“Menjadi Garam bagi Dunia Ini”

Renungan Harian anak, Sabtu 13 Juli 2024
Halo adik-adik! Syalom! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga semuanya dalam keadaan baik dan sehat. Hari ini, kita akan belajar tentang apa artinya menjadi “garam dunia” seperti yang diajarkan Yesus dalam Matius 5:13. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
Suatu hari, Mama Rani dan Rani sedang asyik memasak di dapur. “Rani, tolong ambilkan garamnya ya. Mama akan tambahkan ke dalam sup,” pinta Mama Rani seraya ingin menambahkan rasa pada masakan mereka. Rani dengan antusias bertanya, “Mama mau masak apa?” Mama Rani tersenyum, “Mama akan masak sup kesukaan kamu dan Papa, pasti Rani tahu kan?” ujarnya. Rani langsung bersemangat, “Wah, pasti sup kentang baso ya! Enak banget kalau dimakan pas masih hangat,” tambahnya dengan senang. Kemudian mama memasukkan sedikit garam dan berkata “Ini supaya sup yang mama masak tidak hambar dan menjadi sedap”, dengan spontan Ranipun mengambil garam dan mau memasukkan garam lebih banyak, namun dihantikan mama dan berkata “Rani memberik garam itu harus pas dan tidak sembarangan, jika terlalu sedikit akan hambar dan jika terlalu banyak nanti keasinan dan ga ada yang bisa memakannya”
Adik-adik tepat apa yang dikatakan mama Rani, garam itu harus berfungsi dengan pas, maka akan memberi rasa yang enak. Garam adalah bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Garam digunakan untuk memberikan rasa pada makanan, untuk mengawetkan makanan, dan bahkan dalam beberapa obat-obatan. Tanpa garam, makanan kita akan terasa hambar dan tidak enak. Itulah kehidupan anak Tuhan, menjadi garam adalah tentang nilai kehidupan yang pas dan sesuai dengan kebenaran Firman maka kehidupan kita akan menjadi berat
Apakah Fungsi dan makna menjadi Garam bagi dunia ini
1. Memberikan Rasa, Sebagai garam dunia, kita diharapkan untuk memberikan rasa yang baik dalam kehidupan ini. Bagaimana caranya? Dengan bersikap baik kepada orang lain, membantu teman-teman yang kesulitan, dan selalu berkata jujur. Misalnya, ketika kita melihat teman yang sedih atau kesepian, kita bisa mendekatinya, menghiburnya, dan menjadi teman yang baik. Dengan begitu, kita memberikan “rasa” yang enak dalam kehidupan orang lain.
2. Mengawetkan Kehidupan, Garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan agar tidak cepat rusak. Sebagai garam dunia, kita harus menjaga nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang diajarkan Tuhan. Kita harus menjauhi hal-hal yang tidak baik, seperti berbohong, berkelahi, atau menyontek. Dengan menjaga kebaikan dan kebenaran, kita membantu mengawetkan kehidupan yang benar di dunia ini.
3. Menjadi Berkat bagi Orang Lain, Tuhan Yesus menginginkan kita menjadi berkat bagi orang lain. Itu berarti kita harus peduli dan membantu orang di sekitar kita. Misalnya, kita bisa berbagi makanan dengan teman yang tidak membawa bekal, atau membantu tetangga yang memerlukan bantuan. Ketika kita menjadi berkat bagi orang lain, kita menunjukkan kasih Tuhan melalui tindakan kita.
Menjadi garam dunia. Itu berarti kita harus selalu berbuat baik, menjaga nilai-nilai kebenaran, dan menjadi berkat bagi orang lain. Jangan biarkan garam kita menjadi tawar, artinya jangan biarkan kebaikan kita hilang. Teruslah berusaha untuk menjadi anak-anak yang baik dan penuh kasih, sehingga orang lain bisa merasakan kasih Tuhan melalui kita.
Ayat Hafalan
Matius 5:13. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
Komitmenku hari ini
Tuhan memanggil kita sebagai garam dunai, memberikan Rasa, mengawetkan kehidupann dan menjadi berkat bagi orang lain.
Selamat menjadi garam dunia, adik-adik! Tuhan Yesus memberkati.
YNP – NJ
PENGUMUMAN
Jangan lupa adik-adik semuanya, untuk mengikuti ibadah Anak Elohim di Gedung Gereja ya besok hari minggu jam 8.00 … Ayo ajak teman-teman kita semuanya ya ..
“KEAJAIBAN PEMULIHAN TUHAN”

Kita akan melanjutkan kembali pelajaran tentang kehidupan Ayub pada bagian akhirnya dalam Ayub 42:1-17 bahwa Tuhan sanggup memulihkan Ayub dari penderitaannya dan kita juga mau percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam hidupnya.
Ayo kita bersukacita Bersama memuji Tuhan dan juga yang paling penting kita belajar Firman Tuhan.
Sampai jumpa besok …
Tuhan Yesus memberkati