Mengatasi Kekecewaan

Bacaan : Habakuk 3
Ayat Pokok : Habakuk 3:18-19 “namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku”
Shalom… Selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Apakah anda pernah kecewa??? Pertanyaan ini sangatlah mudah untuk dijawab dan jawabannya adalah “Pernah”. Karena setiap orang pasti pernah kecewa. Ada yang kecewa sesaat, ada yang berlarut-larut kekecewaannya dan ada pula yang membawa kekecewaannya seumur hidupnya. Ada juga yang karena kecewa sampai meninggalkan Tuhan, ada juga yang memutuskan untuk tidak beribadah karena kekecewaannya kepada Tuhan. Sebenarnya apakah arti dari kata kecewa itu sendiri??? Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata “Kecewa” memiliki arti kecil hati, tidak puas (karena tidak terkabul keinginannya). Gagal (Tidak berhasil) dalam usahanya.
Hari ini kita belajar bersama dari pengalaman Nabi Habakuk. Habakuk menuliskan dalam Habakuk 3:17-19 mengenai beberapa hal yang mengecewakan dan bagaimana caranya mengatasinya.
Kita juga akan belajar hal apakah yang sering menyebabkan kita kecewa, kemudian kita belajar bagaimana menemukan solusinya.
Yang pertama, Penyebab Kekecewaan.
Jika kita melihat pada definisi kata kecewa menurut KBBI diatas, kecewa terjadi karena keinginan yang tidak terkabul dan gagal atau tidak berhadil dalam usahanya. Dalam Habakuk 3:17, hal yang mengecewakan adalah pohon ara yang tidak berbunga, dengan demikian pasti tidak akan ada buah ara yang akn dinikmati. Pohon anggur yang tidak berbuah, sehingga tidak ada air anggur untuk diminum. Zaitun tidak menghasilkan, ladang tidak menghasilkan makanan. Ternak terhalau dari kandang. Apa yang dituliskan nabi Habakuk pastinya merupakan penyebab dimana seseorang dapat menjafi kecewa.
Jika demikian, masalah yang datang bertubi-tubi yang terjadi dalam hidup seseorang dapat menyebabkan kekecewaan. Kemudian seseorang juga bisa menjadi kecewa karena memiliki pengharapan yang tak kesampaian. Orang yang seperti ini lambat laun akan kehilangan pengharapan hidup karena kerinduannya tidak tercapai. Hal lain yang sering sangat mengecewakan adalah saat kita meremehkan hal-hal kecil. Misal kita teledor dalam meletakkan SIM, STNK dan kartu tol saat kita berkendara. Ini sepertinya hal kecil namun sangat penting bukan?
Selain itu, berpuas diri juga dapat menjadi penyebab kekecewaan. Stephen Elop, CEO Nokia pernah mengatakan, “Kami tidak melakukan kesalahan apa-apa, namun kami tidak tahu mengapa kami kalah.” Mari kita belajar dari Nokia yang sempat berpuas diri dan akhirnya mau tak mau ia diakuisi oleh Microsoft pada tahun 2013. Hal fatal yang sering kita lakukan adalah sering menyia-nyiakan waktu yang kita miliki. Semua orang memiliki waktu yang sama, namun cara kita mengelola waktu menunjukkan prioritas kehidupan kita yang sesungguhnya.
Orang yang terlalu percaya diri juga dapat menyebabkan dirinya hanyut dalam kekecewaan ketika mengalami kegagalan disaat dia sangat sakin bahwa dirinya pasti akan berhasil. Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, jika kita memiliki hal-hal di atas, maka kita harus segera berubah.
Yang kedua, Solusi mengatasi kekecewaan.
Habakuk 3: 18-19 menuliskan; “aku akan bersorak sorai di dalam Tuhan. Beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Allah Tuhanku, itulah kekuatanku. IAmembuat kakiku seperti kaki rusa. Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”
Jadi hal penting yang harus kita lakukan adalah bersyukur dengan apa yang ada pada kita
Kemudian mulai sadar diri bahwa tak semua yang kita inginkan pasti tercapai. Selanjutnya jangan terlalu berharap kepada manusia, namun teruslah berharap kepada TUHAN yang merupakan sumber kekuatan dan pengharapan kita. Jangan lupa untuk sering mengevaluasi diri secara berkala, malam hari menjelang waktu istirahat kita adalah waktu yang baik untuk melakukan evaluasi diri dan berdoa. Jika kita mau curhat, kita harus curhat di tempat yang tepat. Kemudian mari kita belajar menerima orang lain apa adanya. Kita tidak dapat mengubah orang lain, hanya orang tersebut yang dapat mengubah dirinya sendiri dengan pertolongan TUHAN. Selanjutnya kita harus mau bangun dan bangkit dari kekecewaan dan memulai dari awal lagi.
Sebagai seorang percaya marilah kita senantiasa bergantung dan mengandalkan Allah setiap hari. Kita harus ingat bahwa kekecewaan tidak menyelesaikan masalah, marilah kita senantiasa mengevaluasi diri dan bangkit dari kekecewaan.
Maju memulai sesuatu yang baru bersama Tuhan dengan pengharapan akan masa depan yang cerah bersama dengan DIA.
Amsal 23:18 “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
DS