“Mencari Satu yang hilang”

September 13, 2023 0 Comments

Rebungan Harian Rabu 13 September 2023

Bacaan: Lukas 15:1-7 

Yesus menceritakan kepada kita tentang seorang gembala yang memiliki kawanan domba sebanyak 100 ekor, jumlah yang menunjukkan kemakmuran tingkat menengah menurut ukuran di Palestina zaman itu. Yang tergolong miskin memiliki antara 20 sampai 30 ekor, sedangkan yang kaya bisa memiliki antara 200 sampai 300 ekor domba. Menurut tradisi Yahudi di dalam Talmud, seseorang yang memiliki kawanan domba sebanyak 300 ekor dianggap sudah sangat kaya. Gembala yang diceritakan oleh Yesus ini memiliki 100 ekor domba, itu berarti ia masih dapat memberi perhatian kepada setiap dombanya satu per satu. Dengan demikian maka ia masih dapat menggembalai sendiri domba-dombanya tanpa harus mencari pekerja upahan.

Dan karena kawanan domba itu dilepas berkeliaran sambil merumput di daerah perbukitan, sangat besar peluang seekor domba untuk bergerak menjauh dari kawanannya. Jadi seorang gembala harus menghitung domba-dombanya setiap hari untuk memastikan bahwa semuanya sudah terkumpul. Biasanya, penghitungan dilakukan pada malam hari, ketika domba-domba itu sudah dimasukkan ke dalam kandang sementara.

ADA SEEKOR DOMBA YANG HILANG!

Pada malam itu, ketika si gembala itu menghitung jumlah dombanya sampai yang ke-99, ia mendapati ada satu yang hilang. Ke mana domba yang ke seratus? Apa yang harus ia lakukan? Ia harus meninggalkan domba-domba yang lain, mungkin ia segera mengambil beberapa buah batu dan menumpuknya sehingga menutup jalan keluar dari kandang sementara itu. Dengan demikian domba-domba yang sudah terkumpul tidak dapat berkeliaran sementara ditinggalkan, lalu ia pergi mencari domba yang hilang itu. Ini adalah kejadian yang sudah biasa di kalangan penggembala.

SI GEMBALA MENCARI SAMPAI KETEMU DAN MENGGENDONG DOMBA ITU PULANG

Hal berikut yang menarik perhatian adalah keindahan kata-kata yang tertulis di akhir ayat ke-4, “sampai ia menemukannya“. Si gembala itu mencari terus sampai menemukan dombanya; ia tidak mau menyerah. Ia mencari di setiap gua ataupun di setiap lubang yang ditemuinya, mungkin saja domba itu terjatuh di salah satu lubang yang ada. Ia mencari di setiap balik semak belukar dan di mana saja. Ia tidak menyerah sampai akhirnya menemukan kembali domba itu.Si gembala memegang dua kaki di sebelah kanan dan dua lagi di sebelah kiri serta membawanya pulang. Perlu untuk kita ingat bahwa domba yang hilang itu dibawa pulang ke rumah di dalam perumpamaan ini (ay,5-6).

Yang dibahas di dalam perumpamaan ini adalah seekor domba. Menurut Alkitab, domba tidak mengacu kepada orang non-Kristen melainkan kepada orang Kristen. Yang menjadi pertanyaan, mengapa seekor domba dapat tersesat? Kemungkinan pada saat sedang merumput, perhatiannya tertuju pada rumput hijau yang lezat itu, jadi ia akan terus mengikuti jalur rumput yang hijau itu. Ia tidak menyadari bahwa dirinya sudah terpisah jauh dari kawanan domba yang lain. Ia tersesat karena tergoda pada apa yang dilihatnya. Sekarang kita tahu bahwa domba yang dibahas di pasal ini adalah orang Kristen yang tersesat.

TERSESAT: TIDAK TAHU ATAU TIDAK MELAKUKAN FIRMAN ALLAH

Sesudah memegang prinsip ini, kita harus melanjutkan dengan memahami mengapa seseorang dapat tersesat. Kita sudah melihat sebelumnya bahwa hal ini berkaitan dengan godaan. Akan tetapi hal ini mempunyai akar yang lebih mendalam.

Yesus berkata di Markus 12:24, “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah”

Kata ‘sesat’ di dalam Injil Markus ini, di dalam bahasa sumbernya – yaitu bahasa Yunani, sama dengan kata ‘sesat’ yang tertulis di Matius 18:12, “…jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat…” Mengapa seseorang tersesat? Karena mereka tidak tahu Firman Allah dan mereka belum mengalami kuasa-Nya. Jika kita menganali kedua hal itu, maka dengan kasih karunia Allah, kita tidak akan tersesat.

Banyak orang Kristen yang tidak berakar dalam Firman Allah. Itu sebabnya mengapa saya begitu prihatin bahwa kita terus menggali Firman Allah agar kita mengetahui Firman-Nya. Bukan karena saya ingin menjadikan kita sebagai cendekiawan atau pakar Alkitab, tetapi karena hal ini dapat mencegah kita dari kesesatan. Kita tidak akan tersesat jika kita mengerti apa kata Firman-Nya berkaitan dengan sesuatu hal. Banyak orang Kristen yang melakukan suatu tindakan secara keliru karena mereka belum menghayati dan menyerap Firman-Nya ke dalam kehidupan mereka agar Firman itu mengubah mereka.

Hal kedua yang menyebabkan kesesatan adalah karena mereka belum mengalami kuasa-Nya. Sudahkah kita mengalami kuasa-Nya? Saya selalu berharap agar semua orang Kristen mengetahui kuasa-Nya. “Anda tidak mengetahui Firman Allah dan juga kuasa-Nya”. Jika kita mempraktikkan ajaran dari Firman Allah, kita akan mengalami pergerakan dari kuasa Allah. Hanya jika kita mengerti Firman-Nyalah maka kita dapat melakukan Firman-Nya itu. Dan melalui pelaksanaan Firman-Nya kita mengetahui kuasa-Nya.

Tuhan Yesus memberkati

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *