“MENERIMA KEKALAHAN”

Renungan Harian Anak, Rabu 07 September 2022

Halo adik-adik ELOHIM kids. Bagaiman kabarnya hari ini? Semoga hari adik-adik penuh sukacita dan semangat yang baru karena Tuhan selalu beserta dengan kita. Tak lupa juga, Tuhan selalu ada untuk kita baik kemarin, hari ini, besok bahkan sampai selama-lamanya. Yuk hai ini sama-sama kita mau belajar firman Tuhan lewat renungan hari ini.

Reza adalah anak yang sangat pintar di sekolah. Karena kepintarannya, dia pun terpilih menjadi salah satu siswa yang akan mewakili sekolahnya untuk lomba cerdas cermat tingkat kota. Ketika tiba hari lomba, Reza merasa gugup karena lomba cerdas cermat antar Sekolah Dasar akan dimulai. “Tenang Za, jangan merasa gugup. Kita harus percaya diri karena kita sudah mempersiapkan diri kita sejak lama. Kalau kita kalah denga rasa gugp, bisa-bisa kita malah lupa sam materi pelajaraan yang sudah kita kuasai sebelumnya!” Kata temannya Reza mencoba membuat Reza tenang dan tidak gugup. “Iya ya, betul apa yang kamu kaatakan. Aku harus bia tenang agar kita bisa menang. Karena kita sudah berlatih setiap hari, kita harus lebih percaya diri. Tapi sebaiknya kita berdoa dulu supayay Tuhan Yesus menolong kita.” Kata Reza yang sudah mendaptkan kembali rasa PeDenya setelah disemangati. Selesai berrdoa, Bu Guru berpesan kepada mereka, “Ingat anak-anak, kita harus berusah sebaik mungkin, jangan sampai patah semangat. Satu hal lagi, kita harus bermain sportif. Oke selamat bertanding ya….”

Setelah melewati berbagai seleksi yang ketat, terpilihlah tiga kelompok yang maju ke babak final. Reza dan teman-temannya masuk ke babak final dan berada dalam kelompok A. Sementara tim B dan C diwakili oleh anak-anak dari sekolah lain. Setelah melewati beberapa babak, Reza merasa lawan mereka sangat kuat dan mereka tidak ada yang mau mengalah. Naamun, Reza tetap perrcaya diri dan terus berdoa kepada Tuhan agar mereka terus bisa melakukan yang terebaik. Dan setelah melewati babak terakhir, kelompoknya Reza rupanya mempunyai nilai yang imbang dengan kelompok B. Maka diadakanlah babak bonus. Jadi untuk menentukan pemenangnya, para juri memberikan satu pertnyaan rebutan. “Teet!” terdengar kelompok B menekan tombol sesaat pertanyaan dibacakan. “Aduh, kita kalah cepat.” Kata teman Reza.. dan benar saja, kelompok B mampu menajwab pertanyaan rebutan itu denggan benar sehingga merekalah yang keluar sebagai pemenangnya. Reza berkata, “terima kasih teman-teman ssudah melakukan yang terbaik. Kita jangan larut dalam kesedihan. Lain kali kita akan bangkit dan jadi lebih hebat lagi supaya kita bisa menang. Yuk kita berikan selamat kepada mereka sebagai bentuk sportif kita.” Reza dan teman-temannya pun akhirnya bisa menerima kekalahannya dan memberikan selamat kepada tim B yang menajdi pemenang.

Adik-adik, dari cerita Reza dkk diatas, kita bisa melihat perjuangan mereka untuk bisa mememnangkan lomab tersebut. Namun pada akhirnya, mereka kalah. Tapi hebatnya, mereka mampu mengakui kekalahannya. Dan memberi ucapan selamat kepada tim B yang jadi pemenang. Mereka mau ikut bersukacita dengan Keberhasilan lawan yang telah mengalahkan mereka.

Kita juga hari ini diingatkan bahwa ada saatnya kita harus menerima kekalahan kita. Meskipun sebanyak apapun hal yang kita pesiapkan, kalau kita masih saja kalah, berarti kita harus berusaha lebih keras lagi. Melalui kekalahan yang kita alami, kita diberikan kesempatan untuk bangkit dan menjadi lebih kuat lagi sehingga di kesempatan lainnya kita bisa menjadi pemenang.

Namun ingat! Kita juga harus tetap sportif kepada lawan kita. Kita harus ikut senang karena mereka bisa menang. Dengan begitu, kita bisa bersukacita bersama-sama dan mau untuk belajar lebih baik lagi.

Ayat Hafalan

Roma 12:15 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”

Komitmenku hari ini

Jadilah anak yang memiliki sportivitas. Ketika kita kalah dalam persaingan, kita tidak boleh marah dan kecewa sebaliknya kita harus menghargai dan bejuang untuk menjadi lebih baik lagi

Tuhan Yesus memberkati

MEK – GCT