MENGUCAP SYUKUR DALAM SEGALA KONDISI

Renungan Harian Youth, Selasa 25April 2023
1 Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Menurut kamus, kata “syukur” adalah rasa terima kasih kepada Allah. Itu artinya, ketika kita bersyukur kepada Allah, saat itu juga kita memberikan rasa terima kasih kepada Tuhan. Kepada sesama manusia, ungkapan terima kasih kita sering diwujudkan dalam bentuk melakukan tindakan-tindakan yang menyenangkan hatinya. Seharusnya, begitu jugalah yang berlaku kepada Tuhan.
Julianto Simanjuntak dan Roswitha Ndraha dalam buku Seni Merayakan Hidup yang Sulit, 1 Tesalonika 5 ayat 18 mengandung perintah bagi umat Kristen untuk selalu bersyukur dan bersukacita dalam segala keadaan. Mengucap syukur adalah suatu keputusan dan pilihan yang bisa diambil. Dalam hidup ini, orang percaya dihadapkan dengan dua pilihan, mengucap syukur atau menggerutu. Melalui 1 Tesalonika 5 ayat 18, Yesus mengajarkan anak-anak-Nya untuk menjadikan pengucapan syukur sebagai pilihan hidup tersebut.Di sisi lain, pengucapan syukur juga menjadi bentuk kepercayaan kita kepada Allah.
Ketika mengucap syukur, umat sudah percaya bahwa Tuhan Yesus akan bekerja secara luar biasa untuk kebaikan.
Mari melihat kisah Yunus yang bersyukur kepada Tuhan. Mengapa Yunus berada di dalam perut ikan? Jawabnya karena ketidaksetiaan dan ketidakpatuhan Yunus kepada perintah ALLAH. Akibatnya ia mendapat ganjaran dari Allah dengan membiarkannya ditelan oleh ikan yang besar dan berada di dalam perut ikan itu selama 3 hari 3 malam. Akhirnya, ganjaran dari Allah ini membuat Nabi Yunus menjadi sadar dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Namun, satu hal yang perlu kita contohi dari Nabi Yunus ini adalah ketika dia menderita berada di dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam, Yunus berdoa kepada Allah. Di dalam doanya, Yunus mengucap syukur kepada Allah dan bukannya mengeluh atas apa yang terjadi. Di dalam doanya tersingkap nada penyesalan Yunus atas apa yang telah dilakukannya.
Yunus 2:9, Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!
Perkataan Yunus di dalam perut ikan pada pasal 2 ini merupakan sebuah mazmur ucapan syukur kepada Tuhan. James K. Bruckner, seorang profesor dalam bidang Perjanjian Lama, mengatakan bahwa selain doa Yunus merupakan mazmur, juga perkataan pertama kalinya secara langsung kepada Tuhan. Menariknya, Yunus mengatakan ini ketika berada di dalam perut ikan (1:17), sebuah kondisi yang sebenarnya tidak ideal untuk berdoa dan mengucap syukur. Namun, Yunus tetap mengucap syukur kepada Tuhan karena ia tahu bahwa ditelan ikan besar merupakan bentuk penyelamatan Tuhan baginya (ay. 6).
Orang yang peka terhadap pekerjaan Tuhan dalam hidupnya akan dapat mengucap syukur dalam segala keadaan.
Beberapa teolog menerjemahkan ucapan syukur Yunus tersebut dalam bentuk puji-pujian atau nyanyian syukur kepada Allah. Dan ketika Allah mendengar nyanyian pujian Yunus dari dalam perut ikan, hati-Nya diliputi rasa sukacita. Allah senang mendengarnya. Di dalam doa ucapan syukurnya, Yunus mengatakan bahwa ia akan membayar nazarnya dan dia meyakini bahwa Allah adalah pertolongannya. Dia masih percaya bahwa Allah sanggup untuk menyelamatkannya jikalau Allah berkehendak untuk melakukannya. Inilah “iman” yang masih dimiliki Yunus walaupun dia menghadapi keadaan dan kenyataan yang sulit.
Mungkin saat ini pun kita sedang menghadapi kesulitan yang begitu berat dan rasanya mustahil untuk diselamatkan, seperti Yunus dalam perut ikan 3 hari 3 malam. Tetapi Percayalah saat kita berseru dan berdo’a kepada Tuhan; Tuhan sanggup menolong kita dan menyelamatkan kita.
Dalam keadaan sesulit apapun dalam keadaan kita, segelap apapun hidup kita, berdoalah dan berharaplah kepada Tuhan Yesus, Dia sanggup menolong dan memberkati hidup kita.
Hal yang sama juga nyata dalam kisah Rasul Paulus dan Silas yang dipenjara di kota Filipi. Mereka dijebloskan ke sel besi bukan karena kesalahan mereka, tetapi karena mengerjakan pekerjaan Tuhan. Meski dalam kondisi susah mereka tetap dapat menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan (Kis. 16:24-26). Paulus dan Silas dapat tetap bersyukur karena mereka tidak melihat kondisi di sekeliling, tetapi yakin bahwa Tuhan yang mengutus akan selalu menyertai mereka.
Orang Kristen dipanggil untuk tetap bersyukur dalam segala keadaan karena Tuhan Yesus selalu menyertai dan berjanji memberikan yang terbaik buat kita (Mat. 7:11). Kondisi buruk yang terjadi di sekitar bisa memaksa seseorang berpikir realistis yang kadang berubah menjadi pesimistis, tetapi tidaklah demikian bagi orang Kristen. Apa pun kondisi buruk yang kita alami, mari percaya dan melihatnya bahwa ada rancangan baik bagi kita yang Tuhan persiapkan (Yer. 29:11). Sikap itu memampukan kita untuk mengucap syukur dalam segala keadaan.
Rekan-rekan youth, Allah menghendaki selalu ada ucapan syukur keluar dari hati kita. Mengucap syukur harus menjadi trade markanak-anak Tuhan dan juga menjadi gaya hidup kita sehari-hari. Sekalipun keadaan dan kondisi tidak baik; masalah, persoalan tidak pernah berhenti dari kehidupan kita. Orang yang mengucap syukur percaya di balik semuanya itu, Tuhan punya rencana yang indah. Mengucap syukurlah senantiasa sebab itu yang Allah inginkan dari setiap kita sebagai anak-anak Tuhan.
Ada kuasa Allah yang akan dinyatakan di balik pengucapan syukur.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
RM-DOT