oleh “seorang asing” yang tidak mereka kenali yang tidak lain adalah Yesus sendiri. Yesus bertanya seolah-olah ingin mengetahui apa yang sedang mereka perbincangkan. Kedua murid itu sedang membicarakan tentang kejadian yang baru menimpa Yesus, yaitu tentang kematian-Nya dan kabar tentang kebangkitan-Nya serta harapan-harapan mereka sekiranya Yesus tidak ditangkap.
Harapan-harapan kedua murid yang salah ini langsung diresponi oleh Yesus dengan menegur mereka secara keras, bahwa betapa bodoh dan lambannya hati mereka sehingga mereka tidak mempercayai perkataan-perkataan yang telah disampaikan oleh para nabi sebelumnya, termasuk perkataan-perkataan Yesus kepada para murid sebelum peristiwa penyaliban bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga.
Mari kita menaruh perhatian terhadap teguran Tuhan “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu”. Bahwa kebodohan dan kelambanan hati seperti yang terjadi pada kedua murid Yesus ini seringkali kita alami sebagai orang percaya di masa kini. Banyak diantara kita yang larut dalam problema yang berputar-putar akibat asumsi kita yang salah tentang Yesus dan harapan-harapan pribadi kita tentang apa yang harus Yesus lakukan menurut pandangan dan pemikiran kita sendiri.
Apa yang dimaksud dengan Kelambanan Hati?
Hati yang lamban untuk Percaya (Luk. 24:20-21)
Yesus menegur mereka karena mereka tidak percaya kepada Firman yag telah disampaikan oleh para Nabi. Para Nabi telah menubuatkan tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Bahkan selama masa pelayanan-Nya, Yesus telah berulangkali menyampaikan berita tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Namun banyak orang yang tidak percaya mengenai kematian dan kebangkitan-Nya. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pengharapan secara pribadi terhadap Yesus, dan pengharapan itu ternyata tidak terjadi.
Sekiranya mereka paham akan tujuan penebusan Yesus ini adalah untuk mengembalikan manusia kembali ke tatanan Kerajaan Sorga dengan segala rencana-Nya yang dahsyat atas manusia. Maka dari situ seharusnya murid-murid menyadari bahwa Tuhan akan pakai mereka sebagai alat-alat-Nya yang luar biasa untuk menggenapi rencana-Nya. Namun sayangnya, banyak orang percaya yang tidak menangkap rencana Tuhan atas hidup mereka. Yang menjadi fokus seringkali adalah problem pribadi mereka, dan bagaimana membawa problem pribadi tersebut kepada Tuhan agar Tuhan tolong secepatnya, bagaikan berharap Yesus segera mengusir “Romawi dari tanah Israel.”
Hati yang lamban menyadari kehadiran Tuhan (Luk. 24:24)
Di hari kebangkitan Yesus seperti yang telah diberitakan oleh Maria Magdalena dan beberapa orang lainnya, kedua murid tersebut malah memutuskan berjalan pulang menuju ke kampung halamannya. Mereka merasa bahwa berita kebangkitan tersebut hanyalah isapan jempol belaka. Itulah sebabnya, ketika Yesus mendatangi mereka di tengah perjalanan, mereka tidak menyadari bahkan mengenali kehadiran-Nya.
Orang percaya yang tidak menyadari akan kehadiran Kristus di tengah-tengah kehidupannya tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang belum di dalam Kristus. Bukankah kekristenan adalah berbicara tentang Tuhan yang hidup yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, bahkan Roh Kudus-Nya diberikan untuk tinggal di dalam hati mereka yang percaya kepada-Nya untuk melakukan perkara-perkara yang luar biasa? Kekristenan bukanlah tentang semata-mata agama, melainkan tentang hubungan karib yang dibangun antara Tuhan dengan umat-Nya. Dari sinilah maka kehendak dan rencana Tuhan dapat ditangkap dengan benar oleh orang percaya.
Mari umat Tuhan, kelambanan hati hanya akan menghabiskan terlalu lama waktu pengiringan orang percaya untuk diam di satu titik tanpa tahu kemana lagi ia akan melangkah. Bahkan kelambanan hati akan membelokkan jalan hidup orang percaya ke tujuan yang bukan Tuhan kehendaki.
Tuhan Yesus memberkati.
CM