Menghadapi Masa Depan

January 9, 2024 0 Comments

Renungan Harian Selasa, 09 Januari 2024

Syalom bapak ibu yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…

Banyak di antara kita yang mungkin sedang kuatir akan masa depan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Faktanya, kita tidak dapat mengendalikan masa depan kita. Tuhan ingin percaya kepada-Nya daripada menguatirkan masa depan kita yang tidak kita ketahui. Percaya kepada-Nya merupakan sebuah proses panjang dalam hidup kita. Seperti sebuah siklus yang perlu kita ulangi setiap menit, jam, dan hari, yang hasilnya akan menuntun kita kepada pertumbuhan iman.

Beberapa masalah yang tidak kunjung selesai yang sedang menghimpit dan menyesakkan kita. Masalah yang membuat kita takut. Kita perlu mengatasi ketakutan itu dengan cara bergantung kepada Tuhan dan tetap menaruh pengharapan kita pada janji-Nya. Kita perlu memecayakan kekuatiran kita kepada-Nya dengan cara memberikan ruang bagi Firman-Nya untuk bekerja dalam hidup kita.

Kita bisa merenungkan nasehat tentang 3 prinsip dalam menghadapi masa depan :

1. Tuhan Yesus mengetahui dengan pasti dan jelas tentang masa depan kita.

Tuhan Yesus mengetahui dengan pasti dan jelas tentang masa depan kita seperti ia tahu masa depan Petrus. Ia berdaulat, mengontrol dan mengetahui masa depan umatNya dengan pasti. Melihat kedepan, kita mudah kuatir karena keterbatasan kita sebagai manusia.

Manusia terbatas  tetapi Tuhan kita tidak terbatas.  Semakin kita kita bersama Tuhan maka kita semakin  tenang melihat masa depan kita.  Pandangan mata kita hanya bisa melihat dekat tetapi  Tuhan kita tidak terbatas dan bisa melihat jauh ke depan.   Menarik untuk diperhatikan bahwa dari segi manusia, masa depan Petrus menyedihkan, dimasa depan ia akan mati sebagai martir dan ia akan membiarkan dirinya hidup dalam ketaatan dalam menghadapi situasi yang sulit. Ia tidak takut mati, dan ia tidak akan menyangkal Tuhan Yesus lagi.  

Apa poinnya? apa yang dipandang Tuhan jauh lebih penting dan bukan yang dipandang oleh manusia.

Jadi artinya mutu atau kualitas hidup kita tidak tergantung kepada lamanya kita hidup dalam melayaniNya, tidak tergantung dimana kita melayaniNya dan tidak bergantung pada banyaknya harta kita, mutu hidup kita bergantung pada kehidupan  yang memuliakan Tuhan Yesus, Kehidupan yang berfokus pada ketaatan, tunduk, dan ikut pada kehendakNya. Ironisnya pada umumnya, penderitaan atau masalah yang kita hadapi bukan karena kita ikut Yesus atau melayani-Nya tetapi karena keteledoran kita, ketidaktaatan atau kesalahan kita sendiri.

2. Fokus pada pribadi Yesus bukan manusia

Tuhan Yesus melarang Petrus melihat orang lain, tapi lihat Yesus saja (ayat 22) Yohanes murid Tuhan yang dikasihi Yesus mempunyai masa depannya sendiri ,  Yesuslah yang berdaulat atas masa depan setiap umat-Nya.

Ibrani 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan

Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini kita harus memandang kepada Yesus sehingga tindakan tersebut mengubah hidup kita,  Kecendrungan manusia suka melihat orang yang bisa jadi membuat kita membandingkan dan akhirnya menjadi iri hati. Ingatlah bahwa Iri hati merusak tulang bagian dalam hidup kita (pikiran, hati ,dan perasaan kita – Amsal 14:30)

3. Mengikut Yesus dengan segenap hati dan sukacita

Yesus berkata pada Petrus, “Ikutlah Aku” . Artinya gaya hidup kita adalah gaya hidup dalam ketaatan pada Yesus Kristus.  Dalam Yohanes 15:4-5, Tuhan Yesus memerintahkan kita untuk tinggal, tetap fokus, dan terus menjaga hubungan dengan Tuhan maka kehidupan kita akan menghasilkan buah.  Tetap dalam Yesus akan memiliki buah, buah adalah hasil dari hati yang terpikat, atau hubungan erat dengan Yesus.

Perhatikan dan amati sekali lagi dengan baik ajakan Yesus, ikutlah Aku, ikutlah Aku berarti ada keputusan pribadi yang diambil, ada dedekasi, komitmen dan pengorbanan dari kehendak kita  kepada kehendak Tuhan, mematikan ego kita kpd pimpinan Tuhan.

Ikut  Yesus berarti  kita memberikan iman kita pada Yesus untuk mengalahkan  kekuatiran kita.

Saat kita takut, kuatir, dan kehilangan harapan, Tuhan ingin kita bersandar kepada Firman-Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Tuhan memberkati.

TC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *