Menghidupi Kemurahan Hati Allah

February 10, 2025 0 Comments

Renungan Harian Senin, 10 Januari 2025

Ayat Pokok: Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. (Lukas 6:36)

Sering kali kita berpikir bahwa hidup ini harus berjalan berdasarkan keadilan. Kita merasa bahwa setiap orang harus menerima sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Namun, dalam ajaran Kristus, ada sesuatu yang lebih tinggi daripada sekadar keadilan, yaitu kemurahan hati. Allah tidak hanya adil, tetapi juga penuh belas kasihan.

Dalam Hosea 4:6, Tuhan berkata, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Aku.” Mengenal Allah bukan hanya tentang memahami firman-Nya, tetapi juga meneladani sifat-sifat-Nya. Salah satu sifat Allah yang menonjol adalah kemurahan hati.

“Orang yang menyembah akan menjadi serupa dengan yang disembah.” Jika kita benar-benar menyembah Allah yang murah hati, seharusnya sifat kemurahan hati-Nya juga tercermin dalam hidup kita. Oleh karena itu, pertanyaan bagi kita hari ini adalah: “Apakah aku murah hati?”

Adilkah Allah Jika Dia Murah Hati?

Dalam Matius 20:1-16, Yesus menceritakan perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur. Sang pemilik kebun memberikan upah yang sama kepada pekerja yang bekerja sejak pagi maupun yang baru mulai bekerja di sore hari. Hal ini menimbulkan rasa iri di antara pekerja yang sudah bekerja lebih lama. Mereka merasa tidak adil karena menerima upah yang sama dengan mereka yang bekerja lebih sedikit.

Dari kisah ini, ada beberapa pelajaran penting tentang kemurahan hati Allah:

1. Kemurahan hati berada di atas keadilan. Jika Allah hanya bertindak berdasarkan keadilan, kita semua tidak akan bisa menerima keselamatan, karena kita telah berdosa. Namun, karena kasih dan kemurahan hati-Nya, Allah memberi kita anugerah yang tidak layak kita terima.

2. Kita tidak berhak menuntut kemurahan hati Allah. Segala sesuatu yang kita terima dari Allah adalah anugerah, bukan hak yang bisa kita tuntut. Kemurahan hati-Nya diberikan bukan karena kita pantas, tetapi karena kasih-Nya yang besar.

3. Apakah kita iri hati terhadap kemurahan hati Allah? Kadang-kadang kita tidak suka ketika Allah memberkati orang lain lebih dari kita. Kita mungkin merasa bahwa kita lebih layak menerima berkat daripada orang lain.

Tanda-Tanda Orang yang Iri Hati terhadap Kemurahan Hati Allah

Jika kita tidak memiliki hati yang murah hati seperti Allah, ada beberapa tanda yang bisa muncul dalam hidup kita:
✅ Tidak suka melihat orang lain diberkati dan menuduh Allah tidak adil.
✅ Senang melihat orang lain susah, tetapi susah melihat orang lain senang.
✅ Tidak memiliki rasa syukur dan sering bersungut-sungut.
✅ Kata-kata kita cenderung menyakitkan hati orang lain.

Allah memang adil, tetapi kasih karunia-Nya membuat Dia juga murah hati. Taurat berfokus pada keadilan, tetapi kasih karunia menambahkan kemurahan hati. Jika kita ingin hidup seperti Allah, kita harus belajar menghidupi kemurahan hati dalam keseharian kita.

Jika Allah menghitung segala sesuatu berdasarkan keadilan saja, kita tidak akan pernah bisa memenuhi standar-Nya. Tetapi, karena kemurahan hati-Nya, kita diselamatkan.

Perumpamaan pekerja di kebun anggur menunjukkan bahwa Allah tetap mencari “buah anggur-Nya” sampai sore hari. Artinya, kemurahan hati Allah berlaku bagi siapa saja, bahkan bagi mereka yang datang kepada-Nya di akhir hidup mereka. Mari kita hidup dalam kemurahan hati Allah, bukan hanya menerima kasih-Nya, tetapi juga membagikannya kepada sesama.

Kesimpulan

Rangkuman Khotbah

Pdt. Gatut Budiono

Dapatkan Link renungan Harian dari elohim.id setiap hari dengan bergabung kedalam Grup Renungan Harian kami
Silahkan ketik Nama (spasi) Daerah asal (Spasi) No Hp yang anda daftarkan
Kirim ke 0895-1740-1800
Tuhan Memberkati dan tetap bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *